Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kenapa bailout Century bengkak Rp 6,7 T, ini penjelasan Boediono

Kenapa bailout Century bengkak Rp 6,7 T, ini penjelasan Boediono Wapres Boediono. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Wakil Presiden (Wapres) Boediono tak merasa bersalah dengan kebijakannya memberikan bailout kepada Bank Century saat dirinya menjabat sebagai gubernur Bank Indonesia (BI). Menurut dia, data tentang membengkaknya dana talangan dari Rp 632 miliar sampai Rp 6,7 triliun bukan tanggung jawab BI.

Boediono menjelaskan, soal dana talangan yang semula Rp 632 miliar menjadi Rp 6,7 triliun itu seluruhnya berada pada kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan pengawas bank. Sebab, BI dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) hanya bertanggung jawab sampai kepada penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik sehingga harus diberikan bailout.

"Jadi prosesnya setelah diambil alih oleh LPS dan mandat diserahkan oleh KSSK itu adalah bahwa ini menjadi bank, ini menjadi bank milik LPS dan pengawasnya terhadap pemilik bank, dan kalau ada, harus diselesaikan dengan mereka. Itu data-datanya ada di situ," ujar Boediono saat jumpa pers di Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (23/11).

Boediono kemudian mencoba menjelaskan secara detail, bagaimana proses menentukan Bank Century menjadi bank gagal berdampak sistemik. Sehingga jika tidak diselamatkan, ekonomi nasional bakal terguncang di era krisis global tahun 2008 silam.

"Itu kalau tidak salah yang diputuskan tanggal 20 November itu hari yang panjang. Saya masih ingat 20 November siang menjelang sore ada undangan rapat saya di kantor Wapres. Ternyata di situ ada rapat besar, saya, Menkeu dan pejabat-pejabat lain juga hadir. Dan pada pertemuan itu saya menyampaikan kondisi ekonomi dan keuangan Indonesia. Saya sampaikan kurs yang melonjak, saya sampaikan pasar uang antar bank yang macet. Saya sampaikan likuiditas yang mulai kering bagi bank-bank di Indonesia. Saya ceritakan mengenai Capital Outflow, ini adalah indikator terhadap krisis," kata dia.

Karena itu ia merasa tidak bertanggung jawab dengan pencairan dana Century dari Rp 632 miliar menjadi Rp 6,7 triliun. Sebab, kata dia, hal itu menjadi kewenangan LPS dan pengawas bank yang menghitung nominal penyelamatan Bank Century.

"Perhitungan validasi yang digunakan untuk menyelamatkan bank ini setelah bank ini diambil alih oleh LPS setelah tanggal 21 November dan diputuskan oleh KSSK, dan di situlah ada perubahan (nominal bailout) yang mengawal. Pengawalnya adalah LPS yang mengawalnya, dan yang mengawasinya dari Bank Indonesia. Dan kalau ada likuiditas, kalau ada krisis harus cepat-cepat diambil, ada kekurangan modalnya, caranya itu semua dihitung bersama-sama jadi seperti juga bank-bank lain. Jadi saya tidak menangani hal itu," ujarnya.

Seperti diketahui, terjadi polemik dan saling tuding saat dana kucuran BI ke Bank Century mencapai Rp 6,7 triliun. Ketua KSSK Sri Mulyani pun merasa dibohongi dengan nominal bombastis tersebut.

Forum Rapat Pansus DPR untuk Hak Angket Bank Century, awal Januari 2010, Sri Mulyani menegaskan bahwa dirinya bertanggung jawab penuh atas keputusan penyelamatan Bank Century. Berdasarkan data awal, nilai bailout dari Bank Indonesia sebesar Rp 632 miliar. Angka Rp 632 miliar itu ditetapkan BI sebagai acuan menangani Bank Century.

Selain itu, Sri Mulyani mengaku merasa tertipu dengan data yang diberikan BI dalam keputusan bailout Bank Century. Hal ini dituturkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di forum rapat Pansus Bank Century, 14 Februari 2010.

Saat itu, Kalla merinci, Sri Mulyani menemuinya di kediaman resmi wakil presiden pada 30 September 2009. Dalam pertemuan empat mata itu Ketua KSSK mengaku tertipu dengan pembengkakan nilai penyelamatan Bank Century. Awalnya Bank Indonesia merekomendasikan dana talangan Bank Century hanya Rp 632 miliar. Ternyata, nilai bailout membengkak menjadi Rp 6,7 triliun. (mdk/mtf)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Sumber Dana BLT yang Bakal Diterima 18,8 Juta Keluarga, Nilainya Rp200.000 per Bulan
Ini Sumber Dana BLT yang Bakal Diterima 18,8 Juta Keluarga, Nilainya Rp200.000 per Bulan

Selama beberapa tahun terakhir, APBN disiapkan sebagai shock absorber untuk menjaga perlindungan ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
BPKP Lapor ke Jokowi Sudah Selamatkan Uang Negara Rp78,68 Triliun
BPKP Lapor ke Jokowi Sudah Selamatkan Uang Negara Rp78,68 Triliun

Sepanjang tahun 2020 hingga 2024 ada Rp78,68 triliun uang negara yang diselamatkan.

Baca Selengkapnya
Cadangan Devisa RI Naik Jadi Rp2.255 Triliun, Dua Sektor Ini Penyumbang Terbesar
Cadangan Devisa RI Naik Jadi Rp2.255 Triliun, Dua Sektor Ini Penyumbang Terbesar

Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BNPB Salurkan Bantuan Siap Pakai Rp2,5 Miliar untuk Bencana di Sulsel, Ini Rinciannya
BNPB Salurkan Bantuan Siap Pakai Rp2,5 Miliar untuk Bencana di Sulsel, Ini Rinciannya

BNPB Gelontorkan Bantuan Dana Siap Pakai Rp2,5 miliar untuk Bencana di Sulsel, Berikut Rinciannya

Baca Selengkapnya
Bos BI Pede Ekonomi Indonesia di Kuartal II Tetap Terjaga, Ini Alasannya
Bos BI Pede Ekonomi Indonesia di Kuartal II Tetap Terjaga, Ini Alasannya

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimis perkembangan terkini menunjukkan kegiatan ekonomi pada kuartal II 2024 tetap terjaga dengan baik.

Baca Selengkapnya
Demi penguatan Rupiah, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen
Demi penguatan Rupiah, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen

Melansir data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperjualbelikan direntang Rp16.417 per dolar AS.

Baca Selengkapnya
Investor Siap-Siap Tampung, Bank Syariah Indonesia Bagi-Bagi Dividen Rp855 Miliar
Investor Siap-Siap Tampung, Bank Syariah Indonesia Bagi-Bagi Dividen Rp855 Miliar

Sepanjang tahun 2023, BSI membukukan laba bersih senilai Rp5,70 triliun atau tumbuh 33,88 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
5 Fakta di Balik Kebakaran Hebat Pasar Ngawen Blora, Kerugian Capai Rp30,6 Miliar
5 Fakta di Balik Kebakaran Hebat Pasar Ngawen Blora, Kerugian Capai Rp30,6 Miliar

Diduga banyak pedagang pasar yang masih punya utang di bank.

Baca Selengkapnya
Waspada! Bank Indonesia Temukan 363 Uang Lembar Palsu Beredar di Sini
Waspada! Bank Indonesia Temukan 363 Uang Lembar Palsu Beredar di Sini

Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.

Baca Selengkapnya