Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menengok perayaan pujawali Umat Hindu di Klinting Pura Giri Kendeng

Menengok perayaan pujawali Umat Hindu di Klinting Pura Giri Kendeng perayaan pujawali pura. ©2016 Merdeka.com/Chandra Iswinarno

Merdeka.com - Sejak pagi, puluhan warga yang berasal dari komunitas Hindu di Desa Klinting Kecamatan Somagede Banyumas Jawa Tengah hilir mudik di sekitar Pura Giri Kendeng, Selasa (1/11). Pura yang sudah 29 tahun berdiri di tengah-tengah masyarakat Desa Klinting tersebut menjadi perwujudan simbol toleransi yang nyata dalam perbedaan.

Beberapa masyarakat Desa Klinting beberapa di antaranya ada yang mengenakan udeng atau ikat kepala khas ciri masyarakat Hindu di Pulau Dewata. Tak sedikit pula yang memilih menggunakan ikat kepala Banyumasan yang menjadi ciri khas geografis Desa Klinting berada.

Bahkan, beberapa di antara warga terlihat mengenakan baju koko yang kerap diidentikan dengan budaya tradisi lain. Berbagai kalangan dari usia muda hingga tua, seolah tak sabar menyambut peringatan hari lahir pura atau biasa.

"Biasanya odalan atau peringatan hari jadi pura tidak dilakukan semeriah ini. Tetapi, tahun ini sengaja kami lakukan semeriah mungkin dengan mengundang para umat dari luar daerah Banyumas," jelas ketua panitia Pujawali Pura Giri Kendeng, Dani Eko Wisnu, Selasa (1/11).

Dani mengemukakan, dalam rangkaian kegiatan tersebut diikuti ratusan umat yang berasal dari wilayah Tegal, Cilacap, Wonosobo, Pekalongan dan Banjarnegara. Dalam peribadatan kali ini, jelas Dani, dipimpin langsung oleh Romo Pandito Pujo Broto Sejati dari Jakarta.

"Ini termasuk Odalan Ageng dan sudah kami persiapkan selama kurang lebih satu minggu," kata sarjana pertanian dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ini.

Rangkaian Odalan Agung tersebut kali pertama dimulai dengan memanjatkan doa di satu lokasi yang berada di pertigaan jalan tak jauh dari pura. Puluhan umat Hindu Desa Klinting, memanjatkan puja dan doa dengan serangkaian sesaji di tempat tersebut. Doa yang berlangsung khusyuk tersebut menjadi pemandangan yang lazim bagi masyarakat yang mayoritas penganut muslim.

Meski umat meluber hingga mendekati tiga perempat badan jalan, namun mereka yang beribadah tetap menghormati pengguna jalan yang melintas. Dengan sesekali bergeser ke pinggir jalan, saat truk pembawa kayu melewati umat yang berdoa.

Ritual yang dilakukan di pertigaan tersebut menjadi awal ritual dalam pujawali pura. Dalam lantunan kepada betara atau dewa, mereka berharap kehadirat betara dalam ritual tersebut.

"Namanya Mendak Betara, yakni menjemput dewa atau betara. Sebelum melakukan Mendak Betara, kami juga melakukan Mendak Tirto yakni mengambil air dari sumur yang dikeramatkan di empat penjuru mata angin di Banyumas dan Cilacap," jelas Dani.

Mendak Betara ini, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Pura Giri Kendeng yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi pertigaan. Sepanjang perjalanan, tetabuhan gamelan khas Jawa diiringi cucuk lampah serta dua umbul-umbul dan juga sesaji dibawa perlahan menuju Pura. Sesampainya di pura, ritual kemudian dilanjutkan dan dipimpin langsung oleh Romo Pandito Pujo Broto.

Seorang warga Desa Klinting, Retno Pambayun (19) mengatakan, tidak semua wilayah mengidentikan dengan ritual seperti yang dilakukan penganut Hindu di Pulau Bali. Menurutnya, semua tergantung dari desa kalapatra.

