Mensos sebut angka kemiskinan saat ini terendah sepanjang sejarah Indonesia
Merdeka.com - Kementerian Sosial melakukan evaluasi bersama pihak terkait soal pelaksanaan bantuan sosial yang disalurkan kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Terlebih, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa terjadi penurunan angka kemiskinan.
Menteri Sosial Idrus Marham menyampaikan, BPS merinci bahwa ada penurunan angka kemiskinan sebesar 1,8 juta jiwa dalam setahun dengan rentang waktu Maret 2017 hingga Maret 2018.
"Maret 2017 kemiskinan masih sebesar 27,72 juta jiwa atau 10,64 persen. Maret 2018 turun menjadi 25,95 juta jiwa atau 9,82 persen. Persentase angka kemiskinan sebesar 9,82 persen per Maret 2018 ini merupakan angka terendah sepanjang sejarah Republik Indonesia," tutur Idrus di Gedung Kementerian Sosial, Jakarta Pusat, Jumat (3/8).
Menurut Idrus, BPS menyebut bahwa pencapaian tersebut salah satunya lantaran meningkatnya bantuan sosial atau bansos dari Kemensos sebesar 87,6 persen. Di Kemensos sendiri, terdapat bansos nontunai Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Beras Sejahtera (Rastra).
"Ada tiga kesimpulan mendasar, pertama kita melihat program pada pemerintahan Jokowi-JK ini sangat efektif, sesuai kebutuhan yang ada. Kedua, program yang ada dapat menyelesaikan masalah yang ada. Ketiga, programnya betul-betul memberikan harapan masa depan kehidupan masyarakat lebih baik," jelas Menteri Idrus yang bertanggung jawab kepada Kemenko PMK tersebut.
Dengan rincian data tersebut, evaluasi yang dilakukan tentunya dalam rangka mencapai target lebih jauh lagi. Kemensos yakin akan ada peningkatan lagi jika program yang ada sekarang ini baik PKH, BPNT, Rasta, kemudian didukung oleh Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), juga Dana Desa dapat bergulir dengan efektif, produktif, dan solutif.
"Kita sudah sepakat untuk itu dengan kesiapan masing-masing. Kita menjadikan bulan Agustus 2018 sebagai bulan tuntas bansos untuk PKH tahap ketiga dan Rasta tahap ke delapan. Akhir Agustus kita pastikan mencapai 9 persen tanpa ada koma 89 di belakangnya," kata Idrus menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Kritik Bansos Lagi: Saya Yakin Penerima Makin Hati-Hati Beri Dukungan, Pilih Pakai Hati Nurani
Anies menyebut kenaikan anggaran bantuan sosial (bansos) harusnya tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi.
Baca SelengkapnyaGanjar: Saya Heran Memang Kemiskinan Kita Naik, Kok Bansos Meningkat?
Ganjar Pranowo menyinggung penyesuaian otomatis anggaran pendapatan belanja negara untuk kenaikan anggaran bansos.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Biang Kerok Buat Anggaran Perlindungan Sosial Membengkak Setiap Tahun
kenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera
Berdasarkan data tersebut, membuat masyarakat di wilayah Timur Indonesia kesulitan berobat.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaTimses 02: Anak Muda Tentukan Kemajuan Bangsa, Jangan Golput
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Azanil Kelana mengatakan, masa depan Indonesia berada di tangan anak-anak muda.
Baca SelengkapnyaJelang Hari Pencoblosan Pemerintah Setop Penyaluran Bansos, Ini Alasannya
Penyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaBansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaKemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD
Kementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca Selengkapnya