Hari ini, Fredrich Yunadi hadapi sidang tuntutan
Merdeka.com - Bekas kuasa hukum Setya Novanto, Fredrich Yunadi akan menghadapi sidang tuntutan kasus dugaan merintangi proses hukum e-KTP di Pegadilan Tipikor, Jakarta Pusat, hari ini, Kamis (31/5). Sidang rencananya digelar sekitar pukul 13.00 WIB.
"Kemungkinan jam 13.00 WIB siang baru mulai," ujar Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Takdir Suhan saat dikonfirmasi, Rabu 30 Mei 2018 malam.
Jaksa Takdir tak mau membeberkan apakah Fredrich dituntut hukuman maksimal. Takdir hanya meminta awak media untuk memantau jalannya persidangan.
Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah sempat mengatakan pihak lembaga antirasuah tak menutup kemungkinan untuk menuntut Fredrich dengan hukuman maksimal.
"Pasal 21 (merintangi proses hukum) ini kan maksimal (hukuman) 12 tahun, KPK tentu akan menghitung faktor-faktor yang meringankan atau memberatkan. Kalau tidak ada sikap kooperatif dengan proses hukum, tidak tertutup kemungkinan tuntutan seberat-beratnya akan diajukan di proses persidangan," kata Febri.
Fredrich diketahui kerap menyalahkan lembaga antirasuah yang telah menjadikan dirinya tersangka. Fredrich sempat mengancam tidak akan hadir dalam persidangan. Meski hadir, dia menyebut tak akan mau berbicara ataupun mendengar dakwaan jaksa.
Namun begitu Fredrich tetap mau tidak mau mendengarkan dakwaan yang disampaikan jaksa. Usai mendengar dakwaan, Fredrich malah langsung ingin mengajukan eksepsi meski akhirnya ditunda pekan depan.
Saat pembacaan eksepsi, Fredrich kembali mengancam tak akan menghadiri persidangan. Fredrich kesal lantaran eksepsinya ditolak majelis hakim. Saat itu, Hakim Syaifudin Zuhri meminta agar KPK tetap meneruskan persidangan dengan proses penuntutan.
Dalam eksepsinya, Fredrich mengatakan dakwaan jaksa KPK tidak berdasarkan bukti dan batal demi hukum.
Tak hanya itu, Fredrich juga sempat menghina jaksa KPK dengan gestur jari tangan di depan dahi. Gestur tersebut seolah mengejek jaksa KPK merupakan pihak yang tidak waras. Hal tersebut terjadi dalam sidang pada Kamis 15 Maret 2018.
Terkait tindak tanduk Fredrich di persiangan, Febri menyatakan lembaga antirasuah menyerahkan sepenuhnya kepada jaksa KPK.
"Kalau tidak kooperatif, kemudian berbelit-belit dan melakukan upaya-upaya lain, maka tidak tertutup kemungkinan ancaman seberat-beratnya akan diajukan," kata Febri.
Fredrich Yunadi didakwa merintangi proses hukum e-KTP yang menjerat Setya Novanto. Jaksa menilai Fredrich sengaja memanipulasi rekam medis mantan Ketua DPR RI itu untuk menghindari pemeriksaan KPK.
Reporter: Fachrur RozieSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan Jaringan Fredy Pratama itu ditangkap selama tahun 2020-2023.
Baca SelengkapnyaRaffi Ahmad menyebut jika tudingan pencucian uang yang dialamatkan kepadanya merupakan fitnah.
Baca SelengkapnyaTumpak mengatakan putusan hasil sidang etik tersebut sudah disepakati oleh seluruh anggota Dewas KPK. Termasuk tanggal sidang pembacaan putusan tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Minta tolong kalau berita yang menyesatkan seperti ini atau merugikan seperti ini janganlah apalagi kita sadar kalau ini tahunnya pemilu," kata Raffi
Baca SelengkapnyaMahfud menegaskan keberadaan lembaga antirasuah itu masih sangat dibutuhkan untuk memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Baca SelengkapnyaKepala LKPP Hendrar Prihadi menyebut alokasi anggaran pada rencana umum pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai Rp1.200 triliun.
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo memperoleh 2,2 juta suara atau posisi kelima teratas dari 13 caleg DPD Jatim yang terdaftar.
Baca SelengkapnyaPolisi menerapkan pemeriksaan ganjil genap (gage) sebelum memasuki Jalur Puncak.
Baca SelengkapnyaDKPP menyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari melanggar etik.
Baca Selengkapnya