Kasus Corona di Bali Tinggi, Pawai Ogoh-Ogoh Bakal Ditiadakan
Merdeka.com - Pawai ogoh-ogoh yang sedianya dilaksanakan saat Hari Raya Nyepi tanggal 3 Maret tahun 2022 di Provinsi Bali terancam ditiadakan, lantaran terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
Bendesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Suhaket memperkirakan trend kasus Covid-19 belum melandai sampai dilaksanakan serangkaian kegiatan Hari Suci Nyepi, Tahun Baru Isaka 1944 nanti.
Ketetapan ini tertuang dalam Surat Edaran Majelis MDA Provinsi Bali, Nomor:009/SE/MDA- PBali/XII/2021, tertanggal 22 Desember 2021.
"Pembuatan dan pawai ogoh-ogoh agar tetap mencermati kondisi dan situasi penularan gering tumpur agung Covid-19, dan memastikan sudah dalam kondisi yang melandai serta tidak ada kebijakan baru pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terkait dengan pembatasan aktivitas," kata Suhaket dalam surat penegasan yang dibagikan Humas Pemprov Bali, Senin (14/2).
Kasus Covid-19 di Bali belum menunjukkan bakal melandai, melainkan justru meningkat kembali secara ekstrem, dan bersamaan dengan itu juga telah ada kebijakan baru dari pemerintah, seperti status Bali dinaikkan dari PPKM Level 2 menjadi Level 3.
"Maka dengan sendirinya berarti pawai ogoh-ogoh saat Pangrupukan yang berkaitan dengan rangkaian Hari Suci Nyepi, Tahun Baru Isaka 1944 nanti tidak dilaksanakan," imbuhnya.
Ia juga menyampaikan, agar seluruh pihak desa memperhatikan protokol kesehatan saat melaksanakan rangkaian Melasti dan Tawur Kasangka dalam Hari Nyepi. Yakni warga bisa melakukan rangkaian upacara tersebut di pantai yang berdekatan dengan desa.
Selain itu, juga membatasi jumlah peserta yang ikut dalam prosesi Upacara Malasti paling banyak 50 orang, dan dilarang memakai atau membunyikan petasan atau sejenisnya.
"Bagi krama (warga) Desa Adat yang sakit atau merasa kurang sehat, agar tidak mengikuti rangkaian upacara dan pelaksanaan Catur Brata Panyepian dengan penuh rasa sradha bhakti. Kegiatan upacara Panca Yadnya agar tetap mengutamakan keselamatan bersama, mematuhi protokol kesehatan secara ketat," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Bali mengadakan parade tarian Ogoh-Ogoh untuk menyambut merayakan Hari Raya Nyepi tahun 2024 pada 11 Maret 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaGejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.
Baca SelengkapnyaHari Raya Nyepi merupakan salah satu perayaan suci umat Hindu ditandai dengan meninggalkan segala aktivitas duniawi dalam keheningan selama sehari.
Baca SelengkapnyaPetugas menyebutkan, terkait adanya kemacetan di jalur menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai terus memonitor kecepatan in-out kendaraan.
Baca Selengkapnya