Kembali ke Habitat, 6 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kehje Sewen Kutai Timur
Merdeka.com - Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) bekerjasama BKSDA Kalimantan Timur, hari ini melepasliarkan 6 orangutan Kalimantan Timur (Pongo Pygmaeus Morio) ke habitat alaminya, di hutan Kehje Sewen, Kutai Timur. Dengan begitu, populasi orangutan hasil rehabilitasi, di hutan seluas 86.450 hektare itu menjadi 103 individu.
"Pelepasliaran orangutan hasil rehabilitasi ini bertujuan untuk memastikan orangutan lestari, dan hidup sejahtera di habitat alaminya," kata CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite, di Samarinda, Senin (8/7).
Keenam individu orangutan yang dilepasliarkan serentak hari ini, dimulai dari 4 individu orangutan masing-masing orangutan jantan Komo usia 21 tahun, Gino 14 tahun, dan Zakir usia 15 tahun, serta 1 orangutan betina, Petak usia 22 tahun.
"Hari ini, 2 orangutan lain akan dilepasliarkan, yaitu Lito dan Laila. Lito adalah jantan berusia 25 tahun sementara Laila betina berusia 22 tahun. Perjalanan panjang yang ditempuh para orangutan ini mencapai waktu hampir 48 jam, melalui rute darat dan sungai, hingga sampai ke hutan Kehje Sewen," ujar Jamartin.
Jamartin menerangkan, kedua pelepasliaran ini adalah yang ke-18 dan ke-19 kali dilaksanakan oleh Yayasan BOS dan para pemangku kepentingan di Kalimantan Timur sejak tahun 2012. Pelepasliaran ini menambah populasi orangutan yang dilepasliarkan di konsesi Restorasi Ekosistem Hutan Kehje Sewen menjadi 103 individu.
"Kegiatan pelepasliaran ini juga membawa Hutan Kehje Sewen mendekati kapasitas maksimalnya yaitu 150 orangutan. Mengingat saat ini jumlah orangutan yang masih direhabilitasi di Samboja Lestari, berjumlah sekitar 140 individu, dan banyak dari mereka yang siap dilepasliarkan. Jadi, Yayasan BOS harus segera mendapatkan lokasi pelepasliaran orangutan alternatif yang memenuhi syarat di Kalimantan Timur," terang Jamartin.
"Tidak hanya langka dan dilindungi, orangutan berperan penting dalam ekosistem hutan. Orangutan membantu menjaga kualitas hutan; dan pada gilirannya hutan memberikan kita air dan udara bersih, hasil hutan baik kayu maupun non-kayu, serta iklim yang teregulasi dengan baik. Kita semua menerima manfaat dari keberadaan orangutan di hutan. Jadi, sangat masuk akal jika kita harus bekerja keras menjaga mereka tetap aman di habitatnya," tegas Jamartin.
"Kita semua, bisa berperan, membantu melaporkan atau menghentikan upaya memburu, menangkap, membunuh, atau memelihara hewan yang dilindungi Undang-Undang seperti orangutan. Hewan-hewan ini berfungsi besar dalam ekosistem hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Sunandar Trigunajasa, di kesempatan yang sama.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, 79 Orang Tewas & 84 Luka-Luka Akibat Ulah Keji KKB
Untuk lokasi aksi KKB mayoritas terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Yahukimo, Nduga, dan Pegunungan Bintang.
Baca SelengkapnyaMenjelajah Hutan Bonsai Fatumnasi di NTT, Ribuan Pohon Kerdil Berusia Ratusan Tahun Bentuknya Bak Orang Menari
Selain alamnya yang indah, Fatumnasi juga dihuni oleh suku tertua di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KLHK dan Pupuk Kaltim Kolaborasi Pulihkan Ekosistem Konservasi Taman Nasional Kutai, Ini Program Dijalankan
Masyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove yang menjadi lokasi kerja sama mesti dilibatkan dan menjadi bagian dalam kegiatan kerja sama ini.
Baca SelengkapnyaTak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu
Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaMelihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya
Tak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Orang Kincai, Konon Jadi Penghuni Pertama dan Tertua di Pulau Sumatra
Kelompok etnis pribumi Pulau Sumatera ini mendiami di sekitar kaki Gunung Kerinci yang sudah hidup sejak ribuan tahun yang lalu.
Baca SelengkapnyaTersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca Selengkapnya