Kisah Desa Siluman di Subang yang Jadi Tempat Persembunyian Pejuang Kemerdekaan
Merdeka.com - Desa Siluman atau fiktif kini menjadi perbincangan publik, karena disebut-sebut sebagai desa tanpa penduduk yang menerima dana desa. Namun lain halnya dengan Desa Siluman, Kecamatan Pabuaran di Kabupaten Subang, Jaw Barat. Meski disebut Siluman namun desa ini nyata dan dihuni 7.320 jiwa.
Desa Siluman di Subang ini memiliki luas wilayah 716.928 Ha. Secara geografis keberadaannya terletak di sebelah barat pusat pemerintahan Subang dengan jarak sekitar 51 kilometer.
Kepala Desa Siluman, Warman, menerangkan asal usul nama Siluman dijadikan nama desa pada tahun 1908.
Diceritakan Warman, berawal ketika seorang sesepuh waktu itu menjadi kepala desa pertama, bernama Bah Tinggi. Secara kebetulan Bah Tinggi tinggal di sekitar aliran sungai Cisiluman di wilayah itu, hingga akhirnya dijadikan nama desa.
"Menurut para orang tua terdahulu asal nama desa Siluman dari nama aliran sungai Cisiluman," kata Warman, Rabu (13/11) saat ditemui di ruang kerjanya.
Akan tetapi menurut kepala desa yang menjabat dua priode tersebut, meski telah digunakan sejak tahun 1908, tidak ada bukti sejarah yang autentik tentang sejarah Desa Siluman.
Namun dari cerita turun temurun, wilayah Siluman kerap dijadikan tempat persembunyian para pejuang Indonesia saat dikejar penjajah di era perang kemerdekaan. Konon, setiap pejuang yang bersembunyi ke wilayah tersebut tak lagi terkejar musuh dan seolah menghilang.
Cerita Mistis Desa Siluman
Warman juga mengungkapkan cerita mistis tentang desa yang kini dipimpinnya. Jika setiap orang luar yang datang ke desanya kerap dibuat bingung dan hanya berputar-putar keliling desa tanpa bisa keluar kampung.
"Para pejuang kemerdekaan lari ke wilayah ini lenyap dan menghilang. Tidak bisa ditemukan lagi ketika dikejar musuh penjajah Belanda. Di sekitar daerah aliran sungai inilah yang menjadi cikal bakal permukiman," ceritanya.
Mata pencarian masyarakat Desa Siluman selain sebagai petani, kata Warman, penduduknya juga dikenal dengan industri rumahan yaitu kerajinan mebel seperti kursi dan ukiran.
Desa siluman terbagi menjadi 7 dusun, yang sebelumnya 5 dusun pada tahun 2015. Desa Siluman sejak pertama berdiri dan pimpin Bah Tinggi hingga kepala desa sekarang bernama Warman sudah 18 kali terjadi regenerasi kepemimpinan.
"Sifat gotong royong masih ada walaupun dirasa kurang, karena kebanyakan penduduknya bertani," tandasnya.
Penelusuran merdeka.com, memang tidak ada prasasti atau petilasan yang bisa dijadikan bukti autentik tentang sejarah Desa Siluman, bahkan sungai kecil yang bernama Cisiluman pun kini tidak jelas lagi letaknya.
Tapi dari beberapa cerita penduduk asli ini cukup untuk menyimpulkan desa ini punya sejarah panjang walaupun bukti sejarah itu tidak pernah ditemukan secara kasat mata.
Yang pasti, Desa Siluman kini merupakan desa yang makmur, mayoritas penduduk bertani dan sebagian beralih ke home industri dan berdagang merupakan desa yang ramah dan menjunjung pembangunan ke depan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.
Baca SelengkapnyaBanyak warga lokalnya menggunakan ladang untuk dijadikan sebagai lahan menanam sayur-sayuran.
Baca SelengkapnyaTokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski berada di tepi jurang, namun perkampungan tersebut padat penduduk.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaInul Daratista baru saja mudik ke kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKabupaten Solok tak hanya terkenal dengan produksi beras unggulannya saja, akan tetapi potensi pariwisata di daerah ini juga tak kalah menarik untuk dikunjungi.
Baca SelengkapnyaDi Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru.
Baca Selengkapnya