Kematian Bayi di Indekos Samarinda Terbongkar Saat Ustaz Mau Memakamkan
Merdeka.com - Farida (22), mahasiswi salah satu kampus di Samarinda, Kalimantan Timur, berurusan dengan polisi. Bayi perempuan dilahirkannya di kamar kos, meninggal. Diduga, Farida malu hamil di luar nikah. Kasus itu terbongkar pagi tadi.
Kasus itu terungkap berawal seorang ustaz, datang menemui Ketua RT 30 kelurahan Gunung Kelua, Hamsy Djamhari, sekira pukul 08.00 WITA. Ustaz itu menanyakan kabar adanya bayi meninggal tidak dikubur dan berencana memakamkannya.
"Informasi soal bayi yang meninggal itu didapat ustaz yang berencana memakamkan. Lah, saya ketua RT, kok tidak tahu ada warga saya yang meninggal di Blok D, sesuai kata Pak Ustaz itu," kata Hamsy, ditemui merdeka.com di rumahnya, Jalan Pramuka 6 Komplek Pendidikan dan Kebudayaan, Samarinda, Kamis (10/1).
Belakangan, blok D yang disebutkan sang ustaz adalah rumah indekos Mawar, khusus putri. Kebetulan, seorang wanita yang belakangan mengirim pesan melalui fasilitas chat media sosial kepada sang ustaz, muncul dari rumah kos hendak membeli pembalut wanita.
"Kita tanya, wanita penghuni kos itu mengaku sudah menikah, dan suaminya di Nunukan (Kalimantan Utara). Ada indikasi kurang benar, makanya saya telepon polisi," ujar Hamsy.
Hamsy lalu mengabarkan ke Bhabinkamtibmas Polsek Samarinda Ulu, dan bersama kemudian masuk ke dalam kamar kos wanita yang diketahui bernama Farida itu. "Posisi bayi mengenakan pakaian bayi, dibedong. Seolah tidak meninggal. Ada perlengkapan bayi di tilam," sebut Hamsy.
Muncul dugaan, keinginan Farida untuk memakamkan anaknya sendiri untuk menghilangkan jejak dia sudah hamil di luar nikah. "Dari pengakuannya, dia (Farida) melahirkan sendiri di kamar kos hari Rabu jam 3 sore," ungkap Hamsy.
Aparat Polsek Samarinda Ulu datang ke kamar kos, dan membawa bayi itu di kamar jenazah RSUD AW Syachranie. "Bayi itu lahirnya sungsang. Ya, ibunya melahirkan sendiri di kamar kos. Mungkin karena malu," kata Kapolsek Samarinda Ulu, Kompol Arifin Renel, ditemui di kantornya sore ini.
"Ya, kita selidiki dugaan penelantaran anak. Untuk sebab kematian bayi itu, sedang kita mintakan pendapat medis. Sementara, sang ibu Farida ini dirawat di rumah sakit," kata dia.
Diduga Pacar Polisi
Farida (22), kini dirawat di IGD RSUD AW Syachranie. Dia mengalami pendarahan, usai melahirkan bayinya sendiri di kamar kos, di Jalan Pramuka, Samarinda, Rabu (9/1) siang kemarin. Aksi itu dilakukan lantaran diduga malu hamil di luar nikah. Dari pengakuannya, Farida berpacaran dengan personel Polri.
Pagi tadi, saat Ketua RT 30 Kelurahan Gunung Kelua Hamsy Djamhari (70), menginterogasi Farida sewaktu masih di kamar kos sempat bertanya soal suaminya.
"Dia mengaku asal Nunukan (Kalimantan Utara) dan sudah menikah. Tapi saya minta KTP-nya dan surat nikahnya, dia kebingungan tidak bisa menunjukkan," kata Hamsy, ditemui merdeka.com di rumahnya, Kamis (10/1).
Beberapa kemudian, Farida mengaku surat nikahnya ada di kampung. "Dia masih tidak bisa menunjukkan surat nikahnya, meski saya minta tolong difotokan untuk memastikan," ujar Hamsy.
Melalui sambungan telepon, Hamsy sempat berbincang dengan Brigadir S, yang disebut Farida, adalah suaminya. "Dari pengakuannya ya, dia (Farida) ini bilang suaminya polisi tugas di Nunukan. Tapi, di telepon, suaminya bilang tugas di Malinau," tambah Hamsy.
Selama perbincangan di telepon disaksikan Farida, personel Bhabinkamtibmas dan warga lainnya, Brigadir S sempat memberikan jeda waktu sebelum menjawab pertanyaan Hamsy. "Iya, jawabannya sempat jeda lama, baru jawab waktu saya tanya. Kalau memang sudah menikah, saya minta nomor telepon orangtua Farida ke pria itu. Tapi, sampai sekarang, tidak ada dikasih," sebut Hamsy.
Dikonfirmasi, polisi sendiri menyebut Farida dan pria itu masih berpacaran. Rencananya, polisi akan memeriksa keterangan kekasih Farida, yang disebutkan berada di luar kota Samarinda. Kendati demikian, polisi enggan membuka identitas pekerjaan sang kekasih Farida.
"Keduanya sepasang kekasih, dan si wanita mahasiswi. Pekerjaan si cowok swasta, dan lagi ada di luar kota," kata Kapolsek Samarinda Ulu, Kompol Renel Arifin, ditemui merdeka.com di kantornya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca SelengkapnyaKepala bayi terputus dan tertinggal dalam rahim sang ibu saat melahirkan di puskesmas Bangkalan.
Baca SelengkapnyaSejumlah kondisi batuk pada bayi tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua dan tidak selalu harus diobati.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tersedak merupakan kondisi yang rentan dialami oleh bayi pada saat disusui.,
Baca SelengkapnyaMomen Pangkostrad berikan selamat pada anggotanya yang baru saja mendapat kenaikan jabatan.
Baca SelengkapnyaPolisi hingga kini menyelidiki dan membidik tiga tersangka baru dalam kematian santri tersebut.
Baca SelengkapnyaPutusan itu dibacakan Ketua Hakim Rintis Candra di Pengadilan Negeri Tebo, Kamis (25/4) siang.
Baca SelengkapnyaMengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.
Baca SelengkapnyaMenggendong bayi baru lahir membutuhkan perhatian ekstra agar bayi tetap aman dan nyaman di dalam pelukan.
Baca Selengkapnya