Kisah Pedagang Sembako Asal Sumbar Lolos dari Maut Kerusuhan Wamena
Merdeka.com - Seorang pedagang asal Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan tetap ingin kembali ke Wamena meski kiosnya sudah terbakar saat kerusuhan meletus di ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, tersebut pada 23 September 2019. Pedagang ini merasa sudah nyaman dengan lingkungan di Wamena.
"Karena di sana terasa enak berusaha dan bisa berbaur antar sesama, kalau pelaku kerusuhan sekarang ini kan datang dari luar," kata Defrizul (45) di Padang, Jumat (4/10).
Kios Defrizul di Pasar Misi terbakar saat kerusuhan meliputi Wamena. Dia tidak sempat menyelamatkan harta benda saat kerusuhan terjadi.
"Saat itu saya sedang berada di kios, lalu pelaku kerusuhan datang secara tiba-tiba pada Senin sekitar pukul 08.30 WIT," kata
Dia menuturkan, saat itu suasana berubah menjadi tegang karena perusuh datang dan melemparkan batu dan bom Molotov ke arah deretan kios di Pasar Misi. Serangan itu membuat sejumlah kios terbakar.
Dia menceritakan, sejumlah warga asli Wamena berusaha menghalangi perusuh membakar kios-kios di pasar. Namun tidak membuahkan hasil karena jumlah mereka kalah banyak jika dibandingkan dengan jumlah perusuh.
"Sejumlah kios mulai terbakar, dan saya bersembunyi ke belakang tanpa menutup kios. Tidak ada yang bisa diselamatkan selain pakaian di badan dan anak-istri," kata dia. Seperti diberitakan Antara.
Setelah sekitar satu jam bersembunyi, ada personel TNI datang dan mengevakuasi keluarga Defrizul dan ratusan warga lain ke markas Kodim 1702/Jayawijaya di Wamena.
"Jika petugas terlambat sedikit saja saat itu, entah bagaimana nasib saya dan para pedagang lain," katanya.
Sudah 19 Tahun Merantau
Defrizul merantau ke Wamena sejak tahun 2000. Di sana, ia berdagang bahan pangan pokok dan barang kebutuhan sehari-hari.
Meskipun kiosnya terbakar, Defrizul bersyukur istri dan satu anaknya selamat dari kerusuhan yang terjadi di Wamena dan bisa pulang ke Sumatera Barat.
Defrizul bersama istrinya, Puspita Mujiastuti (30), dan seorang anaknya menginjakkan kaki di Sumatera Barat pada Kamis malam (3/10). Mereka ada di antara 50 perantau Sumbar yang mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, pukul 20.40 WIB.
Keluarga Defrizul memutuskan kembali ke Sumatera Barat untuk sementara waktu demi keamanan. Mereka berencana kembali ke Wamena setelah daerah itu aman.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan mengunjungi warga terdampak bencana di Kampung Galapuang, Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, Sumbar, Sabtu (16/3).
Baca SelengkapnyaMbak War permah dibuat nyaris bangkrut oleh orang yang iri. Mirisnya, hal itu dilakukan oleh orang terdekatnya.
Baca SelengkapnyaDi musim kemarau tahun 2023 lalu, desa tersebut kembali muncul ke permukaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaKepala Desa dan Sekretaris Desa di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dilaporkan ke Bawaslu karena diduga mengajak warga memilih caleg tertentu
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaDari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca Selengkapnya