Miris, anak SD di Rohul dikeroyok teman hingga lumpuh
Merdeka.com - Aksi kekerasan melibatkan anak-anak mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau. Kali ini, aksi pengeroyokan menimpa Hasranda (7), seorang murid kelas 1 Sekolah Dasar (SD) Yayasan Islam Yahya, Kelurahan Pasir Pangaraian.
Informasi yang dirangkum merdeka.com, anak pertama pasangan Hasrul (31) dan Sudralinda (31) warga Dusun Pasir Putih Timur, Desa Pematang Berangan, Kecamatan Rambah tersebut, dikeroyok oleh 5 teman sekolahnya dan mengalami kerusakan saraf di bagian belakang kepalanya.
Bahkan, akibat pengeroyokan dilakukan 5 temannya menggunakan sapu di bagian pundak dan kepalanya, murid Kelas 1 SD ini sekarang mengalami lumpuh badan.
"Anak saya (Randa) tak bisa lagi berjalan seperti biasa. Kini, dia lebih banyak di rumah," kata Hasrul, ayah Randa, Senin (30/03).
Satu bulan pasca pengeroyokan, jelas Hasrul, kondisi Randa (sapaan Hasranda) sangat memprihatinkan. Air liurnya terus keluar. Bagian kanan tubuhnya tak bisa digerakkan seperti biasa. Jari-jari tangan dan kaki kanannya juga sulit digerakkan. Untuk berjalan, saat ini, Randa harus dipapah oleh ayah, ibu atau neneknya.
Hasrul mengungkapkan kejadian menimpa anaknya terjadi sekitar satu bulan lalu. Pada hari Sabtu itu, Randa pulang ke rumah dalam keadaan lemas.
Saat ditanya, Randa mengaku baru dipukuli 3 teman kelasnya dibantu 2 kakak kelasnya dengan sapu di bagian pundak dan bagian kepala belakang.
Tak terima dengan kejadian itu, Hasrul yang merupakan buruh bangunan sempat melaporkan kejadian menimpa anaknya kepada Hamsanah, Kepala SD Yayasan Islam Yahya.
Pihak sekolah telah memanggil ke 5 orang tua pelaku. Dari mediasi itu, 5 orang tua pelaku berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan Randa secara bersama. Namun, janji tinggallah janji.
Randa sempat dibawa ke RSUD Pasir Pangaraian. Karena pihak RSUD tak mampu menangani, murid SD ini dirujuk ke RS Eka Hospital dan Awal Bros Pekanbaru. Kerusakan saraf di bagian kepala belakang tak kunjung sembuh.
Mirisnya, selama dirawat di RS Eka Hospital dan RS Awal Bros Pekanbaru, orang tua dari 5 pelaku tak pernah menjenguk Randa. Untuk biaya perobatan, pihak yayasan membantu dana sekitar Rp 5 juta.
Karena tak ada itikad baik dari ke 5 orang pelaku, Hasrul yang tak sanggup lagi menanggung biaya perobatan anaknya yang semakin membengkak, melaporkan 5 murid SD Yayasan Islam Yahya ke Polres Rohul pada 27 Maret 2015 lalu.
Menurut Hasrul, dia terpaksa melapor ke polisi untuk mencari keadilan. Pasalnya, keluarganya sudah punya berniat baik untuk menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan, namun keluarga pelaku tak meresponnya. "Makanya kami pilih dengan menempuh jalur hukum," jelas Hasrul.
Atas kejadian menimpa anaknya, Ibu Randa, Sudralinda sendiri tidak mampu menyembunyikan kesedihannya. Menurutnya, Randa yang dulu merupakan anak periang. Pasca kejadian, untuk bicara atau berjalan tidak bisa lagi dilakukan anaknya.
"Orang tua mana yang tidak akan sedih melihat kondisi anaknya seperti ini. Bagaimana rasanya jika anak mereka yang dikeroyok sampai seperti ini," ujar Sudralinda sambil menangis.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaNida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
M, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaEA diduga memakai modus iming-iming memberikan ponsel kepada korban untuk dimainkan apabila menuruti perintahnya.
Baca SelengkapnyaKejadian itu berawal ketika korban diajak keluar rumah oleh salah seorang pelaku inisial R yang juga merupakan teman korban.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaPihak keluarga memutuskan untuk tidak melakukan otopsi terhadap jasad korban.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba tembok tetangga yang lebih tinggi runtuh dan menimpa rumah Suyoto
Baca Selengkapnya