Ketua GNPF soal rumah Kapitra dilempar molotov: Demi Tuhan saya enggak tahu
Merdeka.com - Rumah mantan pengacara Habib Rizieq Sihab, Kapitra Ampera dilempar bom molotov, di Jalan Tebet Timur Dalam 8, Jakarta Selatan pada Senin (6/8) malam kemarin. Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak tak merespons panjang. Dia hanya menegaskan bahwa tidak mengetahui dalang dibalik peristiwa tersebut.
"Demi Tuhan saya enggak tahu," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (7/8).
Yusuf juga tak mengetahui kabar tersebut. Bahkan dia bertanya balik waktu kejadian tersebut.
"Tadi malam? Enggak dengar malahan saya. Enggak ada beritanya. Suer enggak tau saya," ucapnya.
Rumah Kapitra Ampera dilempar bom molotov, di Jalan Tebet Timur Dalam 8, Jakarta Selatan, Senin (6/8) malam.
"Iya, rumah abang dimolotov," kata Kapitra saat dihubungi wartawan di Jakarta.
Caleg PDIP dari Sumatera Barat itu menjelaskan kejadian berlangsung cepat. Molotov yang dilempar langsung meledak. Hal ini bisa dilihat lewat rekaman CCTV di rumahnya.
"Itu langsung pecah. Saya punya CCTV bisa dilihat nanti. Saya masih di masjid, tadi istri ngasih tahu," katanya.
Kapitra menyatakan berdasarkan keterangan istrinya ada dua bom molotov yang meledak. Di garasi dan satu lagi mengenai rumah.
"Dua molotov, satu pecah di garasi. Itu dilempar, di garasi, masuk ke dalam rumah," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi teror OTK itu terjadi pada Sabtu (16/17) dini hari.
Baca SelengkapnyaSempat terlihat ada yang memprovokasi kemudian mengambil barang senjata tajam dan mengajak untuk melakukan kekerasan.
Baca SelengkapnyaTidak ada korban jiwa dari insiden tersebut. Hanya bagian rumah ketua GP Ansor yang pecah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Kupang, Ambo mengatakan, tempat tersebut selama ini memang tidak pernah dipakai untuk salat Idulfitri.
Baca SelengkapnyaGus Kautsar mengungkapkan peran Gus Miftah dalam mengkampanyekan Prabowo Gibran sangat besar.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Kapolri mengatakan kriteria pemimpin selanjutnya harus mampu meneruskan estafet kepemimpinan Jokowi
Baca SelengkapnyaPernyataan Kapolri soal estafet kepemimpinan tak perlu ditafsirkan lebih jauh
Baca SelengkapnyaBerbeda keyakinan dengan ibunda yang beragama Katolik, Dian Sastro memutuskan memeluk agama islam pada 2002.
Baca SelengkapnyaDiberitakan sebelumnya, petugas penjagaan di Rumdin Kapolri terluka di bagian bibir akibat diserang oleh seorang pria inisial JPP pada Kamis (14/12).
Baca Selengkapnya