Jokowi Tanggapi Vonis Ferdy Sambo dan Bharada E: Semua Harus Menghormati
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi vonis hukuman yang diberikan kepada terdakwa pidana kasus pembunuhan berencana Brigadir J yaitu Ferdy Sambo dan Bharada Richard Eliezer. Menurut Jokowi, putusan hakim sepenuhnya wilayah yudikatif.
Adapun, vonis yang diberikan majelis hakim kepada Ferdy Sambo adalah hukuman mati. Sedangkan, vonis kepada Bharada Eliezer hanya 1,6 tahun.
"Itu wilayahnya Yudikatif. Wilayahnya pengadilan. Kita tidak bisa ikut campur," kata Jokowi ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/2).
Jokowi menilai, hakim sudah mengumpulkan fakta-fakta sebelum menjatuhkan vonis. Selain itu, mengumpulkan saksi-saksi yang ada.
"Saya kira keputusan yang ada saya melihat pertimbangan fakta-fakta, pertimbangan bukti-bukti, saya kira kesaksian dari para saksi itu menjadi penting dalam keputusan yang kemarin, saya lihat. Tetapi sekali lagi kita tidak bisa memberikan komentar,"ucapnya.
Soal vonis kepada Sambo dan Eliezer adil atau tidak, Jokowi menjawab bahwa dirinya menghormati keputusan hakim.
"Itu sudah diputuskan. Kita harus menghormati. Semua harus menghormati," pungkasnya.
Diketahui, Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ferdy Sambo merupakan terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Ferdy Sambo terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap Brigadir J. Kemudian, tanpa hak melakukan perbuatan yang berakibat sistem elektronik tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Sementara, Bharada E divonis dengan hukuman 1,5 tahun penjara. Bharada E merupakan mantan ajudan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Vonis itu jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni 12 tahun.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi membenarkan bahwa ada pelantikan menteri pada Rabu besok.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo melantik dua menteri baru pada Rabu, 21 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaBagi Golkar, selalu menerima dengan tangan terbuka untuk kader-kadernya untuk kembali lagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bahlil Usul Jokowi jadi Penasihat Khusus Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tidak tahu siapa yang disebut 'Pak Lurah' oleh politisi.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin memastikan tanggul jebol yang menjadi penyebab banjir di Demak sudah diperbaiki dan ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaBahlil mencontohkan ketika Jokowi dituduh memberikan bansos untuk mengarahkan masyarakat memilih salah satu capres.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca Selengkapnya