Pasar tradisional Projo di Semarang terbakar
Merdeka.com - Kebakaran terjadi di Pasar tradisional Projo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jumat (20/7) sekitar pukul 21.30 WIB. Akibatnya ratusan kios yang ada di pasar terbakar.
Sedikitnya sebanyak 40 persen bagian pasar yang berada ditengah-tengah jalur alternatif Semarang-Temanggung itu rata dengan tanah. Kebakaran yang terjadi di pasar diduga titik api pertama muncul di belakang Pos Satuan Petugas Kemanan (Satpam) pasar. Api kemudian menjalar ke seluruh bagian pasar.
"Awalnya api muncul pertama dari belakang pos satpam yang berada di pinggir pasar. Namun, lama-lama api menjalar ke seluruh bagian tengah pasar," kata Rifky (30) salah seorang warga sekitar yang sempat menyaksikan terjadinya kebakaran.
Sebanyak enam mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Semarang diturunkan. Baik petugas dan warga ikut membantu memadamkan api.
Sementara beberapa pedagang terlihat mencoba menyelamatkan barang yang belum terbakar sebelum api membesar.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasar murah di Jakarta digelar mulai 26 Februari sampai 9 Maret 2024
Baca SelengkapnyaRata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca SelengkapnyaLebih dari 42 ribu penumpang telah diberangkatkan dari Stasiun Gambir, Pasar Senen dan beberapa stasiun lainnya di wilayah Daop 1 Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaMeski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaMeski harga mengalami kenaikan, Pj Wali Kota memastikan pasokan beras dan sembako masih aman.
Baca SelengkapnyaWalaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan
Baca SelengkapnyaSuasana mencekam saat ketiga pelaku, YN (54), MH (37), dan FJ (33), dievakuasi dari dalam mobil dekat rumah korban
Baca SelengkapnyaPelaku membunuh korban inisial SB yang merupakan sesama pencuri karena pembagian hasil curian tidak rata.
Baca Selengkapnya