Heboh Kasus Malaria di Wilayah IKN, Ini Penjelasan Kemenkes
Merdeka.com - Kasus malaria bikin heboh kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Temuan Kemenkes, kasus tersebut berasal dari perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Tim Kerja Malaria Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Helen Dewi Prameswari mengatakan, kasus malaria di Ibu Kota Nusantara (IKN) terjadi pada 2022.
"Tim tidak menemukan malaria di IKN. Temuan yang dilakukan oleh Kemenkes menunjukkan bahwa di kawasan IKN, khususnya Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) tidak ditemukan adanya malaria," ujar Helen dalam rilis Tim Komunikasi Otorita IKN di Samarinda, dikutip dari Antara, Senin (8/5).
Dia menegaskan, permasalahan malaria di wilayah IKN berasal dari wilayah lintas batas yang berbatasan dengan Kabupaten PPU yakni Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat.
Tingginya angka kasus malaria di Kabupaten PPU merupakan muara kasus dari wilayah lintas batas kabupaten tersebut. Dimana di Kabupaten PPU terdapat satu Puskesmas rawat inap yaitu Puskesmas Sotek yang menjadi rujukan dari wilayah perbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat.
Wilayah daratan IKN seluas sekitar 256.142 hektare terletak pada dua kabupaten. Kawasan IKN beririsan dengan enam kecamatan yakni Kecamatan Sepaku, Kecamatan Samboja, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara Jawa, dan Kecamatan Sanga-Sanga.
Sementara itu, wilayah endemis malaria terdekat dari IKN berada di Kelurahan Sotek, Kabupaten PPU yang jaraknya ke Titik Nol IKN di Kecamatan Sepaku sekitar 40 kilometer. Sedangkan nyamuk Anopheles yang menjadi penyebab malaria paling jauh terbang hanya 1-2 kilometer.
Pada kesempatan terpisah, Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten PPU Ponco Waluyo mengatakan, kasus malaria terakhir yang ditemukan di wilayah yang sekarang menjadi IKN tersebut adalah pada November 2018.
"Saat itu kami menemukan kasus indigenous terakhir di kawasan itu, namun sampai sekarang tidak pernah lagi kami temukan kasus tersebut," ujar Ponco yang sudah sejak tahun 1992 terlibat dalam penanganan kasus malaria.
Beberapa kasus malaria yang ditemukan di wilayah IKN merupakan kasus impor dari tempat lain, misalnya kasus malaria di Persemaian Semoi, bukan kasus asli dari yang digarap IKN saat ini.
"Itu merupakan kasus malaria dari luar yaitu beberapa kasus yang positif dari pekerja daerah aliran sungai yang melakukan penanaman bibit pohon di sepanjang jalur di kawasan IKN," kata Ponco.
Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan PPU telah melakukan survei untuk kelompok pekerja yang berisiko. Bahkan sudah pengambilan sampel bagi pekerja konstruksi, namun hingga saat ini belum ada yang terpapar kasus malaria, sehingga ia menyatakan aman.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaMalaria dan demam berdarah adalah dua penyakit yang sering kali disalahpahami sebagai penyakit yang sama karena keduanya ditularkan oleh nyamuk.
Baca SelengkapnyaNamun, hingga saat ini Indonesia masih menempati posisi kedua kasus malaria tertinggi di Asia setelah India.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaKeringat yang berlebihan ini muncul bukan karena panas matahari atau pakaian Anda yang terlalu tebal, tapi bisa jadi karena masalah pada kesehatan Anda.
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaPolio bisa menginfeksi anak lewat berbagai cara. Dengan mengetahui cara penularan polio ini, orang tua bisa mewaspadai apa saja yang berisiko untuk anaknya.
Baca SelengkapnyaTenesmus merupakan kondisi ketika muncul rasa ingin buang air besar namun tak kunjung kelaura.
Baca SelengkapnyaPemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya