Kisah Sahabat Nabi Saling Menghormati Meski Beda Pendapat
Merdeka.com - Zaid bin Tsabit an-Najjari al-Anshari dan Abdullah bin Abbas merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang meninggalkan banyak teladan bagi umat Islam masa kini. Selain kecerdasan, keduanya mengajarkan pentingnya saling menghormati meski terlibat silang pendapat.
Zaid bin Tsabit dikenal sebagai penulis wahyu dan surat-surat Nabi. Sedangkan Ibnu Abbas memiliki pengetahuan luas. Banyak hadis sahih yang diriwayatkan melaluinya. Ia juga sepupu Rasulullah.
Suatu hari, Ibnu Abbas silang pendapat dengan Zaid bin Tsabit mengenai warisan. Ibnu Abbas berpendapat bahwa kakek menjadi penghalang waris bagi mayat, sebab kakek senilai dengan bapak. Sebaliknya, Zaid bin Tsabit menyatakan bahwa kakek tak jadi penghalang.
"Apakah Zaid tidak takut dengan Allah?" kata Ibnu Abbas dalam sebuah majelis.
"Dia dijadikan cucu lelaki semisal anak lelaki tetapi kakek tak dianggapnya semisal bapak? Demi Allah, aku ingin sekali bertemu dengan mereka yang berbeda pendapat denganku dalam perkara waris ini lalu kami sama-sama meletakkan tangan pada sebuah tiang dan bermubahalah, agar laknat Allah ditimpakan pada dia yang berdusta!" sambungnya.
Meski persoalan warisan masih menjadi perdebatan, Ibnu Abbas dan Zaid bin Tsabit terlihat rukun. Seperti yang terjadi selepas jenazah ibunda Zaid bin Tsabit disalatkan. Saat itu, pria keturunan Bani Khazraj itu pulang dengan menunggangi bagal.
Tiba-tiba Ibnu Abbas menghampiri Zaid bin Tsabit lalu memegang tali kendali tunggangannya. Ibnu Abbas hendak menuntunnya sebagai bentuk penghormatan.
Zaid bin Tsabit yang merasa sungkan diperlakukan demikian oleh Ibnu Abbas pun bertutur sopan, "Lepaskanlah, wahai anak paman Rasulullah!"
"Beginilah kami memperlakukan ulama," jawab Ibnu Abbas.
Mendengar jawaban tersebut, Zaid bin Tsabit langsung mencium tangan Ibnu Abbas. Ia merasa perlu melakukannya sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga Nabi Muhammad.
"Beginilah kami diperintah dalam memperlakukan keluarga Nabi," katanya.
Ibnu Abbas juga memperlihatkan kesedihannya saat Zaid bin Tsabit wafat. Sambil berdiri di sebelah makam Zaid bin Tsabit, ia berujar, "Demikianlah apabila ilmu pergi."
Ibnu Abbas memandang kepergian Zaid bin Tsabit bagaikan kepergian ilmu itu sendiri. Demikian dikutip dari nu.or.id.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kaum Tsamud adalah suatu masyarakat yang hidup setelah kaum Ad, yang juga disebutkan dalam Al-Qur'an.
Baca SelengkapnyaKisah Nabi Idris adalah salah satu kisah Nabi yang menarik untuk diikuti. Pengalamannya yang luar biasa diiringi dengan hikmah yang kuat bagi umat Islam.
Baca SelengkapnyaMasing-masing nabi yang diutus Allah mempunyai kelebihan. Salah satu nabi yang diberi kelebihan adalah Nabi Sulaiman dengan kekayaan yang tak terhingga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Membaca doa Nabi Ayyub memiliki makna dan keutamaan tersendiri dalam Islam.
Baca SelengkapnyaTasbih memiliki arti menyucikan Allah SWT dari segala keburukan.
Baca SelengkapnyaNabi Ayub mendapatkan banyak ujian namun tetap sabar dan tabah.
Baca SelengkapnyaWahabi adalah aliran dalam Islam yang ditujukkan kepada pengikut Muhammad bin Abdul Wahab.
Baca SelengkapnyaBerikut unsur unsur hadis lengkap beserta pengertian dan syaratnya.
Baca SelengkapnyaSurat Yasin adalah salah satu surat dalam Al-Qur'an yang memiliki keutamaan dan keistimewaan tertentu dalam tradisi Islam.
Baca Selengkapnya