Kak Seto Terima Laporan Anak Merokok Meningkat Selama Pandemi Akibat Stres di Rumah
Merdeka.com - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menyatakan banyak menerima laporan kenaikan anak mengalami stres selama pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). LPAI melaporkan anak yang mengalami stres akibat harus berkegiatan di rumah selama pandemi Covid-19 salah satu melampiaskannya dengan merokok.
"Anak-anak yang berada di rumah saja selama beberapa bulan ini. Kadang ikut meningkatkan ketegangan stres dan sebagainya. Lalu beberapa yang kami dapatkan laporan melarikan dirinya pada rokok," kata Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi dalam diskusi webinar Hari Anak Nasional, bertajuk 'Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak dari Bahaya Rokok di masa Pandemi Covid-19' pada Senin (20/7).
Menurut dia, aktivitas anak itu semakin memburuk saat pandemi Covid-19 lantaran promosi dari industri rokok tetap gencar dilakukan sampai masuk ke berbagai sektor. Dia pun meminta masyarakat agar melindungi anak dari kebiasaan merokok.
"Bagaimana kita harus melindungi anak dari bahaya kebiasaan merokok. Terlebih pandemi Covid-19 untuk perokok sangat bahaya dan menjadi lebih mudah terkena virus," ujar pria kerap disapa Kak Seto ini.
Kak Seto khawatir apabila kondisi seperti ini tidak bisa dicegah dapat berdampak pada masa depan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Dia pun mengajak semua pihak untuk bekerjasama menghadapi persoalan tersebut.
"Kita semua sudah sepakat untuk bergandeng tangan merapatkan barisan menghadapi tantangan ini. Jadi marilah kita terus bersinergi untuk masa depan anak-anak kita," kata dia.
Senada dengan hal itu, Sekjen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Oscar Primadi mengatakan dari materi presentasinya, bahwa tren konsumsi rokok oleh anak usia dini terus meningkat.
Oscar menyampaikan bedasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) dari Previlensi Merokok Usia Muda telah mengalami kenaikan. Dari angka pada pada 2013 7,2 persen dan naik mencapai 9,1 persen di 2018.
"Pergeseran ini sekalian bisa lihat yang terjadi bukan penurunan tetapi adanya peningkatan yang memprihatinkan. Sama halnya data dari Global Youth tobacco survey 2019, menunjukan prevelensi perokok anak pada usia 13-15 tahun naik dari 18,3 persen tahun 2016 dan pada 2019 mencapai 19,2 persen," terangnya
Oleh sebab itu, ia mengimbau kepada seluruh komponen baik masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama meningkatkan edukasi atas bahaya merokok. Terlebih di saat pandemi Covid-19 yang bisa memperbesar potensi terinfeksi hingga 14 kali lipat.
"Hal ini memang perlu saya sampaikan bukti-bukti ilmiah ini agar agar kita memahami bahwa sebetulnya. Persoalan rokok amat sangat erat dengan persoalan yang kita hadapi dan merokok dapat memperburuk kondisi dan hasil akhir dari pada pasien Covid- 19," jelasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merdeka.com merangkum 10 cara mengatasi batuk kering pada anak dengan aman dan efektif.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum tentang kata-kata buat anak laki-laki yang penuh nasehat bijak dan inspirasi kehidupan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hujan disertai angin kencang di Depok menyebabkan sejumlah rumah mengalami karena ambruk.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaMasalah polusi udara semakin mengkhawatirkan. Khususnya di Jakarta. Berikut dampak polusi udara pada kesehatan anak yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca Selengkapnya