Ini cara menghadapi pria yang suka pamer kemaluan
Merdeka.com - Eksibisionis atau perbuatan tidak lazim seseorang yang gemar mempertontonkan organ pribadinya kepada lawan jenis, masih menjadi momok mengerikan warga Jakarta ketika berada di moda transportasi umum.
Psikolog Reza Indragiri Amriel menjelaskan, timbulnya eksibisionis dalam diri seseorang berawal dari adanya perasaan rendah diri amat parah. Karena ingin dianggap normal, kemudian dia menempuh berbagai jalan untuk mendapatkan pengakuan bahwa dirinya juga memiliki sisi kuat.
"Yang dicari adalah pengakuan eksternal bahwa dia memiliki sisi yang kuat. Kalau orang lain ketakutan dan macam-macam, itulah yang dicari," kata Reza kepada merdeka.com, Minggu (30/9).
Reza menjelaskan jika yang dicari pelaku eksibisionis bukan kepuasan seksual, melainkan pengakuan yang bisa dimaknai ekspresi dari korban. Kepuasan seksual hanya urutan nomor dua, yang utama adalah pengakuan.
Untuk itu, para korban eksibisionis disarankan supaya tidak ketakuan atau menjerit, sebab ekspresi tersebut justru semakin menumbuhkan kepercayaan diri pelakunya.
Lantas bagaimana cara menghadapinya? Reza memberikan tips dengan berusaha tidak takut, dan memberanikan diri untuk membalas pelaku dengan berbagai cara, salah satunya dengan sindiran.
"Saya kira jangan takut. Beranikan diri untuk balik melecehkannya, seperti 'alah cuma segitu, kecil seperti obeng', itu yang membuat pelaku terguncang," jelas Reza.
Menurut Reza, kebanyakan kasus eksibisionis atau pelecehan seksual terjadi di moda transportasi umum, karena sarana itulah yang paling banyak menyediakan 'korban potensial'. Terlebih dengan situasi di dalam moda yang ramai dan berjubel, semakin mempermudah pelaku beraksi.
Namun secara pribadi, Reza tidak setuju dengan kebijakan beberapa pengelola moda, termasuk bus Trans Jakarta yang dibuat untuk memisahkan penumpang perempuan dan laki-laki. Sebab, kejahatan tidak hanya terjadi pada perempuan, namun juga pada laki-laki.
Harusnya, moda transportasi umum harus memberikan perlindungan dan jaminan keamanan untuk seluruh penumpang, entah laki-laki maupun perempuan.
"Harusnya menjadikan Busway menjadi moda transportasi umum, yang lebih aman dari perilaku kejahatan. Karena kalau dibandingkan, pelecehan seksual ada, tapi jauh lebih banyak kasus kejahatan yang korbanya laki-laki."
"Kebiasan melapor, itu akan menjadi data statistik lebih konkrik yang pada gilirannya bisa digunakan untuk strategi pembanguann pengamanan moda transportasi," pungkasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria ini memperlihatkan suasana IKN di malam hari yang begitu indah. Banyak pepohonan dan lampu-lampu yang bersinar terang.
Baca SelengkapnyaBanyak pria yang mengantuk dan terlelap setelah bercinta. Mengapa?
Baca Selengkapnya"Perkataan kasar korban memicu emosi tersangka sehingga tersangka membunuh korban,” kata Ruslan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelaku dan korban sempat cekcok dan melangsungkan penganiayaan hingga meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSetiap berangkat kuliah, kakeknya selalu mengantar dan menjemput kalau sudah selesai.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaMomen 20 orang selalu buka bersama sejak 12 tahun lalu. Begini potretnya yang curi perhatian.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan oleh warga yang ingin memancing di dekat Pulau Pari.
Baca SelengkapnyaSaat penutup kepala terbuka, jemaah seketika istighfar.
Baca Selengkapnya