Mengenal tradisi Basiara, kearifan lokal masyarakat Sulteng
Merdeka.com - Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal. Salah satunya tradisi Basiara atau silaturahmi usai Hari Raya Idul Fitri di Desa Galumpang, Kecamatan Dakopamean, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Ini warisan budaya yang perlu dipertahankan bahkan disebarluaskan ke seluruh Indonesia.
Budaya Basiara di desa ini tidak seperti silaturahmi usai Lebaran di kota-kota lainnya di Indonesia. Masyarakat Desa Galumpang diatur sedemikian rupa oleh pemerintah desa serta tokoh masyarakat hingga memiliki jadwal untuk menerima tamu dan berkunjung kepada sanak saudara serta kerabat mereka di desa tersebut.
Tamu yang datang terbilang unik dan tidak seperti kota atau desa lainnya. Puluhan hingga ratusan masyarakat per harinya bisa datang ke rumah warga dengan berbondong-bondong. Dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya, pastinya tuan rumah sudah siap dengan kedatangan para tamu kerabat mereka ini.
"Sudah ratusan tahun budaya ini dipertahankan oleh masyarakat, sebab budaya ini dapat mempererat tali persaudaraan antara sesama," kata tokoh masyarakat, Jabir Rabile.
Jabir juga menjelaskan Basiara ini sudah diwarisi turun temurun. Menurutnya, di tengah isu radikalisme dan maraknya aksi terorisme di Indonesia, budaya Basiara bisa menjadi salah satu solusinya.
"Dengan Basiara hampir semua anggota masyarakat desa saling mengenal satu sama lainnya, akhirnya tak ada anggota masyarakat yang merasa tersisihkan," ujar Jabir, mantan orang nomor satu di desa itu.
Dia menambahkan, radikalisasi susah untuk masuk di desa yang penduduknya saling mengenal satu sama lain. "Jadi. kalau ada hal-hal aneh yang dilakukan salah satu anggota masyarakat itu, dengan cepat langsung terdeteksi, sebab semua masyarakat saling kenal-mengenal, baik kehidupan maupun kebiasaan hingga mata pencaharian," tuturnya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMeski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat di sejumlah daerah diminta untuk tidak menerbangkan balon udara sebagai bagian budaya dan tradisi keagamaan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaSumando dimaknai oleh masyarakat Tapanuli Tengah sebagai sebuah kesatuan, yakni pertambahan atau percampuran antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terekam dalam Laporan Langsung Reporter TV
Baca SelengkapnyaLebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca Selengkapnya