Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kabut asap di Riau berasal dari Jambi dan Sumatera Selatan

Kabut asap di Riau berasal dari Jambi dan Sumatera Selatan Kabut asap di riau. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Tebalnya asap di Riau berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat khususnya kesehatan dan pendidikan. Tidak hanya itu bahkan dunia penerbangan pun ikut terganggu akibat kabut asap tersebut. Namun ternyata, mayoritas asap berasal dari Jambi dan Sumatera Selatan.

Demikian dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edward Sanger saat dihubungi merdeka.com Senin (7/9) pagi. Dia menyebutkan titik api di Riau tidak begitu banyak dan bukan merupakan sumber dari asap saat ini.

"Asap di Riau sekarang saat tebal dan berasal dari Sumatera Selatan dan Jambi. Sebab, angin berhembus dari Selatan ke Utara, " kata Edward.

Dijelaskannya, setelah asap yang diembus angin sampai di Riau, angin tak berhembus ke mana-mana lagi, angin tetap berada Riau dan asap pun ngumpul.

"Nah, Riau sebagai tempat ngumpulnya asap dari dua provinsi itu. Kalau hanya titik api di Riau saja yang saat ini ada 27 titik, dalam sehari bisa kita selesaikan, tapi ini asapnya dari provinsi tetangga, ini dia masalahnya," keluhnya.

‎Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau, ada 413 titik panas di Pulau Sumatera, yang tersebar di 8 provinsi, salah satunya di Riau dengan 45 titik panas menyebar di beberapa kabupaten.

‎"Kabupaten Kampar ada 3 titik,‎ Pelalawan 13 titik‎, Rohil 2‎ titik, Rohul 2‎ titik, Siak 3 titik‎ Inhil 10‎ titik, Inhu 12 titik.

"Dari 45 titik panas, terdapat 27 titik api di Riau yang berasal dari beberapa kabupaten.‎ Kampar 2‎ titik api, Pelalawan 8 titik‎, Rohil 2 titik‎, Rohul 1 titik, Siak 2‎ titik, Inhil 5 titik‎, Inhu 7 titik," terang Edward.

Asap juga berpengaruh terhadap udara sehingga membuat jarak pandang terbatas. Di Pekanbaru jarak pandang hanya 200 Meter, Rengat Indragiri Hulu 200 Meter, Dumai 800 Meter‎, Pelalawan 50 Meter.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Arkeolog Temukan Kuburan Massal Terbesar di Eropa, Berisi 1.000 Kerangka Korban Wabah Mematikan
Arkeolog Temukan Kuburan Massal Terbesar di Eropa, Berisi 1.000 Kerangka Korban Wabah Mematikan

Diperkirakan kuburan massal ini berisi lebih dari 1.500 mayat.

Baca Selengkapnya
7 Cara Mengatasi Rambut Kering dan Rusak Akibat Sinar Matahari, Yuk Kembalikan Kilau Indahnya!
7 Cara Mengatasi Rambut Kering dan Rusak Akibat Sinar Matahari, Yuk Kembalikan Kilau Indahnya!

Cara mengatasi rambut kering dan rusak akibat sinar matahari ternyata praktis, lho!

Baca Selengkapnya
Menyelam di Pulau Terpencil, Peneliti Temukan Spesies Baru Udang Tembus Pandang
Menyelam di Pulau Terpencil, Peneliti Temukan Spesies Baru Udang Tembus Pandang

Peneliti mengungkap keunikan spesies baru ini dibanding udang lainnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Punya Kepala Gundul, Perlu Nggak Sih Pakai Sampo?
Punya Kepala Gundul, Perlu Nggak Sih Pakai Sampo?

Orang gundul juga perlu menggunakan sampo. Pasalnya kotoran yang mungkin melekat di rambut, juga mungkin melekat di kulit kepala.

Baca Selengkapnya
Tanaman Ajaib Ini Ditemukan Tumbuh Lagi Setelah 2.000 Tahun, Dulu Dipakai Untuk Alat Kontrasepsi, Di Sini Lokasinya
Tanaman Ajaib Ini Ditemukan Tumbuh Lagi Setelah 2.000 Tahun, Dulu Dipakai Untuk Alat Kontrasepsi, Di Sini Lokasinya

Tanaman ini sangat berharga dan mahal, nilainya bahkan sama dengan perak.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah
Mencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah

Makanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.

Baca Selengkapnya
"Kapsul Waktu" Berusia 4.500 Tahun Ditemukan di Lahan Gambut, Isinya Bikin Melongoya Bikin Melongo

Temuan ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.

Baca Selengkapnya
Jalan-Jalan Dekat Laut Mati, Bocah Ini Tak Sengaja Temukan Koin Raja Kuno Berusia 2.000 Tahun
Jalan-Jalan Dekat Laut Mati, Bocah Ini Tak Sengaja Temukan Koin Raja Kuno Berusia 2.000 Tahun

Jalan-Jalan Dekat Laut Mati, Bocah Ini Tak Sengaja Temukan Koin Raja Kuno Berusia 2.000 Tahun

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Batu Empedu dan Gejalanya, Jangan Diabaikan
Cara Mencegah Batu Empedu dan Gejalanya, Jangan Diabaikan

Batu empedu adalah potongan bahan padat yang terbentuk di kantong empedu, organ kecil di bawah hati Anda. Batu ini bisa menyumbat saluran empedu.

Baca Selengkapnya