Kemenko PMK Sebut Terjadi Kesenjangan Capaian Vaksin di Indonesia
Merdeka.com - Kesenjangan penanganan Pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Deputi III Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprato menuturkan, kesenjangan dan disparitas yang terjadi di Indonesia menjadi tantangan mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi.
"Mengubah dari pandemi menjadi endemi tentunya tidak bisa langsung, tetapi harus lewat epidemi terlebih dahulu. Permasalahannya sekarang ini adalah disparitas," kata Agus dalam diskusi daring, Jumat (19/11).
Kesenjangan vaksinasi itu terlihat perbandingan capaian di provinsi Papua yang masih 25 persen jauh dari target pemerintah. Sementara DKI Jakarta sudah mencapai 133 persen dan Bali 100 persen.
"Kita lihat capaian dosis kedua ini semakin ngeri lagi kesenjangannya, luar biasa," ujar Agus.
Agus mengatakan, kesenjangan penanganan pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi antar provinsi. Dalam satu provinsi juga ditemukan kesenjangan.
Contohnya di Provinsi Aceh, capaian di Kota Sabang masih rendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.
"Jadi kesenjangan bisa antar provinsi, tapi juga kesenjangan antar kabupaten/kota di dalam satu provinsi," ujar Agus.
Karena itu pemerintah memiliki tugas meratakan penanganan pandemi Covid-19 di seluruh daerah. Salah satu indikatornya adalah capaian vaksinasi.
"Dari segi vaksin saja datanya, ada provinsi yang luar biasa sudah tinggi dan ada provinsi yang baru 20-30 persen. Ini menjadi bagian penting dari upaya-upaya dari pandemi menjadi endemi di dalam kita," kata Agus.
"Tentu untuk menuju endemi, ini dibutuhkan kerja sama semua pihak dan membangun semua sistem kesehatan di daerah masig-masing," jelasnya.
Agus mengatakan, kesenjangan juga terjadi di skala global. Antar negara di dunia terjadi disparitas dari cara penanganan pandemi Covid-19.
Jumlah vaksin Covid-19 di dunia saat ini mencapai 600 juta vaksin. Namun, sejumlah negara di Afrika dan Asia belum mendapatkan vaksin. Sampai April 2021 masih ada 10 negara di Afrika yang tak mendapatkan vaksin.
Sementara jumlah vaksin terbesar tercatat ada di Eropa dan penggunaan vaksin Covid-19 terbanyak ada di Amerika Serikat. Oleh karena itu, negara-negara di dunia harus mulai membangun solidaritas dalam penanganan pandemi.
"Saya kira ini bagian yang penting bagaimana epidemi dan endemi itu tercapai. Bila hal ini saja tidak tercapai, maka kita terus dalam suatu ancaman Covid-19," pungkas Agus.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi juga mengapresiasi pencapaian PNM yang mencapai telah mencapai target pada 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca SelengkapnyaAngka kemiskinan nasional berdasar data BPS masih 9,36 persen, jauh di atas target pada RPJMN 2020-2024 sebesar 6,5 – 7,5 persen.
Baca SelengkapnyaHasto Sengketa Pilpres di Momen Hari Kartini: Semoga MK Ketuk Palu Emas, Bukan Palu Godam
Baca SelengkapnyaJokowi ingin KPU bertindak sesuai aturan pada pesta demokrasi lima tahunan.
Baca SelengkapnyaUntuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya