Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat
Ia tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah
bojonegoro![Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2024/1/16/1705373300806-spqrl.jpeg)
Ia tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah
![Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/16/1705373447279-vtwtb.jpeg)
Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat
Latar Belakang
Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto lahir di Tuban pada 4 November 1925. Ia merupakan putra R. M. A. A. Koesoemobroto, bupati Tuban ke-37. Semasa hidupnya, ia mengalami tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.
-
Apa yang dipelihara oleh Lettu Budi? Seorang prajurit TNI asal Magetan yang bertugas di Denbekang V/1.B Madiun memiliki usaha di rumahnya yaitu beternak burung perkutut.
-
Kapan Sujiwo Tejo tampil di acara Jagong Budaya di Bojonegoro? Budayawan Sujiwo Tejo menyemarakkan acara Jagong Gayeng bertemakan "Budaya Rasa Melu Handarbeni" di Pendopo Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojoengoro, akhir pekan lalu.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Kapan Titiek Soeharto menjenguk Prabowo Subianto? Dalam keterangan unggahan beberapa potret yang dibagikan, terungkap jika momen tersebut berlangsung pada Senin (1/7) kemarin.
Itulah modal utama bagi dirinya untuk turun ke medan tempur melawan penjajah. Mengutip situs resmi Desa Tumbrasanom Kabupaten Bojonegoro, Lettu Soejitno mengikuti perkembangan organisasi angkatan darat mulai dari BKR, TKR, TRI, hingga ABRI.
![Perjuangan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/16/1705374580695-eyvb5h.jpeg)
Perjuangan
Kawasan Glendeng yang merupakan perbatasan Bojonegoro dan Tuban jadi salah satu lokasi pertempuran antara tentara penjajah dengan pribumi. Di sinilah, Lettu Soejitno gugur ketika usianya baru 23 tahun.
Baku tembak antara tentara penjajah di sisi utara Bengawan Solo (Tuban) melawan tentara pribumi di sisi selatan (Bojonegoro) tak terelakkan. Kedua belah pihak yang dipisahkan sungai Bengawan Solo selebar 80 meter saling menyerang. Pada 13 Januari 1949, Regu Sutrisno dan Regu Harjono diperintahkan memperkuat seksi Soewolo mempertahankan penyeberangan Glendeng. Hari berikutnya, 14 Januari 1949, Belanda berhasil menyeberangi Bengawan dan menduduki Desa Glendeng. Hal ini membuat pertahanan pasukan Indonesia menjauhi penyeberangan.- Ajakan Rujuk Ditolak, Pria di Palembang Mengamuk Tikami Mantan Istri dan Calon Suaminya
- Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
- Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan Tewaskan 7 Orang yang Terjebak di Lantai 2, Ada Anak dan Balita
- Ibu Kaget Lihat Perut Anaknya yang Masih Remaja Membesar, Ternyata Diperkosa Suaminya Sendiri Sejak 4 Tahun
- Rekomendasi Merk Sandal Wedges Unggulan Tahun 2024 dengan Kualitas Terbaik
- Jokowi Tinjau Langsung Pencegahan Stunting di Posyandu Bogor
Pada sore hari tanggal 14 Januari 1949, Lettu Soejitno berangkat menuju pertahanan di Kaliketek untuk menemui komandan pertahanan kota, Lettu Bambang Soemantri. Mengetahui kondisi dan situasi kota keseluruhan, Soewolo dan pasukannya bergerak menuju Desa Glendeng.
Keesokan harinya, tanggal 15 Januari 1949, Soemantri dan Soejitno dikawal regu Haryono, serta Sersan Nurwulan Bintara kelompok komando kompi berangkat menyusul Soewolo ke Glendeng. Sesampainya di barat Glendeng, tampak di seberang, pasukan Belanda sibuk mengatur konstruksi jembatan untuk dilewati melintasi Bengawan Solo menuju Bojonegoro.
![Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/16/1705375279748-mnblq.jpeg)
Melihat Belanda tengah sibuk, Soejitno mengambil senapan mesin Lewis yang dibawa Harjono dan menembakkannya ke arah musuh di seberang.
Nahas, tanpa sepengetahuannya ternyata di wilayah selatan, yakni di Glendeng, Belanda telah memperkuat pertahanan dan mengamankan proses pemasangan jembatan. Soejitno dilempari sebutir granat yang kemudian meledak di dekatnya. Tak hanya itu, mengutip Instagram @tuban_bercerita, peluru juga mengenai badan Soejitno. Ia pun gugur di lokasi perlawanan. Tembakan terus menghujani lokasi jenazah Soejitno, Sumantri dan regu Harjono yang mengawalnya pun tidak bisa mengambil dan merawat jenazah saat itu juga.![Penghargaan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/16/1705375548109-94b7.jpeg)
Penghargaan
Berkat jasanya, Lettu Soejitno diabadikan menjadi patung di Alun-alun Bojonegoro serta nama sebuah jalan raya di wilayah setempat.