Jessica tak nyaman karena dituduh sebagai pembunuh
Merdeka.com - Psikiater forensik RSCM dr Natalia Widiasih melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Jessica Kumala Wongso, terdakwa kasus kematian Wayan Mirna Salihin pada 11-16 Februari 2016. Dia menjelaskan detail pemeriksaan harian yang dilakukan saat itu.
Pada 11 Februari 2016, mulai pukul 10.00-14.00 WIB, Jessica menjalani pemeriksaan dan tes kepribadian di RSCM. Jessica diminta merefleksikan diri. Hasil pemeriksaan hari pertama menunjukkan Jessica sangat hati-hati dan tidak percaya pada orang lain.
Psikiater menanyakan apa yang dirasakan Jessica. "Tidak nyaman karena semua orang menilai saya sebagai pembunuh," ujar Natalia menirukan jawaban Jessica, dalam sidang di PN Jakarta Pusat, Kamis (18/8).
Sore harinya Jessica diminta bebas bercerita, namun dia menolak menceritakan perkara dan kejadian tewasnya Mirna jika tidak didampingi pengacara. Dia hanya menegaskan akan berupaya melakukan pembelaan. Jessica akhirnya bersedia menulis kronologi kejadian setelah diyakinkan oleh pihak pengacara dan ibunya.
Pada 12 Februari 2016 dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kejiwaan setelah dia dituduh melakukan tindakan pembunuhan. Dari pemeriksaan disimpulkan Jessica sangat tenang dan bisa menghandle situasi dengan cukup baik.
"Tidak Menunjukkan adanya ketakutan kecemasan. Kondisi kejiwaan saat diperiksa kala itu enggak ada gangguan," jelasnya.
Pemeriksaan dilanjutkan pada 13 Februari 2016 mulai pukul 10.00 WIB sampai 16.00 WIB. Pemeriksaan psikologis untuk menilai kondisi intelektual dan kepribadiannya. Termasuk pola pikir dan harapan Jessica. Secara kognitif fungsi berpikir jessica sangat baik. Tidak ada kemungkinan gangguan mental dalam memberi atau mengolah informasi.
Pada pemeriksaan 14 Februari 2016, psikiater meminta dihadirkan ibu Jessica dan Hani untuk menilai kondisi mentalnya. Pihaknya juga meminta kepolisian menayangkan cctv untuk melihat reaksi Jessica saat menonton itu.
"Setelah nonton tayangan, kita tanyakan kenapa diam? Saya bingung mau melakukan apa katanya," ucap Natalia menirukan Jessica.
Pemeriksaan 15 Februari 2016 memeriksa kesehatan Jessica kaitan pengaruh obat dan dugaan kekerasan. Jessica mengaku tidak memiliki riwayat obat kesehatan. Pemeriksaan terakhir dilakukan pada 16 Februari 2016 .
"Kita lihat betul ada konsistensi data. Apa yang ada dari tampilan dan pikiran Jessica konsisten. Secara statistik Jessica bagus untuk situasi tenang stabil. Untuk yang butuh berpacu waktu. Emosinya terpengaruh," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah kondisi kesehatan serta kebiasaan bisa menjadi penyebab menyusutnya kejantanan pria.
Baca SelengkapnyaMunculnya stres pada kehidupan sehari-hari merupakan hal yang tidak bisa dihindari
Baca SelengkapnyaPria ini memperlihatkan suasana IKN di malam hari yang begitu indah. Banyak pepohonan dan lampu-lampu yang bersinar terang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada orangtua yang mulai mengenalkan dan mengajak puasa anak, terdapat sejumlah hal yang bisa diterapkan.
Baca SelengkapnyaMengepal Tangan Isyarat Wanita dalam Bahaya dan Butuh Pertolongan? Ini Kata Psikolog
Baca SelengkapnyaMasih banyak pria enggan mengakui bahwa mereka mengalami masalah kesehatan mental dan membutuhkan bantuan, mengapa?
Baca SelengkapnyaDepresi pasca melahirkan adalah hal yang penting untuk dipelajari dan disadari kemunculannya.
Baca SelengkapnyaKorban sempat cekcok dengan istrinya hingga sang istri meninggalkannya.
Baca SelengkapnyaPenyebab cegukan dan cara mengatasinya yang perlu diketahui.
Baca Selengkapnya