Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini sepak terjang Adnan Buyung bakal dikenang sepanjang masa

Ini sepak terjang Adnan Buyung bakal dikenang sepanjang masa Adnan Buyung Nasution meninggal. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Praktisi hukum kondang Adnan Buyung Nasution menghembuskan nafas terakhir Pukul 10.15 WIB di RS Pondok Indah, 23 September 2015 kemarin. Bang Buyung, sapaan akrabnya, meninggal karena sakit ginjal. Dia meninggal pada usia 81 tahun.

Banyak kalangan merasa kehilangan. Khususnya para akademisi di bidang hukum dan aktivis reformasi berjuang bersama-sama menjatuhkan rezim otoriter Soeharto.

Adnan Buyung dikenal sebagai sosok perjuang HAM dan demokrasi di Indonesia. Salah satu yang paling dikenang, dia mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk membantu rakyat miskin yang terbelit masalah hukum.

Berikut sepak terjang Adnan Buyung yang bakal dikenang sepanjang masa, dihimpun merdeka.com, Kamis (23/9):

Mendirikan Lembaga Bantuan Hukum

Adnan Buyung Nasution dikenal sebagai pejuang hukum bagi rakyat kecil. Dia bahkan mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk membantu rakyat kecil yang terbelit kasus hukum.Dikutip dari tokohindonesia.com, saat Buyung kuliah Universitas Melbourne, Australia, ia melihat bahwa di negara itu ada Lembaga Bantuan Hukum. Itu membuat ia sadar bahwa bantuan hukum itu ada pola, model, dan bentuknya. Pada 1969, Buyung kembali ke Indonesia. Kemudian ia menyampaikan ide itu kepada Kepala Kejaksaan Agung Soeprapto. Soeprapto memang memuji ide itu, tetapi ia menganggap belum waktunya diwujudkan. Buyung menyadari saati itu memang belum mendukung gagasan tersebut.Dia baru bisa merealisaskan idenya membentuk LBH setelah ia keluar dari Kejaksaan. Mula-mula gagasan itu dilontarkan kepada Profesor Soemitro dan Mochtar Lubis. Rupanya, Soemitro dan Mochtar cukup antusias mendukung ide itu. Namun, Soemitro menyarankan supaya Buyung membuka kantor advokat karena bagaimana pun Buyung harus memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi sebelum Soemitro sempat membantu, dia keburu diangkat sebagai Menteri perdagangan.Selanjutnya, Buyung yang izin praktik advokatnya sempat dicabut itu menemui Menteri Kehakiman Prof. Oemar Seno Adjie untuk mengkonsultasikan ide itu. Rupanya Oemar juga mendukung tapi menyarankan Buyung jadi advokat dulu supaya punya legalitas. Tanpa proses yang rumit, Buyung pun mendapatkan izin advokat, dan membuka kantor law firm. Tak lupa, ia juga mengajak beberapa temannya menjadi staf, seperti Nono Anwar Makarim, Mari'e Muhammad (bekas Menteri Keuangan). Kantor itu kemudian berkembang.Kemudian, mulailah Buyung menyiapkan pendirian LBH. Ia mulai melakukan pendekatan dengan sejumlah advokat untuk mensosialisasi ide itu. Buyung tidak mau ada ganjalan untuk mewujudkan gagasannya. Soalnya, menurut Buyung, di beberapa negara LBH dimusuhi oleh para advokat. Tetapi syukur, ia tidak punya ganjalan apa-apa. Peserta Kongres Peradin (Persatuan Advokat Indonesia), terutama Yap Thiam Hien dan Lukman Wiryadinata (bekas Menteri Kehakiman), mendukung penuh gagasan itu.Buyung juga melakukan pendekatan dengan pihak pemerintah. Dia menemui Ali Moertopo yang waktu itu menjadi asisten pribadi Presiden Republik Indonesia Kedua (1966-1988) Presiden Soeharto dan menjelaskan ide itu seraya meminta ide itu disampaikan kepada Presiden, apakah presiden setuju atau tidak. Rupanya tak lama, ia dipanggil dan mendapat kabar bahwa Presiden Republik Indonesia Kedua (1966-1988) Soeharto setuju dengan gagasan itu. Malah, ketika pembukaan LBH ia mendapat 10 skuter dari pemerintah.Selain pemerintah pusat, Buyung juga mendekati pemerintah daerah DKI Jakarta. Ia menemui Gubernur DKI Jakarta (1966-1977) Ali Sadikin yang waktu itu menjadi gubernur. Rupanya, Ali juga satu suara dengan yang lain. Bahkan, yang mendukung bukan Ali sebagai pribadi, tetapi pemerintah daerah DKI Jakarta. Karena dukungan-dukungan itu, kemudian lahirlah LBH tanggal 28 Oktober 1970. Buyung pun tampil sebagai pemimpin LBH pertama kali.

