Kegigihan Surjadi Suryadarma membangun AURI
Merdeka.com - Misi SAR pencarian pesawat Sukhoi Superjet 100 tidak bisa dipisahkan dari peran TNI Angkatan Udara. Mulai dari pemantauan udara, mengangkut korban dengan heli hingga mendrop logistik. Tanpa kegigihan Komodor Surjadi Suryadarma, mungkin tidak akan ada TNI AU.
Surjadi Suryadarma diserahi tugas membangun Angkatan Udara tanggal 1 September 1945. Saat itu membangun angkatan udara lebih seperti misi yang mustahil. Sebuah mission impossible. Di awal kemerdekaan, hanya ada beberapa pesawat peninggalan Jepang. Sumber daya manusia yang mengerti penerbangan pun sangat sedikit. Apalagi soal sumber dana, hampir tidak ada dana sama sekali.
Tapi Suryadi tidak gentar. Bersama Adisutjipto dia merintis Angkatan Udara Republik Indonesia dari nol. Mereka berdua membangun sekolah penerbang di Yogyakarta. Dengan pesawat tua Cureng dan Cukiu, AURI berani membom tangsi-tangsi Belanda di Jawa Tengah.
Kegigihan Suryadarma ini mengundang decak kagum dari rekan-rekan di angkatan lain. Termasuk Komandan Angkatan Darat Jenderal Djatikusumo.
"Susahnya Suryadarma dia memegang bidang yang dalam penertian militer advanced technology. Sementara kita masih bicara bambu runcing, ransum, dia malah bicara radar," ujar Djatikusumo. Hal itu ditulis dalam buku Bakti TNI Angkatan Udara 1946-2003.
Di tengah keterbatasan, Suryadarma mengirim 60 perwira muda mengikuti sekolah penerbangan di California, AS, pada November 1950. Setelah Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan aset milik Militaire Luchtvaart (ML) atau Angkatan Udara Kerajaan Belanda, yang berada di wilayah Indonesia.
Ada 173 pesawat milik Belanda yang diserahterimakan. Pesawat tersebut adalah Pipper Cub/L-4J, C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, Auster, AT-6 Harvard, PBY Catalina, BT-13 Valiant, Gruman Goose G-21A, serta Lockheed 12. Tahun 1950an, AURI memiliki sekitar 300 buah pesawat. Jumlah yang sangat besar saat itu.
Karir Suryadarma berakhir tahun 1962, setelah pertemputan di Laut Aru. Saat itu Nasution dan sejumlah perwira menuding AURI tidak siap memberikan dukungan udara dalam misi di Laut Aru. Padahal misi yang dipimpin Kolonel Sudomo itu sebenarnya misi rahasia dan tidak ada pemberitahuan resmi. Namun tenggelamnya KRI Macan Tutul akhirnya juga menenggelamkan karir Suryadarma. Dia digantikan Marsekal Muda Omar Dhani. Suryadarma digelari bapak TNI AU atas semua jasa-jasanya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nama Lanud Sulaiman diambil dari seorang prajurit AURI yang gugur karena kecelakaan pesawat di Kiaracondong.
Baca SelengkapnyaSebelumnya sejumlah perjalanan kereta api mengalamai keterlambatan dan pengalihan akibat banjir tersebut.
Baca SelengkapnyaLetjen TNI Maruli Simanjuntak menerima Penghargaan dari MURI berkat dedikasinya membantu pengadaan air di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaBerawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.
Baca SelengkapnyaZaidan menuturkan bahwa Sriwijaya Air Group tetap menjunjung tinggi profesionalisme.
Baca SelengkapnyaSebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaDalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaCurug ini memiliki pesona yang sayang untuk dilewatkan.
Baca Selengkapnya