Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

KLHK Sita 1.300 Meter Kubik Kayu Hasil Illegal Logging di Hutan Kaltim

KLHK Sita 1.300 Meter Kubik Kayu Hasil Illegal Logging di Hutan Kaltim KLHK Sita 1.300 Meter Kubik Kayu Hasil Illegal Logging. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Balai Gakkum Kalimantan KLHK membongkar jual beli kayu olahan hasil pembalakan liar, di hutan Kalimantan Timur, dalam 5 hari terakhir. Lebih 1.000 meter kubik kayu, jadi barang bukti, dan jadi yang terbesar di 2019 ini. Enam bos perusahaan calon tersangka.

Pengungkapan kasus itu, dilakukan 20-24 November 2019, setelah penyelidikan setahun terakhir ini, usai sebelumnya dilakukan penindakan serupa di hutan Papua. Bahkan, penyelidikan dilakukan hingga ke Surabaya, Jawa Timur.

"Ini berawal dari pengaduan masyarakat. Kami amati di sini, di Kaltim, maupun yang menampung kayu di perusahaan di Surabaya," kata Dirjen Pencegahan dan Pengamanan Hutan KLHK Sustyo Iriono, dalam penjelasan resmi dia, di kantor Balai Gakkum KLHK Wilayah Kalimantan, di Samarinda, Senin (25/11).

Sustyo menerangkan, ada 1.300 meter kubik kayu jenis ulin dan meranti, yang tergolong kayu premium khas hutan Kalimantan. Seribuan meter kubik kayu itu, sebagian berada di gudang Balai Gakkum Kalimantan, dan sebagian lagi di gudang 6 perusahaan penampung di Samarinda, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara.

"Kayu ini berasal dari hutan di Kutai Barat. Kita sedang hitung berapa luasan hutan yang rusak, akibat aksi ilegal logging ini. Dikumpulkan di 6 perusahaan, lalu dikirim ke Surabaya," tegas Sustyo.

"Kita sedang uji keabsahan dokumennya. Perkiraan kita bisa lebih dari 1.300 meter kubik kayu. Kami yakini, aksi ini dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Ada yang kabur saat kami gerebek. Selagi masih di Indonesia, kami akan temukan mereka," terangnya.

Dijelaskan Sustyo, 1.300 meter kubik kayu itu, nilainya mencapai Rp6 miliar, sesuai harga pasaran dengan asumsi Rp6 juta per kubik. "Yang jelas, kerusakan lingkungan dari aksi ini, tidak bisa dinilai," ungkap Sustyo.

Sustyo menegaskan, penindakan kali ini, sebagai upaya tidak ada kompromi bagi pelaku kejahatan lingkungan, perampok sumber daya alam hutan sebagai penyangga ekosistem yang merugikan negara. "Mudah-mudahan, kita tidak mundur. Kalaupun ada aparat terlibat, siapapun, kita tegas. Kita kembangkan, siapa yang membekingi ini," terang Sustyo.

Dijelaskan, modus dari aksi jual beli kayu hasil pembalakan itu adalah mengangkut kayu menggunakan truk, di malam hari, hingga sampai di perusahaan penampungan di Samarinda. "Masuk ke pelabuhan di Balikpapan, lalu dikirim ke Surabaya," jelas Sustyo.

Semua pihak, termasuk direksi 6 perusahaan sedang diperiksa. Penyidik KLHK akan menaikkan status penyidikan melalui Surat Perintah Penyidikan, Selasa (25/11) besok. "Minimal 6 tersangka Direktur, karena ada 6 perusahaan," pungkas Sustyo.

(mdk/ded)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KLHK dan Pupuk Kaltim Kolaborasi Pulihkan Ekosistem Konservasi Taman Nasional Kutai, Ini Program Dijalankan

KLHK dan Pupuk Kaltim Kolaborasi Pulihkan Ekosistem Konservasi Taman Nasional Kutai, Ini Program Dijalankan

Masyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove yang menjadi lokasi kerja sama mesti dilibatkan dan menjadi bagian dalam kegiatan kerja sama ini.

Baca Selengkapnya
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu

Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu

Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas

Baca Selengkapnya
Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
KKP Bakal Tertibkan Bagan Tancap di Perairan Dadap Agar Tak Ganggu Ekosistem Laut

KKP Bakal Tertibkan Bagan Tancap di Perairan Dadap Agar Tak Ganggu Ekosistem Laut

Bagan tancap adalah alat tangkap menetap sehingga mengganggu alur pelayaran

Baca Selengkapnya
Karhutla Mulai Marak di Sumsel, Puluhan Hektare Lahan Terbakar dalam Sehari

Karhutla Mulai Marak di Sumsel, Puluhan Hektare Lahan Terbakar dalam Sehari

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.

Baca Selengkapnya
Sido Muncul Sukses Meraih Proper Emas 2023 dan Green Leadership Utama dari KLHK

Sido Muncul Sukses Meraih Proper Emas 2023 dan Green Leadership Utama dari KLHK

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat kembali menerima penghargaan "Green Leadership Utama" 2023.

Baca Selengkapnya
Luas Tanah Dikuasai Prabowo Subianto Setara 4 Kali Singapura

Luas Tanah Dikuasai Prabowo Subianto Setara 4 Kali Singapura

Sejatinya penguasaan lahan oleh Prabowo berawal dari akuisisi sebuah pabrik kertas.

Baca Selengkapnya
Menengok Uniknya Lahung, Buah Eksotis dari Kalteng yang Banyak Khasiat dan Hanya Tumbuh di Indonesia

Menengok Uniknya Lahung, Buah Eksotis dari Kalteng yang Banyak Khasiat dan Hanya Tumbuh di Indonesia

Buah yang tumbuh subur di daratan Pulau Kalimantan ini bukan hanya unik, melainkan juga memiliki khasiat bagi siapapun yang menyantapnya.

Baca Selengkapnya
Pantai Unik di Trenggalek Ini Indah Banget, Ada Muara Sungai & Lembah yang Dikelilingi Kerbau

Pantai Unik di Trenggalek Ini Indah Banget, Ada Muara Sungai & Lembah yang Dikelilingi Kerbau

Selain dikelilingi lembah perbukitan dan muara sungai, pantai tersebut turut menjadi habitat bagi banyak kerbau.

Baca Selengkapnya