Mobil berpelat merah disandera pendemo BBM

Merdeka.com - Tindakan anarki mewarnai aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Medan, Kamis (22/3). Mahasiswa dari Universitas HKBP Nommensen yang tergabung dalam Forum Sutomo Merintis Kemerdekaan (FSMK) menyandera dan merusak satu unit mobil berplat merah.

Kendaraan milik pemerintah itu disandera dan empat penumpangnya dipaksa keluar. Dan mobil Mitsubishi plat merah BK 1028 itu disandera dan dirusak.

Mahasiswa memecah kaca bagian depan, samping dan belakang. Sedangkan bodi mobil penyok.

Bersamaan dengan penyanderaan itu, puluhan mahasiswa juga memblokir jalan. Mahasiswa memblokir jalan dengan membakar ban di tengah jalan.

Dalam aksinya, mahasiswa menyatakan, Indonesia harus menjadi negara mandiri. Negara harus mengizinkan rakyatnya mengelola bumi tanpa campur tangan negara lain. “Sudah selayaknya pemimpin Indonesia, yang tidak mendukung pada kesejahteraan rakyat Indonesia, harus mundur dari kepemimpinannya," kata koordinator aksi Dian Kaban dalam orasinya di atas mobil berplat merah itu.

Tak lama berselang, petugas kepolisian berhasil menghalau puluhan mahasiswa hingga kembali masuk ke kampus mereka. Dari pintu gerbang, mahasiswa melempari barikade polisi dengan batu.

Aksi lempar batu tidak berlangsung lama. Mahasiswa akhirnya bersedia masuk ke kampus dan berdialog dengan Kapolsek Medan Timur Kompol Patar Silalahi dan sejumlah dosen.

Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polresta Medan Kompol M Yoriz Marzuki menyebutkan, aksi demo mahasiswa dapat dinetralisir setelah ada dialog. “Dosen meminta seluruh mahasiswa untuk kembali ke fakultasnya masing-masing,” tuturnya.

Setelah dapat menetralisir aksi demo mahasiswa, petugas kepolisian langsung mengamankan mobil yang dirusak ke tepi jalan. Mereka juga memadamkan api agar arus lalu lintas kembali normal.