Merdeka.com - Sejumlah pihak mendorong pemerintah mengevaluasi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Dorongan ini seiring merebaknya Covid-19 varian Omicron.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pelaksanaan PTM 100 persen mengikuti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis level. Jika level PPKM meningkat, maka kapasitas PTM dikurangi.
"Misalnya kalau level PPKM-nya itu naik, otomatis jumlah yang ikut PTM itu turun jadi 50 persen, seingat saya," katanya dalam konferensi pers, Kamis (27/1).
"Kalau level PPKM naik lagi harus 100 persen from home," imbuhnya.
Budi memastikan, kebijakan PTM 100 persen mengikuti perkembangan penularan Covid-19. Jika penularan Covid-19 memburuk, maka level PPKM ikut meningkat.
"Begitu levelnya itu memburuk, otomatis dia turun ke 50 persen, memburuk lagi dia 0 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mendorong pemerintah menghentikan sementara PTM 100 persen. Meluasnya varian Omicron harus menjadi pertimbangan utama.
"Kalau dari sisi strategi kesehatan masyarakat, sebenarnya sudah urgent ya. Terutama di kota besar Jawa-Bali ini," katanya kepada merdeka.com, Rabu (26/1).
Menurut Dicky, penghentian sementara PTM 100 persen tidak perlu menunggu kasus Covid-19 melonjak lebih tajam. Pemerintah cukup melihat tren kenaikan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir.
"Tidak menunggu sampai ada kematian di anak, jangan menunggu sampai ada kasus anak masuk rumah sakit," ujarnya.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung ini menjelaskan, anak yang terjangkit Omicron bisa mengalami perburukan. Kebutuhan perawatan dan fatalitas pada anak yang terpapar Omicron jaga jauh lebih besar daripada Delta.
"Karena apa? Karena anak belum terlindungi maksimal, karena anak belum divaksinasi," sambungnya.
Belum lagi, ada banyak anak yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid, seperti obesitas. Kondisi ini menempatkan anak dengan komorbid berada pada kategori berisiko tinggi terhadap Omicron.
"Jadi ini yang harus jadi pertimbangan. Pemerintah perlu mereview itu. Kalau menunggu sampai akhirnya terjadi kasus pada anak, sudah telat. Kita gagal melindungi anak," kata dia mengakhiri.
Berbeda dengan PTM 100 persen, Dicky berpendapat pusat perbelanjaan seperti mal dan kafe masih bisa beroperasi. Dengan catatan, kapasitas maksimal kedua tempat itu hanya 80 persen dengan sirkulasi udara diperbaiki.
Selain itu, mal dan kafe harus membatasi kriteria pengunjung. Misalnya, pengunjung harus sudah divaksin lengkap dalam enam bulan terakhir atau telah menerima booster. Kemudian usia pengunjung hanya mulai 6 sampai 58 tahun.
"Tidak memiliki komorbid, tidak dalam kasus kontak, tidak bergejala (demam/batuk pilek)," kata Dicky. [rhm]
Baca juga:
Imbas Kasus Omicron, Anggota DPR Minta Isolasi Terpusat di DKI Dilipatgandakan
Menkes: Pasien Covid-19 Dirawat di RS Kalau Butuh Oksigen
Menkes: 3 Pasien Omicron Meninggal Dunia
PKS Minta PTM 100 Persen Dievaluasi: Kesehatan Siswa Lebih Penting dari Apapun
Komisi IX DPR Minta PTM 100 Persen Dievaluasi di Tengah Meningkatnya Omicron
Penjelasan Menkes soal BOR Isolasi RS Jakarta Capai 45 Persen
Kemenkes: Kasus Omicron di Indonesia Jadi 1.766
Dokter Saja Nyerah, Geger Damkar Lepas Cincin di Alat Vital
Sekitar 34 Menit yang laluMisi Perdamaian dan Ekonomi Selesai, Presiden Jokowi Tiba di Tanah Air
Sekitar 38 Menit yang laluSindiran dan Kritik Effendi Simbolon Tak Memandang Nama Besar Tokoh
Sekitar 1 Jam yang laluMembedah Peluang Gibran jika Maju Pilgub DKI Jakarta
Sekitar 1 Jam yang laluDitanya Kemungkinan Maju Pilpres 2024, Sandiaga Uno: Saya Dibesarkan Gerindra
Sekitar 1 Jam yang laluPeta Politik Terkini PDIP Jelang Pemilu 2024
Sekitar 2 Jam yang laluSimak, Ini Tips Memilih Hewan Kurban dan Mengolah Daging Bebas Bahaya PMK
Sekitar 4 Jam yang laluPolisi: Tidak Ada Gangguan Kamtibmas Menonjol usai Penetapan DOB Papua
Sekitar 4 Jam yang laluDicurhati Perajin, Sandiaga Bantu Selamatkan Usaha Batik Nyaris Gulung Tikar
Sekitar 6 Jam yang laluRumah Sakit di Kabupaten Bogor Kekurangan 1.257 Tempat Tidur
Sekitar 7 Jam yang laluBuntut Tahanan Tewas di Sel, 4 Anggota Polres Empat Lawang Diperiksa Propam
Sekitar 8 Jam yang laluHamili Anak Usia 15 Tahun, Seorang Remaja Diciduk
Sekitar 8 Jam yang laluSakit Hati Diputus, Pria Ini Sebar Foto Bugil Mantan Pacar di Facebook
Sekitar 8 Jam yang lalu749 Polisi di Riau Naik Pangkat, Irjen Iqbal Minta Kinerja dan Akhlak Ditingkatkan
Sekitar 8 Jam yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 19 Jam yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 10 Jam yang laluJokowi Bertemu Presiden MBZ di Istana Al Shatie
Sekitar 11 Jam yang laluAlasan Jokowi Tak Pernah Pakai Rompi Antipeluru saat Kunjungi Negara Perang
Sekitar 17 Jam yang laluMomen Hangat Pertemuan Jokowi dan Putin di Istana Kremlin
Sekitar 23 Jam yang laluPeneliti Jurnal Lancet: Covid-19 Kemungkinan Berasal dari Laboratorium AS
Sekitar 1 Jam yang laluWNA Jadi Salah Satu Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Bali
Sekitar 11 Jam yang laluUpdate Kasus Covid-19 Hari Ini 1 Juli 2022
Sekitar 16 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 1 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 4 Minggu yang laluVIDEO: Blak-blakan Putin Ditemui Jokowi di Rusia, Ungkap Masalah Krisis Sesungguhnya
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Jokowi Bertemu Putin di Rusia, Tegaskan Indonesia Ingin Perang Selesai!
Sekitar 17 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami