Kronologi Annas mau suap Metro TV supaya redam berita cabulnya
Merdeka.com - Pemimpin Redaksi sekaligus pimpinan perusahaan Koran Riau, Edi Ahmad RM, mengakui menyetor uang Rp 200 juta buat meredam pemberitaan soal laporan kasus pencabulan terhadap perempuan berinisial WW. Dia mengatakan, dia tidak berinisiatif melainkan menjalankan perintah Annas.
Edi mengatakan itu kepada awak media selepas bersaksi dalam sidang terdakwa kasus suap pengajuan revisi alih fungsi lahan di Provinsi Riau, Gulat Medali Emas Manurung, di di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (22/12). Dia menyatakan, duit itu diberikan oleh Gulat.
"Pak Annas yang telepon. 'Ed tolong bantu supaya pemberitaan isu itu jangan ditayangkan.' Aku mana ada duit. Dari Bang Gulat," kata Edi.
Edi mengatakan, duit itu dia kirim kepada anak buahnya bernama Azril. Dari dia fulus lantas ditransfer kepada mantan wartawan bernama Kahfi Siregar, buat dibagi-bagikan kepada para awak media.
"Dari Gulat Rp 200 juta kumintakan tolong ke Kahfi di Jakarta. Kusebar-sebarkan. Untuk Kahfi dipecah-pecah. Jadi tidak Rp 200 juta," ujar Edi.
Edi berusaha meralat pernyataannya di dalam persidangan. Saat bersaksi, dia mengaku duit itu buat meredam pemberitaan di stasiun televisi swasta Metro TV. Tetapi selepas sidang, dia mengatakan duit itu buat membungkam awak media di beberapa kantor berita nasional maupun lokal.
"Sebetulnya bukan hanya Metro TV, tapi termasuk media lokal dan media nasional di Jakarta," lanjut Edi.
Edi mengaku mengenal Kahfi sejak lama. Menurut dia, Kahfi saat itu masih bekerja sebagai pewarta tabloid hiburan Cek dan Ricek.
"Sekarang aku enggak tahu dia jadi apa. Yang pasti dia kawan aku. Aku cuma minta tolong dia. Yang kirim anggotaku, Azril, ke rekening Kahfi," sambung Edi.
Di dalam sidang, Edi mengaku usahanya menahan pemberitaan kandas.
"Iya betul. Tapi gagal. Tetap tayang di Metro TV," ujar Edi.
Kahfi Siregar disebut-sebut salah satu kader Partai Demokrat. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Tim Media Center Fauzi Bowo-Nahrowi Ramli saat maju dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
Annas dilaporkan oleh seorang perempuan berinisial WW ke Bareskrim Polri. Tuduhannya adalah dia melakukan pencabulan. Tetapi, ada dugaan kasus ini sengaja dibikin buat menjatuhkan Annas. Sebab, Annas mencoret lembaga dipimpin WW dari daftar penerima dana bantuan sosial. Padahal di masa mantan Gubernur Riau, Rusli Zainal, lembaga WW rutin menerima dana bansos, meski tak jelas penggunaannya.
Seperti apa kasus pencabulan itu? Baca: Kasus Pencabulan oleh Gubernur Annas Maamun.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Identitas pelaku didapat setelah petugas mengecek tangkapan layar dari CCTV di sekitar TKP penemuan jasad RN.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya menyatakan menolak permohonan penangguhan penahanan yang diajukan tersangka Siskaeee atas kasus dugaan film porno.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pelecehan seksual ini sebelumnya terbongkar usai korban mengadukan tindakan tak senonoh itu ke seorang pengacara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini kasus tersebut masih dalam tahap penyidikan oleh tim penyidik Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaETH telah mengklarifikasi kepada penyidik Polda Metro Jaya terkait laporan dugaan pelecehan seksual terhadapnya.
Baca SelengkapnyaAR (38) ditemukan tewas mengambang siang tadi oleh dua saksi mata
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaKomisaris Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi menyampaikan pesan menyentuh terkait cinta dan keluarga. Baginya mencintai istri dan keluarga adalah kekuatan utama.
Baca SelengkapnyaProses arak-arakan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe diwarnai kericuhan.
Baca Selengkapnya