Merdeka.com - Polisi terus mengusut kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M Dede Solehuddin. Total korban sampai saat ini ada sembilan nyawa yang dibunuh oleh ketiga tersangka.
Mereka dijerat dengan Pasal 340 KUHP, subsider 338, 339 KUHP, ancaman pidana paling berat hukuman mati. Semua korban dihabisi dengan perintah kepada Solihin alias Duloh dibantu M Dede Solehudin, memakai lakon 'Aki Banyu'.
Pertama pembunuhan di Bekasi, Ai Maimunah (istri Aki), Ridwan Abdul Muiz (20) dan MR (16) anak Ai Maimunah dari mantan suaminya, Didin. Sementara NAS (5) anak dari Ia Maimunah dari hasil perkawinan dengan Aki ditemukan selamat saat insiden keracunan di Bekasi.
Sedangkan korban meninggal di Cianjur di antarnya Noneng (mertua dari Aki), Wiwin (istri pertama Aki), Halimah (Istri Kedua Aki), Bayu (anak Aki dari Ai Maimunah). Kemudian Farida yang merupakan tenaga kerja wanita (TKW) meninggal di Cianjur. Sementara korban TKW satunya lagi, Siti dibunuh di Surabaya.
Pemeriksaan yang dilakukan kepada tersangka, terungkap fakta-fakta baru. Berikut rangkumannya:
Salah satu tersangka pembunuhan berantai Wowon memiliki julukan sendiri yaitu 'Aki Banyu'. Julukan itu merupakan modus operandi untuk menghabisi nyawa kesembilan korbannya.
"Kita juga ada temukan modus yang lain, korban operandi daripada pelaku. Jadi ini cukup unik. Ternyata tersangka Wowon ini berperan sebagai 'Aki Banyu'," ucap Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Selasa (24/1).
Hengki menjelaskan, sosok 'Aki Banyu' merupakan tokoh fiktif alias tidak ada dan dikenal oleh dua tersangka lain yakni, Solihin dan Dede Solehudin.
Keterangan dari dua tersangka, 'Aki Banyu' adalah sosok yang dianggap sakral oleh mereka. Bahkan, Aki Banyu itu dikatakan sangat sulit ditemui dan tidak sembarang orang menemuinya. Meskipun mereka belum pernah bertemu sama sekali.
Selama melakukan pembunuhan, Duloh dan Dede hanya mendapatkan perintah dari 'Aki Banyu' melalui sambungan telepon. Namun, sosok 'Aki Banyu' terbongkar oleh polisi usai dilakukan penangkapan terhadap ketiga tersangka.
"Dan pada saat kami tangkap HP yang atas nama 'Aki Banyu' ini dipegang oleh Wowon," beber Hengki.
Setelah ditangkap, Duloh dan Dede selama ini tidak mengetahui pasti siapa sosok 'Aki Banyu' baru diketahui mereka yang ternyata adalah rekan sekaligus otak dari pembunuhan yang tidak lain adalah Wowon.
"Jadi tokoh yang dianggap sakral yang sudah ditemui padahal itu Wowon. Bahkan tersangka Duloh dan Dede setelah sekian lama tahu bahwa itu adalah wowon ternyata pas ditangkap itu," kata Hengki.
Advertisement
Noneng Suryati menjadi korban pembunuhan Wowon Erawan alias Aki. Motifnya karena kesal dengan mertuanya tersebut dan Wiwin Winarti yang tidak lain adalah istri Aki. Solihin alias Duloh lantas diperintah Aki untuk menghabisi keduanya.
"Pertama mertuanya Wowon, Noneng Suriyati dan Wiwin winarti. Pertamanya dia kesel punya mertua sama bini. Makanya nyuruh saya membunuh diiming-imingi uang Rp500 juta," kata Duloh kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (2/2).
Lanjut Duloh, Wowon kesal karena keduanya menagih janji uang yang bakal digandakan. Wowon lantas menyiapkan skenario kepada Noneng. Dia mengasut korban agar bersedia disetubui oleh Duloh dengan dalih apabila ingin uangnya dibayar.
"Ngobrol-ngobrol nanyain uang. Nagih, saya (wowon) 'kalau mau dibayar harus mau bersetubuh dulu dengan Duloh'. Langsung saya (Duloh) lenyapin dicekik pakai tangan kanan, tangan kiri memegang mulutnya supaya tidak teriak sampai setengah jam," ungkap Duloh.
Setelah dibunuh, korban lantas dimasukan ke lubang yang telah disiapkan. Tidak lama sekitar pukul 10.00 WIB, Wowon menelepon dan meminta bersiap membunuh Wiwin.
"Wowon masukin lagi Wiwin itu ngobrol-ngobrol langsung nanyain 'Mamah ke mana Pak. Mamah kamu entar juga barengan Wowon, entar juga ke sini. Itu kata saya dibohongi," beber Duloh.
Setelah lama menunggu, Wowon datang dengan membawa amplop tiga lembar lantas meminta Wiwin berbaring. Wowon kemudian menaruh tiga amplop itu di wajah Wiwin, mulai dari kening, mata hingga mulut.
"Si Wowon berangkat ngasih isyarat, langsung saja tangan kanan ke leher, tangan kiri ngebekap, kaki saya tahan selama setengah jam (dicekik)," ucapnya.
"Ya ibu Noneng Suryati masuk ke dalam, ngobrol sama Pak Solihin. Ngobrol dulu. udah diajak ngobrol, langsung Pak Solihin itu nidurin mertua saya. Sampai dikerjakan sama dia," jelas Wowon.