Pejuang hukum dan keadilan di era otoriter Soeharto

Mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 1999-2004, Akbar Tandjung punya kenangan tersendiri dengan almarhum Adnan Buyung Nasution. Akbar mengisahkan sosok Adnan Buyung yang kerap memperjuangkan hukum di atas keadilan pada orde baru lalu.Menurut Akbar, meninggalnya advokat dan Mantan Aktivis 98 ini meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Akbar menilai, bahwa sosok Adnan adalah sosok patriot."Beliau selaku pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH) selalu konsisten memperjuangkan sikap-sikapnya dengan keyakinannya untuk membela kebenaran dan keadilan," kata Akbar Tanjung di kediaman Buyung, Jl Poncol Lestari No. 7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (23/9).Akbar bercerita, sosok berusia 81 tahun ini juga disebut sebagai pribadi yang terbuka, sangat keras dan tidak ragu-ragu dalam menyampaikan kritik dalam rangka mengawal pemerintahan Presiden Soeharto kala itu."Ia memiliki sikap terbuka, namun beliau tidak ragu-ragu menyampaikan sikap-sikapnya walaupun katakanlah penguasa menjadi lawannya," kenang Akbar.

Advokat berintegritas, pejuang demokrasi

Sejarawan Anhar Gongong mengatakan, Almarhum Adnan Buyung Nasution tak hanya dikenal sebagai advokat handal. Menurutnya, Adnan Buyung juga dikenal sebagai aktivis saat era Reformasi tahun 1998 karena melawan pemerintahan Orde Baru."Di mata saya, beliau orang yang mempunyai integritas diri yang sangat kuat, dan saya belajar dari situ," kata Anhar di rumah duka di Jalan Poncol Lestari, Jakarta Selatan, Rabu (23/9).Menurut Anhar, Adnan Buyung tak butuh revolusi mental yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo."Kalau orang sekarang butuh revolusi mental, tidak buat Bang Buyung, justru kita harus mengikuti mentalnya, dalam semua situasi dan integritas dirinya," kata dia.Anhar mengaku mengenal sosok Adnan Buyung saat menjadi aktivis dan berorasi di Universitas Atmajaya pada 1998 lalu. Saat itu, Anhar menjabat pembantu dekan di kampus Atmajaya."Waktu itu saya pembantu dekan di Atmajaya, akrab sejak awal Reformasi, beliau berorasi di kalangan mahasiswa sebagai aktivis menyuarakan untuk Reformasi," tukas dia.

Teguh pendirian, hormati perbedaan

Pengacara kondang Yusril Ihza Mahendra ikut kehilangan sosok idealis Adnan Buyung Nasution. Yusril dan Adnan Buyung sudah saling kenal sejak tahun 1975 saat Yusril masih menjadi mahasiswa hukum di Universitas Indonesia.Yusril bahkan menyatakan, pernah dinasihati oleh Adnan Buyung sebagai senior di bidang hukum. Menurut dia, Buyung merupakan pejuang demokrasi."Almarhum sering menasihati saya semasa muda agar jadi pejuang demokrasi, hukum dan kebenaran," kata Yusril dikutip dari akun Twitternya @Yusrilihza_Mhd, Rabu (23/9).Yusril mengaku sering berbeda pandangan dengan Adnan Buyung tentang hukum dan konstitusi. Namun perbedaan pendapat itu tidaklah mengurangi rasa hormat, keakraban dan persaudaraan."Pak Adnan Buyung Nasution adalah tipe manusia teguh pendirian, kadang ngotot tapi menghormati pendirian orang lain yang berbeda," tulis dia.Yusril menyatakan sosok Adnan Buyung patut dijadikan panutan. Dia pun menyesal tak bisa melayat ke rumah duka karena saat ini sedang berada di Belitung."Semoga Allah SWT menerima segala amal kebajikan almarhum dan mengampuni segala khilaf dan kesalahannya," tulis Yusril lagi.

