Kabar 6 Warga Papua Tewas Karena Kelaparan, Menteri Jokowi Ungkap Fakta Lain
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menerjunkan tim untuk menelusuri bencana kelaparan di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Dikabarkan, 6 warga Papua meninggal dunia akibat kelaparan. Namun berdasarkan laporan yang diterima, enam warga yang merupakan satu keluarga itu bukan meninggal karena kelaparan, melainkan diare.
"Saya habis dua, tiga hari, dua hari terakhir ini ngecek banget apa itu kelaparan yang membuat dia meninggal. Kok kalau meninggal kelaparan kok cuma satu keluarga? Jadi kelaparan itu bersifat masif," jelas Syahrul di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (2/8).
Mentan pun langsung melakukan klarifikasi kepada pejabat Pemda setempat.
Ternyata fakta sebenarnya terungkap.
"Yang ada menurut laporan dari Sekwilda dan Kadis setempat bukan (meninggal) kelaparan, (tapi) diare," ujar Mentan.
Dia mengatakan, warga tersebut sempat mengalami muntah-muntah hingga 20 kali.
Setelah itu, mereka mengalami diare dan dehidrasi.
berita untuk kamu.
"Jadi ini menurut saya, tapi mari teman-teman mengecek, bukan karena kelaparan, tapi karena muntaber,"
Mentan Syahrul Yasin Limpo
Merdeka.com
Terbiasa dengan Cuaca Ekstrem
Syahrul menuturkan, penduduk di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah sudah terbiasa hidup di cuaca yang ekstrem. Meski begitu, dia akan kembali mengunjungi Papua Tengah untuk mengecek soal bencana kelaparan.
"Ada ekstrem cuaca. Itu di atas gunung lho. Di atas 2.000 (permukaan laut). Oleh karena itu, orang terbiasa ada hujan atau tidak, ada es dan lain-lain. Jadi saya akan cek sama sama, lebih baik saya bilang begitu. Tapi intervensi saya akan tetap lakukan. Minggu ini. Mungkin Minggu depan saya turun lagi," tutur Syahrul.
Di sisi lain, dia menyampaikan, kementeriannya akan melakukan upaya untuk mengatasi kondisi yang kini terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Mulai dari, memberikan bantuan makanan selama tiga bulan hingga menyerahkan 10.000 tanaman polybag yang bisa ditanam di pekarangan rumah.
"Kita juga tidak boleh gegabah kan karena ini di puncak sana dan ada masalah sedikit di sana. Saya punya konsentrasi di Timika sekarang untuk bisa mensuplai,"
Syahrul Yasin Limpo
Merdeka.com
Kata Pemda
Sebelumnya, cuaca ekstrem yang melanda dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah sejak bulan Juni 2023 dilaporkan menyebabkan enam orang meninggal dunia. Sekda Puncak Darwin Tobing di Puncak, menjelaskan dari laporan yang diterima enam orang yang meninggal itu masing-masing berasal dari Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi. "Rata-rata warga yang meninggal akibat kelelahan dan mengalami buang air yang disertai darah," kata Darwin.
Bahkan, kata dia, ada seorang ibu terpaksa melahirkan bayinya secara prematur karena kelelahan saat mencari makan. Akibatnya, bayinya meninggal sesaat setelah dilahirkan. Menurut dia, cuaca ekstrem yang dialami di kedua distrik itu terjadi sejak bulan Juni lalu yang mengakibatkan tanaman mati hingga masyarakat kesulitan bahan makanan.
Pemda Puncak, kata Tobing, setelah mendapat laporan berupaya mengirimkan bantuan namun tidak ada perusahaan penerbangan yang mau menerbangkan pesawatnya ke Agandugum.
Masyarakat sudah memberikan jaminan keamanan bagi pesawat yang membawa bantuan terbang ke Agandugume. Sehingga bantuan dari pemda diturunkan di Sinak yang kemudian diangkut dengan berjalan kaki selama dua hari. "Pemda Puncak saat ini berupaya agar ada perusahaan penerbangan yang mau mengangkut bantuan untuk masyarakat di wilayah itu karena selain logistik juga akan dikirim tenaga kesehatan, " kata Darwin. Distrik Lambewi merupakan distrik hasil pemekaran dari Distrik Agandugume.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. "Di Kabupaten Puncak terjadi kekeringan, gagal panen dan 6 warga meninggal di sana," kata Tito dalam Penyerahan Insentif Fiskal Kategori Kinerja Pengendalian Inflasi di Daerah, Senin (31/7).
Atas kejadian tersebut, Tito langsung berkoordinasi dengan kepala daerah setempat untuk mengatasi masalah pasokan bahan makanan ke wilayah itu. "Saya sudah koordinasi dengan Gubernur dan Bupati memang ada permasalahan supply," kata Tito.
- Lizsa Egeham
Kepala negara pun menunjuk Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo sebagai Pelaksana tugas Menteri Pertanian.
Baca SelengkapnyaKPK pada Jumat, 13 Oktober 2023, resmi menahan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL)
Baca SelengkapnyaNasDem menganggap pertemuan SYL dan Jokowi untuk melaporkan hasil kunjungan ke luar negeri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi meminta kepala daerah untuk mengantisipasi terjadinya kasus kelaparan seperti yang terjadi di Papua beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaTersangka dalam kasus korupsi di Kementan itu sejauh ini baru SYL, Sekjen Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan Muhammad Hatta
Baca SelengkapnyaFakta pembangunan Patung Jokowi di Kabupaten Karo, telan dana mencapai Rp2,5 Miliar.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Syahrul Yasin Limpo setelah pertama kali muncul dan berkunjung ke Kementerian Pertanian pada Kamis (5/10) pagi.
Baca SelengkapnyaAndi Amran Sulaiman bukanlah orang baru di Kabinet Jokowi. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian pada 2014-2019.
Baca SelengkapnyaMentan Syahrul terseret dalam kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian yang diusut KPK.
Baca Selengkapnya