Kuasa hukum merasa Baasyir sengaja selalu dikaitkan tiap ada teror
Merdeka.com - Tim Pembela Muslim (TPM) yang mendampingi ustaz Abu Bakar Baasyir dalam sidang peninjauan kembali, di Pengadilan Negeri (PN) Cilacap, Jawa Tengah, menganggap kelompok teroris membenci klien mereka.
Ketua Dewan Pembina TPM, Mahendradtta, mengemukakan sebelum sidang peninjauan kembali dilaksanakan, sudah meminta kepada pendukung Abu Bakar Baasyir tenang dan tidak terpancing. Sebab menurut dia, pendiri organisasi Jamaah Ansharut Tauhid itu fokus menghadapi proses hukum. Namun, dia merasa aksi terorisme kerap muncul pada waktu tak berjauhan dengan kemunculan Ustaz Abu Bakar Baasyir. Jadi menurut dia, seolah-olah Baasyir dibikin selalu dalam kondisi terseret kejadian teror.
"Saya berkesimpulan, kemungkinan besar selama ini pelaku-pelaku terorisme benci sekali sama ustaz, atau dalang terorisme itu sebetulnya benci sama ustaz Abu Bakar Baasyir. Sebab setiap dia (Abu Bakar Baasyir) muncul, langsung dibikinkan kegiatan," kata Mahendradatta di Cilacap, Senin (18/1).
Sejak awal, Mahendradatta sudah menduga, saban Baasyir melakukan upaya hukum kerap muncul aksi teror. Dia mencontohkan, ketika Baasyir mengajukan praperadilan pertama, terjadi insiden bom di Kedutaan Besar Australia. Sama halnya sewaktu Baasyir sidang di Kemayoran, terjadi ledakan bom di Hotel J.W. Marriot.
Menurut Mahendradatta, Baasyir sama sekali tidak tahu soal aksi teror itu. Apalagi, lanjut dia, Baasyir kini berada di dalam penjara dengan tingkat pengamanan super maksimum. Hal itu membuatnya sulit berkomunikasi dengan bebas kepada dunia luar.
"Saya bersama anggota TPM yang lain menyaksikan sendiri, mengalami sendiri, bahkan melihat sendiri bahwa ustaz itu dalam keadaan terpidana. Artinya, beliau itu dan berada di dalam Super Maximum Security, yang tidak demikian mudah untuk bertemu orang, tidak demikian mudah untuk melakukan kegiatan apa-apa," tutup Mahendradatta.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu mengungkap, banyak terjadipermasalahan yang tersebar di berbagai wilayah
Baca SelengkapnyaPenanganan pelanggaran atau kecurangan secara TSM itu ranahnya ada di Bawaslu, bukan MK.
Baca SelengkapnyaPara prajurit diharuskan melawan bocah-bocah kecil yang tinggal di sekitar kampung asrama. Lantas bagaimana momen keseruan bermain layangannya?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kembalinya SYL diperiksa, diketahui merupakan lanjutan dari pemeriksaan yang sudah dilakukan penyidik pada Kamis (11/1) kemarin.
Baca SelengkapnyaPBNU tidak melihat adanya potensi-potensi masalah yang berarti selama Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, tetap ada peraturan yang harus dipatuhi selama waktu pesiar. Salah satunya berseragam lengkap dengan atributnya serta membawa tas jinjing.
Baca SelengkapnyaBagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.
Baca SelengkapnyaAri menjelaskan baik dari kubu 01 dan 03, sama-sama menemukan fakta.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca Selengkapnya