Kasus peluru nyasar, keluarga Angga mulai diperiksa sebagai saksi
Merdeka.com - Setelah melaporkan secara pidana umum pada 7 Desember 2015 lalu, kasus peluru nyasar polisi yang menewaskan bocah Rendi Anggara (11), akhirnya diproses. Keluarga korban dipanggil sebagai saksi oleh penyidik dengan agenda pemeriksaan untuk pertama kali.
Sebelumnya, atau pada Senin (14/12) lalu, keluarga korban dipanggil pihak Provost Polda Sumsel untuk diperiksa terkait kode etik dan disiplin. Kali ini keluarga korban dipanggil penyidik dari Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, Senin (28/12).
Dalam pemeriksaan yang dilakukan, sebanyak tiga keluarga korban yakni ibu korban, Yuni dan dua keluarganya yang lain, Ika dan Yanto diperiksa untuk diambil keterangan. Didampingi kuasa hukumnya, Mulyadi, keluarga korban diperiksa secara bergantian. Mereka diperiksa sejak pukul 11.00 WIB tadi.
Kuasa hukum keluarga korban, Mulyadi mengungkapkan, pemeriksaan secara pidana umum ini merupakan desakan dari keluarga korban. Sebab, hampir sebulan lebih sejak dilaporkan, kasusnya terkesan mandek.
"Pemeriksaan ini dilakukan karena penyidiknya kami kejar-kejar terus. Kalo tidak dikejar, bisa saja akan berhenti begitu saja," ungkap Mulyadi di Mapolda Sumsel, Senin (28/12).
Sedangkan untuk kasus kode etik disiplin, Mulyadi mengatakan, prosesnya tetap berjalan. Hanya saja, sanksinya belum bisa keluar sebelum keluar vonis dalam pidana umum.
"Makanya vonis pidana umum ini sangat penting untuk menentukan sanksi bagi pelaku. Propam masih menunggu itu," kata dia.
Kasubdit III Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Irsan Sinuaji membenarkan pemeriksaan terhadap saksi dari keluarga korban.
"Benar, penyidik tadi sudah periksa para saksi, ada tiga orang," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Rendi Anggara (11) terkena tembakan peluru nyasar saat bermain di teras rumahnya di Jalan Segaran, Gang Aida, RT 11, RW 04, Kelurahan 13 Ilir, Palembang, Sabtu (5/12) sekitar pukul 13.00 WIB.
Bocah itu tewas di tempat dengan luka tembak di kepalanya bagian kiri. Keluarga yang mendengar tembakan itu langsung berhamburan keluar rumah dan mendapati korban sudah tak bernyawa. Tak puas, korban dilarikan ke rumah sakit dengan harapan nyawanya bisa diselamatkan.
Dugaan sementara, tembakan tersebut berasal dari senjata api milik polisi yang sedang mengejar pelaku narkoba. Sebab, sebelum kejadian, datang rombongan polisi sekitar delapan orang yang berpakaian preman sekitar 15 meter dari lokasi. Lalu, dua orang polisi terlibat perkelahian dengan pelaku narkoba.
Pelaku narkoba yang belum diketahui identitasnya tersebut lari ke arah rumah korban. Korban saat itu bermain bersama tiga sepupunya di teras rumahnya.
Saat pelaku narkoba tersebut kabur, kedua polisi tersebut melepaskan empat kali tembakan. Satu tembakan mengenai etalase warung warga, dan satu tembakan lagi mengenai korban yang berada di balik seng pagar rumahnya.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia mengatakan tidak mudah untuk menelusuri fakta persidangan tersebut dengan pemeriksaan terhadap keluarga inti.
Baca SelengkapnyaAnak perempuan pertama sering kali mendapatkan perhatian khusus dalam keluarga karena berbagai alasan.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaRasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaKenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca SelengkapnyaMengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca SelengkapnyaGejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca Selengkapnya