Ma'ruf Amin Kritik Media yang Cuma Pentingkan 'Clickbait'
Merdeka.com - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan, insan pers adalah pemegang peranan krusial sebagai salah satu pilar demokrasi. Menurut dia, peran tersebut kian nyata di tengah pandemi Covid-19.
Namun dia menyayangkan, masih ada media yang mengabaikan kode etik jurnalistik dan mengamplifikasi informasi tidak benar demi meraih clickbait.
"Kita sayangkan itu, misalnya dengan judul berita yang membuat orang tertarik. Padahal kontennya berbeda, sehingga ramai beredar tanpa didukung verifikasi dan fakta yang mumpuni," kritik Ma’ruf saat bertemu Persatuan Wartawan Indonesia melalui saluran virtual, Sabtu (24/7).
Ma’ruf berharap, pers dapat hadir untuk menyajikan beragam fakta dan informasi terpercaya. Khususnya seputar Covid-19, mulai dari edukasi pentingnya protokol kesehatan, sosialisasi berbagai kebijakan pemerintah.
“Terkait penanganan Covid-19, pelaksanaan vaksinasi, dan juga soal penyajian data terkait lainnya secara akurat,” harap Ma’ruf.
Karena itu, Ma’ruf meminta, aktivitas pers harus terus berjalan agar akses masyarakat terhadap informasi yang aktual, faktual, dan kredibel dapat terus terbuka. Terutama, bagi para insan pers yang terus dan selalu menegakkan kode etik jurnalistik.
“Saya mengapresiasi rekan-rekan media yang selalu menerapkan kode etik jurnalistik dalam melakukan pemberitaan dengan baik, objektif, berimbang, benar, dan bertanggung jawab,” kata dia.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Artikel adalah sebuah karangan yang berisi fakta dan opini, ditulis untuk dipublikasikan di media cetak atau media online.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaDia menyayangkan pelaku pembuat dan penyebaran berita profokatif yang membuat kegaduhan di masa tenang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi mengungkap kasus provokasi yang memicu sejumlah tawuran di Jakarta. Empat orang tersangka pelakunya ditangkap.
Baca SelengkapnyaBahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca SelengkapnyaTudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.
Baca SelengkapnyaKeyakinan itu tak lepas dari pro dan kontra. Namun bagi ilmuwan yang meyakininya itu bisa terjadi, tetap butuh syarat.
Baca SelengkapnyaAVISI: Perlu Bersama-sama Temukan Solusi Melawan Pembajakan Konten Ilegal
Baca SelengkapnyaBriptu Mustakim, polisi ganteng yang menarik perhatian di media sosial, menginspirasi dengan kesederhanaan dan prestasinya.
Baca Selengkapnya