Mahasiswa UB sulap bayam, kulit jeruk dan kulit pisang jadi listrik
Merdeka.com - Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang menyulap limbah organik menjadi listrik. Tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian memanfaatkan limbah bayam, kulit pisang dan kulit jeruk sebagai penghasil listrik dengan menggunakan teknologi MFC (Microbial Fuel Cell).
"Microbial Fuel Cell atau MCF adalah salah satu teknologi yang mengonversi energi biomassa dari limbah organik menjadi listrik berbasis aktivitas mikroba," kata Elviliana, Ketua Tim Penelitian di Universitas Brawijaya Malang, Jumat (29/6).
Elviliana menuturkan, Indonesia kaya dengan sayur dan buah-buahan, tetapi limbahnya masih belum terolah secara optimal. Walaupun, sejatinya limbah tersebut masih mengandung potensi yang dapat dimanfaatkan.
"Dari ketiga sampel yakni bayam, kulit jeruk dan kulit pisang yang kita uji, terbukti limbah kulit pisang yang paling berpotensi. Ini disebabkan hasil tegangan dan arus listriknya yang lebih stabil, tidak mengalami penurunan yang signifikan sehingga sangat berpotensi untuk mengatasi masalah energi," katanya.
Keuntungan lain dari teknologi ini adalah sifatnya yang direct conversion sehingga lebih praktis dan efisien. Berbeda dengan teknologi lain yang relatif lebih mahal serta rumit prosesnya, teknologi MFC ini sangat praktis, karena hanya memasukkan limbah organik yang telah di pretreatment ke dalam reaktor dan listrik pun tercipta.
"Pretreatment yang kita lakukan pun sederhana karena hanya menghaluskan limbah tersebut menggunakan penggiling rumah tangga biasa. Kita bahkan juga tidak menambahkan bahan apapun ke dalam reaktor sehingga murni memanfaatkan aktivitas mikroba limbah itu sendiri. Jadi penelitian kami ini selain mampu mengatasi kebutuhan energi juga sekaligus menanggulangi limbah," jelasnya.
Elviliana juga mengatakan, kebutuhan energi yang semakin meningkat setiap tahun menjadi salah satu masalah yang dihadapi berbagai negara, termasuk Indonesia. Data BPPT 2016, kebutuhan energi listrik Indonesia selama kurun waktu 2014-2050 diprediksi tumbuh dengan rata-rata 5,3 persen per tahun.
Sementara itu, berkurangnya cadangan energi fosil dan sulitnya akses masyarat di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan merupakan beberapa permasalahan yang harus dihadapi pada sektor energi.
Elviliana bersama Chrisma Virginia dan Oddy South Lolo Toding di bawah bimbingan Sri Suhartini mencoba memberikan alternatif dengan memanfaatkan barang yang tidak pernah dilirik sebelumnya. Padahal sampah itu sejatinya dapat menjadi sumber energi alternatif.
"Di sisi lain, sebagai negara agraris, Indonesia kaya akan tanaman organik seperti bayam, pisang dan jeruk, yang belum banyak dimanfaatkan," urainya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses pengolahan bonggol jagung tidak menyisakan limbah karena sisa pengolahan tersebut masih bisa diolah lagi
Baca SelengkapnyaLimbah tahu yang meresahkan warga sekitar, kini menjadi berkah hingga desa tersebut mendapat julukan desa mandiri energi.
Baca SelengkapnyaMotor listrik ini dapat mengeluarkan output daya maksimal yang lebih bertenaga
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
2 Mahasiswa di Sulawesi Selatan Edarkan Ganja, Modus Dicampur Kue Kering
Baca SelengkapnyaDengan memanfaatkan kekuatan organisme hidup dan proses biologis, bioteknologi memiliki potensi untuk merevolusi berbagai bidang agar semakin baik.
Baca SelengkapnyaMahasiswa ITS ini punya kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaMengonsumsi buah ketika berbuka puasa dapat membantu mengembalikan cairan, energi, serta elektrolit tubuh yang hilang selama berpuasa.
Baca SelengkapnyaMemaksimalkan energi dalam tubuh membutuhkan pola makan yang holistik. Yuk, simak jenis-jenis makanan yang bisa memaksimalkan energi tubuh ini!
Baca Selengkapnya