Lokasi Semburan Gas dan Lumpur Berjarak 1 Km dari Sumur Eksplorasi EMP
Merdeka.com - Memasuki hari kelima, semburan gas dan lumpur di Pondok Pesantren Al Ihsan Pekanbaru masih mengeluarkan bunyi gemuruh dan dentuman. Humas Perusahaan gas Energi Mega Persada (EMP) Hardi menuturkan jarak sumber lumpur berjarak 1 kilometer dari sumur eksplorasi EMP Bentu.
"Jauh pak, jaraknya 1 kilometer," kata Hardi saat dikonfirmasi merdeka.com, Senin (8/2).
Pihak perusahaan ikut dalam Satgas yang menangani semburan lumpur dan gas tersebut. Hardi enggan membeberkan apa saja yang telah dilakukan EMP Bentu dalam menangani persoalan semburan lumpur dan gas di Ponpes Al Ihsan. Dia irit bicara saat ditanya proses penanganannya.
"Tanya ke Dinas ESDM Riau saja ya," tutur Hardi.
Berdasarkan informasi, EMP merupakan perusahaan publik dari Bakrie Group yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi.
Sementara itu, di lokasi semburan anggota TNI yang berjaga Sersan Kepala (Serka) Herman melarang sejumlah wartawan yang mau memasuki wilayah pondok pesantren.
Padahal police line yang dipasang polisi jauh dari pintu masuk pesantren. Herman bersikeras melarang masuk karena adanya perintah dari seorang pejabat BPBD Pekanbaru bernama Okta.
"Tak boleh masuk termasuk media," kata Herman yang menggunakan atribut Babinsa itu kepada sejumlah wartawan.
Namun saat merdeka.com menghubungi Kepala BPBD Pekanbaru Zarman Chandra, dia menyebutkan tidak ada larangan wartawan untuk masuk.
"Kalau warga yang enggak boleh masuk. Wartawan boleh, tapi jangan terlalu dekat saja. Boleh kok, silakan saja mau liputan," kata Chandra.
Tidak lama setelah dihubungi Chandra, Serka Herman membolehkan wartawan masuk dengan persyaratan hanya satu orang perwakilan.
Sedangkan sejumlah pegawai negeri sipil dan sejumlah anggota DPRD Pekanbaru berbondong-bondong masuk ke lokasi tanpa diadang Herman. Herman mengatakan, larangan masuk diberlakukan sejak anggota DPRD Pekanbaru meninjau lokasi tersebut.
"Ya mereka (PNS) kan pejabat, boleh saja," kata Herman.
Saat ini semburan gas dan lumpur yang mencapai tinggi 15 meter itu tengah didalami oleh tim gabungan dari Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau beserta Pihak PT Kalila Migas, EMP Bentu dan PLTU beserta KLHK Riau. Pengecekan secara berkala dilakukan untuk mengambil langkah penutupan sumur.
Pemprov Riau dan Pemko Pekanbaru mendirikan posko di lokasi semburan gas dan lumpur dari dalam tanah sekitaran perusahaan gas EMP Bentu, tepatnya di Pesantren Al Ihsan Kota Pekanbaru.
Seluruh santri penghafal Alquran sudah diungsikan ke pesantren induknya di kawasan Kubang, Kabupaten Kampar.
Semburan itu berawal dari pengeboran sumur milik Pesantren Al Ikhsan di jalan Abdurrahman, masuk dari Jalan Badak, dekat Kantor Wali Kota Pekanbaru, Kamis (4/2). Namun saat pengeboran mencapai 115 meter, tiba-tiba keluar gas sekitar pukul 13.30 WIB.
Kemudian, sang penggali Ramadhan meninggalkan pekerjaannya karena khawatir berbahaya. Malam harinya, sekitar pukul 20.00 WIB, warga sekitar mendengar ledakan keras. Ternyata aliran lumpur keluar dari dalam lubang tersebut. Ledakan itu mengakibatkan batu-batu dari dalam tanah berterbangan.
Pantauan merdeka.com, kondisi bangunan pesantren sudah luluh lantak dan tidak bisa digunakan lagi. Sebagian atap sudah roboh akibat tertimpa batu dan debu berwarna abu-abu mirip abu vulkanik.
Sebagian bangunan lainnya ada yang masih utuh namun tertutupi debu. Di dalam gedung juga bertaburan batu warna abu-abu yang terbentuk dari debu itu.
Jalanan sekitaran pesantren tidak lagi kuning seperti sedia kala. Kini warna abu-abu mendominasi bangunan, jalanan, serta pepohonan di sekitaran semburan gas. Pohon sawit dengan jarak puluhan meter dari sumur gas juga mati.
Jarak antara lokasi lubang gas yang bersumber dari pengeboran sumur itu milik pesantren itu 1 km dari sumur gas milik perusahaan EMP Bentu. Tampak plang bertuliskan berbahaya yang dipasang pihak perusahaan di sekitaran lokasi.
Tim Dinas ESDM Pemprov Riau dan pihak EMP Bentu sejak pertama kali semburan terjadi telah melakukan peninjauan ke lokasi yang tidak jauh dari kantor Wali Kota Pekanbaru di Tenayan Raya itu.
"Dari peninjauan Dinas ESDM, gas yang menyembur hingga belasan meter ke udara itu cukup berbahaya. Itu laporan ESDM yang masuk ke saya," ujar Kadis Kominfo Pemprov Riau, Chairul Riski.
Riski menegaskan, Dinas ESDM telah mengecek bahwa semburan gas tersebut berjarak 180 meter dari pipa gas EMP Bentu. Sedangkan jarak antara semburan gas dengan sumur gas EMP Bentu atau ekplorasi sejauh 1 kilometer.
"Petugas sudah melakukan pemasangan yellow line untuk batas aman," ucap Riski.
Riski menegaskan, gas tersebut diketahui cukup berbahaya setelah tim melakukan pengukuran Lower Explosive Limit (LEL) dan H2S di lokasi semburan. Menurut Riski, ditemukan pada jarak 5 meter ada kandungan LEL 13 persen dan H2S 1ppm.
"Artinya gas itu cukup berbahaya, potensi terbakar cukup tinggi dan beracun. Untuk itu petugas menginstruksikan agar mengevakuasi sementara warga pondok pesantren dan tidak diperkenankan warga mendekat," jelas Riski.
Untuk melihat perkembangan, lanjut Riski, pihak EMP Bentu akan terus memonitor LEL dan H2S tersebut setiap 6 jam sekali.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, dalam pengungkapan TPPU bukan sekedar perbuatan, tapi bagaimana mampu membongkar aliran.
Baca SelengkapnyaMerauke memiliki potensi pertanian yang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya di Indonesia bagian timur.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PGN memperketat pengamanan dan meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah insiden keamanan yang dapat mengganggu ataupun merugikan lingkungan.
Baca SelengkapnyaDua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaApel Gelar Pasukan Satgas Linmas, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa di Kota Pekanbaru merupakan langkah penting dalam mewujudkan Pemilu 2024 damai.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus dugaan kebocoran gas amonia dari pabrik es tersebut.
Baca SelengkapnyaDi bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaPT Pertamina (Persero) menemukan dua sumber migas (minyak dan gas) baru di Desa Sukawijaya, Tambelang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya