Maqdir Ismail: Sebenarnya korupsi kejahatan biasa
Merdeka.com - Kuasa hukum terpidana kasus korupsi e-KTP Setya Novanto, Maqdir Ismail menilai tindak pidana korupsi bukanlah kejahatan luar biasa. Menurutnya kejahatan ini menjadi besar karena pelakunya mayoritas berasal dari kalangan pejabat.
"Sebenarnya korupsi kejahatan biasa, enggak ada yang berlebihan dari itu," kata Maqdir di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/6).
Maqdir mengatakan, masyarakat Indonesia cenderung memberi kesan korupsi sebagai kejahatan yang luar biasa. Padahal, kata dia, dalam Undang-Undang Internasional penyalahgunaan wewenang dalam korupsi tidak masuk sebagai kejahatan yang luar biasa.
"Kita harus melihat bahwa yang aneh korupsi sebagai kita mau kesankan sebagai kejahatan luar biasa kalau kita lihat di Undang-undang Internasional khususnya kejahatan luar biasa itu tidak masuk," ungkapnya.
Dia menilai korupsi hanya sebagai kejahatan jabatan saja. Di mana kejahatan itu terdapat suap menyuap dan penyalahgunaan wewenang.
"Tapi sebenarnya korupsi ini kejahatan jabatan," ujarnya.
"Sepanjang kalau saya sekali lagi bahwa apapun yang kita mau sebut korupsi ini harus ada suap menyuap," ucapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menyebut, tindakan korupsi pada sektor perizinan tambang sudah menjamur dan menjadi alasan rendahnya Indeks Persepsi Korupsi Indonesia.
Baca SelengkapnyaPidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.
Baca SelengkapnyaProblematika kian pelik dan hanya bisa diatasi dengan cara memberantas mafia penjual telur.
Baca SelengkapnyaMasyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca SelengkapnyaMahfud mengakui ada hal yang ditakutinya apabila dirinya terlibat dalam kasus korupsi.
Baca SelengkapnyaCak Imin menegaskan dalam kepemimpinannya nanti bersama Anies Baswedan, harus dilandasi pada objektifitas, kalkulatif dan memahami skala prioritas.
Baca SelengkapnyaGanjar juga berbicara komitmen bersama calon wakil presidennya yakni Mahfud MD untuk menyikat korupsi lantaran merugikan masyarakat.
Baca Selengkapnya