Konsisten bela rakyat tertindas

Semasa menjadi aktivis gerakan mahasiswa 1998, anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu begitu mengenang perjuangannya bersama alhamarhum Adnan Buyung Nasution melawan pemerintahan otoriter Soeharto. Masinton menuturkan, dalam suasana mencekam represif orde baru, Adnan Buyung tetap menumbuhkan keberanian para mahasiswa melalui forum-forum diskusi di Jakarta."Saya mengenalnya sejak menjadi mahasiswa, Bang Buyung adalah tokoh pejuang yang menularkan semangat keberanian kepada para mahasiswa di forum-forum (diskusi). Saat orde baru dia berpihak kepada kemanusiaan," kata Masinton ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Rabu (23/9).Politisi PDIP ini mengaku sering membicarakan kondisi politik saat itu dengan Adnan Buyung di kantor Lembaga Badan Hukum (LBH) Jakarta. Dalam forum itu, ia mengenal sosok Adnan sebagai orang yang mudah membaur dengan setiap kalangan masyarakat terutama kepada aktivis mahasiswa."Beliau sangat menghargai dan menghormati mahasiswa dan anak muda yang berani dan memperjuangkan nasib rakyat. Adnan dikenal tak ekslusif, mudah bergaul dan bicarakan blak-blakan. Kalau sesuatu yang benar selalu bilang benar begitu juga sebaliknya," jelasnya. Sampai akhir hidupnya, ia menyatakan pengacara senior tersebut sebagai orang yang konsisten membela rakyat tertindas. "Dia tokoh pejuang dan inspiratif. Bang Buyung juga konsisten membela rakyat tertindas dan konsen kepada kebhinekaan," pungkasnya.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara

Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara

Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.

Baca Selengkapnya
Sepak Terjang 3 KKB Anak Buah Guspi Waker yang Ditembak di Intan Jaya

Sepak Terjang 3 KKB Anak Buah Guspi Waker yang Ditembak di Intan Jaya

KKB terus menebar onar di Bumi Cendrawasih. Mereka terus memancing petugas hingga kerap terjadi baku tembak

Baca Selengkapnya
Menjelajahi Zaman Es di Dataran Tinggi Magetan, Bermain Hujan Salju hingga Kenalan dengan Hewan Purba

Menjelajahi Zaman Es di Dataran Tinggi Magetan, Bermain Hujan Salju hingga Kenalan dengan Hewan Purba

Pada momen libur Natal dan Tahun Baru, setiap hari sekitar 3.000 pengunjung asyik bermain hujan salju.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengapa Banyak Budaya Menganggap Tabu untuk Membuka Payung di Dalam Ruangan?

Mengapa Banyak Budaya Menganggap Tabu untuk Membuka Payung di Dalam Ruangan?

Mengapa sejumlah budaya sama-sama mengganggap tabu untuk membuka payung di dalam ruangan? Ketahui penjelasannya mengapa hal ini terjadi.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap Jaksa Agung Bakal Bongkar 2 BUMN Dana Pensiun Bermasalah ke Publik

Siap-Siap Jaksa Agung Bakal Bongkar 2 BUMN Dana Pensiun Bermasalah ke Publik

2 Perusahaan BUMN tersebut sedang menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya
Bahayakah Posisi W Sitting pada Anak? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Bahayakah Posisi W Sitting pada Anak? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Posisi W sitting adalah saat anak duduk menggunakan bokong dengan kedua kaki tertekuk ke arah luar, dan membentuk huruf W saat dilihat dari atas.

Baca Selengkapnya
Suara Penghayat Kepercayaan dalam Pusaran Politik Indonesia

Suara Penghayat Kepercayaan dalam Pusaran Politik Indonesia

Mereka adalah kelompok rentan yang sering dimanfaatkan untuk mendulang suara. Ragam perjuangan mereka lakukan guna mendapatkan hak-haknya.

Baca Selengkapnya
Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.

Baca Selengkapnya
Tak Menyangka Doanya Dikabulkan Tuhan, Ibu Pemulung 5 Anak Tinggal di Gubuk Pingir Kali Ini Nangis dan Sujud Syukur saat Dapat Rumah Baru

Tak Menyangka Doanya Dikabulkan Tuhan, Ibu Pemulung 5 Anak Tinggal di Gubuk Pingir Kali Ini Nangis dan Sujud Syukur saat Dapat Rumah Baru

Keluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.

Baca Selengkapnya