Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gara-gara propaganda CIA, Kopassus dikira pasukan komunis

Gara-gara propaganda CIA, Kopassus dikira pasukan komunis Ilustrasi Perang. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Maman (83) masih mengingat operasi militer di pedalaman Sumatera 56 tahun lalu. Saat itu tahun 1958, pangkatnya masih kopral. Dia anggota pasukan elite Resimen para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Kelak pasukan baret merah ini dikenal dengan nama Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.

Maman baru saja diterjunkan di sekitar Bandara Tabing, Padang untuk kemudian bergerak melambung menguasai Sumatera Barat. Pasukan itu terus bergerak ke menghancurkan kekuatan pasukan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Di sebuah desa mereka berhenti. Penduduk memperhatikan dengan takut-takut. Saat Maman menanyakan lokasi Musala, mereka ragu-ragu menunjukan tempat ibadah tersebut.

Beberapa orang mengikutinya saat menuju Musala. Begitu juga saat dia dan beberapa anggota pasukan mengambil air wudhu. Saat shalat, warga yang berkerumun dekat Musala makin banyak. Mereka memperhatikan sambil berbisik-bisik.

"Selesai kami shalat, ada warga yang menanyai kami. Mungkin tokoh di kampung itu. Mereka tanya, tadi bapak benar shalat?" kata Maman menceritakan pengalamannya pada merdeka.com beberapa waktu lalu.

"Iya, tadi shalat, kenapa Pak?" jawab Maman.

"Bapak Muslim?" tanya warga lagi.

"Iya, saya Muslim, memang kenapa?" kata Maman.

"Saya kira komunis itu tidak shalat Pak. Bahkan tidak beragama," kata mereka.

"Lho yang pasukan komunis itu siapa? Kami ini Tentara Indonesia, bukan komunis. Saya Muslim, bukan komunis," jawab Kopral Maman.

Warga kampung saling pandang bingung. Mereka menjelaskan sering mendengar propaganda akan datang tentara komunis dari Jawa untuk menghancurkan desa mereka. Yang paling menakutkan itu RPKAD yang pakai baret merah, warna komunis.

Namun setelah mendengar penjelasan dari pasukan RPKAD warga baru sadar sudah jadi korban propaganda. Mereka sadar pasukan yang datang bukan pasukan komunis.

"Saya jelaskan baik-baik kalau kami tidak seperti yang disebut di propaganda. Untungnya mereka segera sadar. Hubungan pun jadi enak. Mereka bahkan mengajak makan ala kadarnya. Dalam hati, sempat kesal juga kami disebut tentara komunis," kata Maman.

Central Intelligence Agency (CIA) ada di belakang pemberontak Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di Sulawesi. Mereka menyuplai aneka persenjataan dan uang untuk mendukung aksi tersebut.

Tak cuma itu, CIA juga memberikan dukungan berupa stasiun radio dan peralatannya. Lewat radio inilah mereka menyebar propaganda anti-Soekarno. Pemerintah di Jakarta pun disebut komunis.

Upaya ini lumayan berhasil mempengaruhi sebagian masyarakat di Sumatera yang religius. Namun akhirnya TNI berhasil mengalahkan pemberontak dan merebut Sumatera. Misi CIA pun gagal.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media
Hari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media

Kaesang berharap pers Indonesia semakin independen dalam mengedukasi masyarakat dengan beragam pemberitaan.

Baca Selengkapnya
Lonjakan Suara PSI Capai 3,13 Persen Dinilai Tak Masuk Akal
Lonjakan Suara PSI Capai 3,13 Persen Dinilai Tak Masuk Akal

Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mempertanyakan penyebab suara PSI yang dalam enam hari terakhir mengalami lonjakan drastis

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung
Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung

Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan

Baca Selengkapnya
Diusulkan Jadi Cagar Budaya, Ini Fakta Menarik Eks Stasiun Banjarnegara
Diusulkan Jadi Cagar Budaya, Ini Fakta Menarik Eks Stasiun Banjarnegara

Stasiun Banjarnegara punya peran strategis dan nilai sejarah yang tinggi

Baca Selengkapnya
Polisi Ini Diuji Kesetiaannya dengan Pacar oleh Atasan, Aksinya Sukses Bikin Kekasih Klepek-klepek
Polisi Ini Diuji Kesetiaannya dengan Pacar oleh Atasan, Aksinya Sukses Bikin Kekasih Klepek-klepek

Viral di media sosial sosok polisi yang duji kesetiannya dengan pacar oleh atasannya.

Baca Selengkapnya
Pertolongan Pertama Jika Disengat Ulat Kucing yang Disebut Sangat Beracun dan Mematikan
Pertolongan Pertama Jika Disengat Ulat Kucing yang Disebut Sangat Beracun dan Mematikan

Media sosial tengah dihebohkan dengan kabar ulat kucing. Ulat bulu ini disebut-sebut sangat beracun dan mematikan.

Baca Selengkapnya
Kaesang Yakin Hati dan Jiwa Raga Jokowi di PSI
Kaesang Yakin Hati dan Jiwa Raga Jokowi di PSI

Jokowi telah mengungkapkan bahwa presiden diperbolehkan ikut kampanye Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap
Menelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap

Pada 26 Februari lalu, partai yang diketuai oleh putra bungsu Presiden Jokowi itu hanya memperoleh 2.001.493 suara atau 2,68 persen.

Baca Selengkapnya