"Jadi semua tergantung desa kalapatra, yakni penyesuaian dengan kondisi tempat dan waktu kita berada," ujarnya yang masih tercatat sebagai mahasiswi Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) Klaten.

Diakuinya, selama ini keharmonisan antar warga masyarakat di wilayah tersebut sangat baik. Bahkan, toleransi dan saling menghormati antara pemeluk agama mayoritas dan minoritas terjalin baik. "Di sini semua harmonis, semua saling menghormati," ujarnya.

Selain sebagai wujud syukur kehadiran pura Giri Kendeng yang ke-29 tahun, perayaan yang kerap dilaksanakan di bulan kasanga atau Suro pada Selasa Kliwon menjadi bagian untuk membersihkan alam semesta.

"Maksudnya membersihkan alam semesta ini adalah agar tercipta keharmonisan, sehingga terjalin hubungan manusia dengan Tuhan, antarmanusia dan manusia dengan alam semesta menjadi rangkaian yang selaras dan seimbang," tuturnya.

Kepala Desa Klinting, Sudir Santoso mengemukakan, setidaknya tercatat 60 keluarga atau sekitar 200-an jiwa di wilayahnya memeluk Hindu.

"Selama ini kami selalu hidup rukun dan damai. Bahkan, saling membantu antara satu dengan yang lain sehingga tercipta kehidupan yang harmonis," ujarnya.

(mdk/sho)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pesan Hari Raya Nyepi dari Klungkung Bali

Pesan Hari Raya Nyepi dari Klungkung Bali

Hari Raya Nyepi merupakan salah satu perayaan suci umat Hindu ditandai dengan meninggalkan segala aktivitas duniawi dalam keheningan selama sehari.

Baca Selengkapnya
8 Cara Ngabuburit yang Seru, Lakukan Ini agar Puasa Lebih Berwarna

8 Cara Ngabuburit yang Seru, Lakukan Ini agar Puasa Lebih Berwarna

Merdeka.com merangkum informasi tentang 8 cara ngabuburit yang seru, mulai dari berburu takjil gratis, hingga ikut dalam kajian yang diadakan di masjid-masjid.

Baca Selengkapnya
Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang

Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang

Upacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bupati Banyuwangi Pantau Layanan Publik Usai Libur Lebaran

Bupati Banyuwangi Pantau Layanan Publik Usai Libur Lebaran

Tujuannya untuk memastikan seluruh pelayanan sudah aktif dan pengunjung dapat terlayani dengan baik.

Baca Selengkapnya
Hindari Terjadinya Masalah Pencernaan saat Puasa Ramadan dengan Menerapkan 8 Cara Ini

Hindari Terjadinya Masalah Pencernaan saat Puasa Ramadan dengan Menerapkan 8 Cara Ini

Munculnya masalah pencernaan saat melakukan puasa Ramadan bisa diatasi dengan menerapkan sejumlah cara.

Baca Selengkapnya
Semarak Ramadhan di Desa Karangtalun Imogiri Bantul, Wujud Sinergi antara BUMDes dengan BRI

Semarak Ramadhan di Desa Karangtalun Imogiri Bantul, Wujud Sinergi antara BUMDes dengan BRI

Terselenggaranya Pasar Ramadan diharapkan bisa menjadi titik awal kerja sama antara BUMDes Karangtalun dengan BRI demi mewujudkan Desa BRILian

Baca Selengkapnya
Teguhkan Keragaman, Upacara HUT Banyuwangi Diwarnai Busana Khas Suku Nusantara

Teguhkan Keragaman, Upacara HUT Banyuwangi Diwarnai Busana Khas Suku Nusantara

Bupati Ipuk dalam upacara tersebut mengenakan busana adat suku Bugis.

Baca Selengkapnya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.

Baca Selengkapnya
Malam Tahun Baru, Jalur Puncak Ditutup Sejak 31 Desember hingga 1 Januari 2024

Malam Tahun Baru, Jalur Puncak Ditutup Sejak 31 Desember hingga 1 Januari 2024

Mulai pukul 18.00 sampai 06.00 WIB dan arus kendaraan akan dialihkan ke jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi.

Baca Selengkapnya