Kisah Prajurit Kopassus tolak uang saat amankan Kelapa Gading
Merdeka.com - Seorang RW di wilayah Kepala Gading menyebarkan surat edaran meminta sumbangan dari warga untuk membayar personel Brimob dan TNI AD yang ditugaskan menjaga daerah mereka. Ternyata tak pernah ada permintaan dana dari aparat keamanan. Surat edaran tersebut murni buatan kepala RW.
Isu duit pengamanan di Kelapa Gading ini tak cuma sekali. Maklum daerah tersebut tergolong kawasan paling elite di Jakarta Utara. Isinya perumahan mewah, ruko dan mal.
Tahun 1998, saat kerusuhan membakar Jakarta, pasukan Kopassus TNI AD ditugaskan menjaga sekitar wilayah Kelapa Gading. Saat itu disebut Kelapa Gading merupakan salah satu target penjarahan dan pembakaran massa.
Batalyon 11 Grup 1 Kopassus yang dipimpin Letkol Doni Monardo ditugaskan masuk ke Jakarta dan mengamankan daerah itu. Doni segera memerintahkan prajuritnya, tak ada satu pun yang boleh tidur di rumah mewah atau mal. Semua harus tidur di rumah rakyat sekitar Kelapa Gading.
Para prajurit juga dilarang menerima uang dengan alasan apa pun. Demikian dicatat dalam buku Kopassus Untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara.
Keesokan harinya, Letkol Doni didatangi pejabat yang tinggal di Kelapa Gading. Dia minta Kopassus menjaga RW tempatnya tinggal dengan imbalan uang puluhan juta.
Doni menolaknya dengan alasan tak mau 'pagar' yang sudah dibangunnya di sekitar Kelapa Gading bolong. Dia memang sengaja menempatkan pasukannya di sekitar Kelapa Gading untuk menutup akses jika ada massa mau masuk dan menjarah. Bukan di tengah-tengah perumahan mewah atau mal.
Namun di tengah tugas, berembus isu tak sedap bahwa Kopassus menerima uang jaga Rp 2 miliar. Letkol Doni jelas terkejut. Didampingi komandannya, dia mengadakan pertemuan dengan warga Kelapa Gading untuk meluruskan kabar tersebut.
"Tuduhan itu menyakitkan hati. Tentara sudah dibayar oleh negara," tegas Komandan Grup I Kopassus Kolonel Pramono Edhie Wibowo.
Letkol Doni pun mengancam akan menarik pasukannya jika berita itu tak diluruskan.
Benar saja, ternyata berita itu sengaja dibikin oleh sekelompok orang yang biasa menjaga kawasan Kelapa Gading. Karena kehadiran prajurit Kopassus, mereka gigit jari tak lagi menerima uang keamanan.
Kasus itu pun selesai. Doni bernapas lega nama baik Korps Baret Merah tak tercela. Saat akhirnya pasukan Kopassus ditarik dari Kelapa Gading untuk menjaga Medan Merdeka Timur, reaksi rakyat cukup mengharukan saat berpisah.
Bahkan ada tokoh warga yang berkata kalau saja masih punya anak gadis, dia ingin menikahkan putrinya dengan prajurit Kopassus yang berjaga di sana. "Pada baik-baik, ramah dan sopan," kata sang tokoh masyarakat.
Bahkan sampai ada yang menjejali prajurit dengan uang satu plastik saat berpisah. Prajurit itu menolaknya karena sudah diperintah tak menerima apa pun. Uang satu keresek pun ditolak tanpa sesal.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gara-Gara Rokok dan Uang Rp20 Ribu, Tukang Potong Rambut Meninggal Dikeroyok
Aksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.
Baca SelengkapnyaWarga Berbondong-bondong Amankan Barang Berharga Usai Rumah Terdampak Ledakan Gudang Amunisi Milik Kodam Jaya
Warga sekitar gudang amunisi terlihat bergiliran masuk terbatas untuk mengambil barang berharga mereka dari rumah.
Baca SelengkapnyaPegawai Bisa Terima THR Lebih Besar dari Gaji, Ini Syarat dan Ketentuannya
Menaker Ida bilang ada perusahaan yang membayar THR lebih besar dari ketentuan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kelakuan Kurang Ajar Pengemis di Bandung, Tak Diberi Uang Mobil Orang Diludahi
Parah! Aksi tak terpuji dilakukan oleh seorang pengemis asal Bandung yang meludahi mobil milik seorang pengendara lantaran tak dikasih uang.
Baca Selengkapnya5 Perampok Bercadar Sekap Karyawan SPBU di Kediri, Gasak Uang Rp35 Juta
Kedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaKesal Ditagih Uang yang Dicuri, Seorang Pemuda Bunuh Rekan Bisnis
Riski kerap mengambil diam-diam uang dari kas kios pulsa hingga totalnya mencapai Rp80 juta.
Baca SelengkapnyaBareskrim Limpahkan Berkas TPPU Panji Gumilang ke Kejagung
Panji diduga memakai dana yayasan untuk kepentingan pribadinya.
Baca SelengkapnyaDitagih Utang, Pria di Pelalawan Bunuh Temannya
Pelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.
Baca SelengkapnyaMengintip Persiapan Pencoblosan Pemilu di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Penduduk di Perbatasan Skouw RI-PNG ada suku dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca Selengkapnya