Kaos Turn Back Crime rawan disalahgunakan, banyak ngaku polisi
Merdeka.com - Sejak melumpuhkan aksi teroris di Thamrin, Jakarta, polisi menjadi sorotan publik. Bukan karena keberhasilannya melumpuhkan para teroris, masyarakat justru 'latah' mengenakan kaos polisi bertuliskan Turn Back Crime.
Karena dianggap keren, tak sedikit masyarakat yang mau mengocek uang sakunya untuk membeli kaos tersebut. Namun, ada juga yang memanfaatkan kaos tersebut untuk melakukan tindak kejahatan.
Kaos disalahgunakan untuk memeras dan menipu orang lain. Baru-baru ini, seseorang bernama Anton Chandra (27) menggunakan kaos Turn Back Crime untuk menipu 13 wanita di bilangan Apartemen Kalibata City, Jakarta.
Pria yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini memperdaya wanita pekerja seks komersial (PSK) yang kerap mangkal di Apartemen Kalibata City tersebut. Dia mengaku sebagai perwira menengah di Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya untuk mengelabui korbannya.
Parahnya lagi, Anton yang hanya mengandalkan kaos Turn Back Crime pun menyetubuhi korbannya. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku juga mengambil harta benda korbannya.
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol M Iqbal menilai semua pelaku kejahatan bisa memanfaatkan apa saja agar niat jahatnya terwujud. Termasuk menggunakan kaos Turn Back Crime.
"Semua bisa melakukan kejahatan, enggak usah pakai kaos itu yang pakai seragam polisi aja ada," kata Iqbal saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (15/4).
Iqbal mengatakan dalam hal ini polisi akan terus mengawasi tindak kejahatan yang menggunakan atribut polisi. Dia memastikan, semua tindak pidana akan diproses dan pelaku akan dihukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
"Yang jelas apapun tindak pidananya, akan kami proses sesuai hukum yang berlaku," pungkas Iqbal.
Terkait masyarakat yang keranjingan kaos Turn Back Crime sebelumnya pernah dikhawatirkan oleh sejumlah pihak. Salah satunya, Sosiolog Musni Umar yang menyebut budaya 'latah' memakai kaos Turn Back Crime bisa berdampak buruk bagi si pemakai kaos tersebut.
"Nah jadi itu dia tidak melihat apa dampaknya," kata Musni saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Musni bahkan tidak sepakat jika si pemakai baju khas pasukan Dirkrimum Polda Metro Jaya, Krishna Murti itu seakan terlihat gagah dan membanggakan. Apa lagi, kaos itu digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
"Untuk apa kita berbangga kalau tidak memberi manfaat. Ini lebih banyak mudaratnya," tegas Musni.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi masih mendalami kebakaran yang menewaskan tujuh orang di Mampang Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Para tahanan yang kabur tersebut terdiri dari tindak pidana kriminal umum, narkoba, dan titipan jaksa.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok eks bintara Polwan yang bukan lulusan Akpol namun berhasil pegang komando jadi Kapolres.
Baca SelengkapnyaPerwira polisi itu langsung memanjat pagar pembatas dan menggendong nenek tersebut.
Baca SelengkapnyaSebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan terhadap seorang anggota polisi, merupakan kasus ketiga yang menjeratnya.
Baca SelengkapnyaPastikan Situasi Rumah yang Ditinggal Mudik Aman, Kapolres Rokan Hulu Patroli Permukiman Warga
Baca Selengkapnya