Motif Aipda HR Nekat Coret Kantornya Sarang Korupsi dan Pungli
Merdeka.com - Anggota Kepolisian Resor Luwu, Aipda HR menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar setelah melakukan aksi vandalisme di kantornya dengan menuliskan Sarang Korupsi dan Sarang Pungli.
Aipda HR mengungkapkan aksi nekatnya karena kecewa tetap membayar saat mengurus SIM.
Di depan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan (Sulsel), Inspektur Jenderal Nana Sudjana, Aipda HR mengatakan sebelum melakukan corat coret di kantornya, dirinya sedang mengurus SIM di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Luwu.
"Saya mengurus SIM, tetap disuruh bayar Rp200 ribu. Lalu terakhir saya mencoret-coret," ungkapnya singkat di RSKD Dadi Makassar, Senin (17/10) malam.
Sementara itu, Kapolda Sulsel, Irjen Nana Sudjana mengatakan saat ini Aipda HR masih dalam observasi oleh tim ahli kejiwaan RSKD Dadi Makassar. Dia menyebut secara fisik, Aipda HR dalam kondisi sehat.
"Kami sudah menengok, secara fisik sehat. Tapi nanti akan dilakukan observasi secara medis kepada yang bersangkutan," ujarnya.
Dia menyebutkan setelah Aipda HR melakukan aksi vandalisme pada 15 Oktober kemarin, pihaknya langsung mengambil tindakan mengamankannya dengan mengirim ke RSKD Dadi Makassar. Apalagi berdasarkan sejarah medis Aipda HR, pada tahun 2021 pernah didiagnosa mengalami psikotik akut.
"Dari rekam medis sejak tahun 2021, dia sudah beberapa kali berobat terkait dengan kejiwaan yang bersangkutan. Terakhir 22 Februari 2022," ujarnya.
Nana mengaku meski fisik dalam kondisi sehat, tetapi terkadang Aipda HR teriak-teriak dan mengganggu teman dinasnya. Mantan Kapolda Sulawesi Utara ini mencontohkan saat apel pasukan, Aipda HR pernah teriak-teriak.
"Ketika di masjid pun demikian, langsung berdiri dan teriak. Jadi seperti ada gangguan kejiwaan. Jadi oleh kapolres yang bersangkutan berdinas di Tipikor Satreskrim dimutasi ke Purdokkes," ucapnya.
Sementara dokter kejiwaan RSKD Dadi Makassar, Erwiani Sutono mengatakan pihaknya masih belum menentukan diagnosa Aipda HR mengalami psikotik akut atau tidak. Ia beralasan butuh beberapa hari untuk observasi kondisi kejiwaan Aipda HR.
"Untuk mendiagnosis psikiatik akut, itu juga butuh waktu. Kriterianya ada. Kami masih observasi. Biasanya butuh waktu 14 hari karena kami butuh serangkaian pemeriksaan psikotes dan psikometri," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca SelengkapnyaAlih-alih adanya PRRI membuat riuh keadaan pemerintah Indonesia khususnya di wilayah Sumatera, peran kolonel ini justru bersikap sebaliknya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan informasi yang dihimpun, korban bernama Brigadir Ridhal Ari Toni yang berada dari anggota Satlantas Polres Manado.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaAksi heroik anggota Satlantas Polres Kubu Raya Kalimantan Barat itu ramai mencuri perhatian publik.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, ada dua motif pelaku hingga nekat menikam korban sampai 32 kali. Apa itu?
Baca SelengkapnyaSekelompok anggota polisi tampak sangat bahagia dan mengumbar senyum lebar mereka saat membuka hadiah istri baru dari atasan untuk menunjang tugas di lapangan.
Baca SelengkapnyaPerkara ini awalnya telah dilakukan upaya perdamaian antara kedua belah pihak. Hanya saja tidak menemui titik terang
Baca SelengkapnyaSama-sama perwira TNI AU, sang suami diketahui berpangkat kapten. Sementara sang istri mengabdi di satuan dengan pangkat Letnan Satu atau Lettu.
Baca Selengkapnya