Menteri Nasir ingatkan nelayan segera alihkan BBM kapal ke gas
Merdeka.com - Usai meresmikan Pusat Peraga Iptek Jateng Sience Center (JSC) Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir menyambangi puluhan nelayan di Kota Ukir, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dalam kunjungan kerjanya itu, Menteri Nasir menyosialisasikan program penggantian bahan bakar kapal nelayan dari solar berpindah ke bahan bakar gas.
"Para nelayan yang selama ini menggunakan solar dikonvert menggunakan gas. Nanti kalau gas bisa menghemat 35 sampai 40 persen. Ini kami luncurkan di Jepara, kemarin sudah di Tegal dan hari ini diluncurkan di Jepara," kata Menteri Nasir usai acara peresmian JSC di Kantor Balitbang Pemprov Jateng di Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang Senin (28/11).
Selain itu, Nasir juga mencoba untuk memperkenalkan teknologi penangkapan ikan dengan metode memanggil ikan dengan sebuah alat. Sehingga, diharapkan hasil tangkapan ikan oleh para nelayan bisa bertambah perolehanya.
"Yang dulu kami juga mengupayakan mengumpulkan ikan untuk para pelaut punya rumah dilaut yang namanya bagan. Sehingga ikan laut bisa mengumpul disitu alat itu namanya ledikan. Saya tanya meningkat dari 20 sampai 30 persen peningkatanya. Hasil tangkapanya lebih banyak. Nah dengan penghematan ini, nelayan akan mendapatkan hasil tangkapan lebih setelah dikonvertkan dari solar ke gas," ujar mantan Rektor Undip Semarang ini.
Nasir mengatakan, jika program penerapan bahan bakar kapal solar diganti dengan menggunakan gas 3 kilogram atau yang biasa disebut gas melon bersubsidi ini sudah diterapkan sejak awal tahun 2016.
"Alat ini baru saya lounching tahun 2016 di Pulau Seribu di awal 2016 di bulan Maret kalau nggak salah. Bersama dengan perusahaan yanmar yang punya mesin itu yang akan memproduksi nanti nelayan bisa menggunakan converter ini supaya lebih murah bahan bakarnya," ungkapnya.
Untuk melaut dalam jangka waktu tiga sampai empat hari, dengan menggunakan bahan bakar gas melon, nelayan hanya membutuhkan sebanyak sekitar dua sampai empat tabung gas melon.
"Melon gas yang 3 kilogram khan subsidi khan. Ini kan subsidi dan menggunakan itu. Supaya nanti murah, nanti membawa dua sampai empat tabung bisa berlayar sampai tiga hari," tuturnya.
Dibanding dengan menggunakan bahan bakar solar nelayan harus menyediakan bahan bakar banyak. "Lah kalau ini dengan bahan bakar solar, berapa drum dia bisa hemat dengan gas. Alat akan diproduksi oleh industri dan kami sudah masukan ke industri kami berikan kepada nelayan dalam rangka untuk mensosialisasikan," kata dia.
Nasir mengatakan, para nelayan akan diberikan secara cuma-cuma alat konverter yang berfungsi untuk menyambungkan gas dengan mesin kapal. Selain itu juga selama program sosialisasi melakukan pemantauan terhadap penggunaan bahan bakar gas melon oleh nelayan selama melaut.
"Saya akan berikan secara free pada mereka 10 nelayan atau 20 nelayan nanti setelah itu kami pantau perkembanganya. Nanti akan kami lakukan pendampingan yang berikutnya," ungkapnya.
Harganya pun, alat ini untuk nelayan masih bisa terjangkau hanya berkisar antara Rp 2 juta sampai Rp 3 juta saja. "Kalau ini harganya berkisar antara Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Makanya ini kita upayakan bagaimana lebih berhemat lagi karena akan dipakai selamanya khan. Supaya nanti lebih hemat. Converter sama tempatnya itu. Dulu ada di angka Rp 4,5 juta saya suruh hitung lagi, udah turun diangka itu," pungkasnya sebelum meluncur ke Jepara.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk setiap kapal nelayan yang sudah dikonversi akan dibekali dengan satu unit tabung baja.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaProgram Capres 2024 nomor urut 3 itu sangat tepat untuk menyelesaikan problem sehari-hari yang dialami nelayan.
Baca SelengkapnyaUsaha pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) dari sumur ilegal tak habis-habisnya di Sumatera Selatan. Teranyar, satu lokasi diungkap dan ditutup di Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaHadi Tjahjanto menyerahkan sertipikat hasil dari program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) secara ngariung bersama warga.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaKapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.
Baca Selengkapnya