Film anak muda Purbalingga sabet juara di Festival Cipta Damai
Merdeka.com - Film pendek karya anak muda Purbalingga, Jawa Tengah kembali berjaya di ajang festival film nasional. Kali ini, film dokumenter "Satu Jalan" berhasil memenangkan film terbaik dalam ajang Festival Cipta Damai yang digelar Search for Common Ground, Jumat (4/9).
Film dokumenter yang disutradarai Canggih Setyawan tersebut mengangkat fenomena tentang keluarga minoritas yang hidup berbaur dalam masyarakat mayoritas. Canggih mengemukakan, dalam karya dokumenter tersebut dirinya mengangkat kehidupan keluarga teman dekatnya bernama Anastasya untuk difilmkan.
"Karena dia juga pembuat film, akhirnya saya buat konsep filmnya dokumenter partisipatif. Jadi Anastasya menarasikan sendiri kehidupan keluarganya sekaligus menata kamera," katanya.
Film berdurasi 14 menit tersebut berkisah tentang gadis SMA bernama Anastasya yang keluarganya beragama Katholik, hidup di lingkungan desa di Purbalingga yang mayoritas muslim. Walau merupakan bagian dari minoritas, ketika Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, Anastasya serta keluarganya tetap berbaur tanpa perbedaan bahkan turut melakukan kebiasaan umat Islam seperti membuat kolak, ketupat dan opor.
Potret pluralitas tersebut menarik perhatian karena dalam festival yang digelar Search for Common Ground mengangkat tema besar "Berani Kreatif Akhiri Kekerasan", yang bertujuan meningkatkan inisiatif pemuda dan masyarakat dalam memperkuat toleransi serta membangun sikap anti-kekerasan dalam merespon konflik melalui cara yang kreatif.
Festival tersebut sebenarnya tak hanya mengkompetisi film dokumenter saja, tetapi juga kompetisi blog, dan desain poster.
Menurut seorang pegiat Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga, Nur Muhammad Iskandar hingga akhir tahun ini, banyak festival film yang akan diikuti karya-karya film dari Purbalingga, terutama film-film karya pelajar.
"Festival film selama ini menjadi salah satu media bagi kami untuk mengenalkan karya-karya pembuat film muda dari Purbalingga dengan sudut pandang masing-masing, untuk menyuarakan ekspresinya," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak terkira, sang putri justru nampak tertegun saat melihat sang ayah kembali.
Baca SelengkapnyaSetelah melakukan perbuatan asusila tersebut, tersangka kembali membujuk korban untuk menginap di rumahnya.
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.
Baca SelengkapnyaTerlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.
Baca SelengkapnyaSeorang pria diduga maling sembunyi di atap setelah dipergoki memanjat rumah warga di Tamalate, Makassar. Video pengepungannya beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaSholawat ini dipimpin oleh Gus Ali Gondrong di Lapangan Desa Purwodadi
Baca SelengkapnyaPecah rekor, film Indonesia tahun 2024 tembus 55 juta penonton. Terbanyak sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaIa tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah
Baca Selengkapnya