"Sesudah dikerjakan, langsung dicekik, langsung masukan lubang dan lubangnya waktu dulu sudah disiapkan sama Pak Solihin. Sebelum menjemput Noneng lubang sudah siap," tambah dia.
Harta kekayaan membutakan M Dede Solehudin hingga tega menjadikan sang istri, Yeni, sebagai tumbal praktik penggandaan uang. Dede merupakan salah satu tersangka pembunuhan berantai bersama Wowon Erawan alias Aki dan Solihin alias Duloh.
Semua berawal saat Dede menikah dengan Yuni, yang merupakan anak dari Halimah, istri Wowon. Dede bahkan mengetahui persis kematian Halimah.
"Setelah dari pulang ke Lampung mama (Halimah) saya, selang setengah bulan mama saya sakit-sakitan. Mama saya sakit sakitan itu mama saya meninggal, karena meninggalnya dibawa sama anaknya ke Sukabumi," ucap Dede kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (2/2).
Setelah itu, Dede lebih intens mengikuti Wowon dan Duloh yang menjanjikan kekayaan. Wowon memerintahkan Dede menelepon Yeni yang seorang tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri, agar menyetorkan uang gajiannya untuk dilipatgandakan.
"Pertama disuruh sama Aki Banyu dulu, terus disuruh Aki Banyu suruh telepon Yeni" kata Dede.
Selang beberapa waktu kemudian, Yeni sadar uang yang disetorkan ke Aki tidak kunjung bertambah. Tokoh fiktif yang diperankan Wowon, Aki Banyu memerintahkan Dede untuk membuuh Yeni.
"Iya mau (dibunuh). Enggak masalah, ikhlas yang penting dapat sukses. (mau dibunuh tahun 2022), Tahun kemarin," ucapnya.
"Ya karena Aki Banyu kalau kamu mau sukses siapa saja bunuh. Enggak apa-apa keluarga juga. Mertua saya meninggal dibawa sama anaknya," ujarnya.
Namun, Dede mengatakan rencana pembunuhan Yeni yang diperintah Wowon kepada Duloh ternyata gagal. Sehingga Yeni bisa melarikan diri dan kembali bekerja menjadi TKW.
"Sekarang sudah berangkat TKW. (Gagal) karena dia ngelawan, pas ketemu dia ngelawan kabur. (Mau dibunuh) Dicekik," ucapnya.
Dede mengaku mendapat imbalan Rp200 ribu dari hasil membantu penipuan Wowon. Dia menerima uang itu secara berkala, untuk kebutuhan sehari-hari hingga untuk memancing ikan.
"Kurang lebih Rp200 juta, Itu buat mancing saja, jajan, rokok gitu lah ngopi, buat sehari hari aja. Karena nyicil per bulannya kan kadang Dede dapat Rp4 juta, Rp5 juta. Sudah habis (uangnya)," ucapnya.
Advertisement
Wowon Erawan alias Aki melakukan berbagai upaya agar dapat menipu 11 korban yang merupakan 11 tenaga kerja wanita (TKW). Salah satu cara untuk cara Wowon untuk meyakinkan para TKW dengan mengubah jumlah uang yang ada di dalam amplop.
"Tentu ini ada trik-trik ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (25/1).
Trunoyudo akui Wowon dalam melakukan triknya memang tidak masuk logika. Namun hal tersebut sebagai upaya agar pelaku dapat meyakinkan korban.
"Tetapi itu yang dikuasai. Intinya, memang penipuan ini menjadi janji-janji meyakinkan kepada para korban dengan berkemas kemampuan supranatural. Ini menunjukkan motif ekonomi tadi, untuk menguasai harta orang lain atau melakukan penipuan," pungkasnya.
Polisi mengungkap modus Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan Dede Solehudin menjerat para Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk dikuras hartanya. Wowon Cs menerapkan sistem multi level (MLM) dan meminta korban mengajak rekan yang dikenalnya untuk ikut dalam penggandaan uang diimingi para pelaku.
"Sistemnya seperti MLM, mereka ada downline, contoh dari Situ misal mengajak temannya lagi untuk menggandakan uangnya," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi saat konferensi pers, Selasa (24/1).
Hengki menjelaskan, para TKW itu mengirimkan sejumlah uang kepada tersangka Dede Solehudin sebagai pengepul uang. Adapun jenis pengiriman sejumlah uang terhadap pelaku terdapat dua jenis.
"Melalui rekening maupun melalui western union sejenis wesel yang bisa diambil di kantor pos, di kantor pegadaian, dan sebagainya," ujar Hengki.
Advertisement
Ai Maimunah, salah seorang korban pembunuhan berantai Wowon Erawan alias Dukun Aki Cs turut berperan dalam aksi penipuan berkedok penggandaan uang. Maimunah berperan mengumpulkan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang juga temannya untuk mentrasfer uang dengan iming-iming dapat digandakan suaminya sirinya Wowon.
"(Maemunah) salah satu yang ikut merekrut TKW-TKW untuk ikut mengirim uang yang akan digandakan oleh para tersangka," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi saat konferensi pers, Selasa (24/1).
Alhasil sebanyak belasan TKW yang terjaring dengan aksi penipuan berkedok penggandaan uang dilakukan Wowon.
"Ternyata hasil pemeriksaan kami, sementara ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan," kata Hengki.
[eko]Kemenkes Akui Tak Semua RSUD Bisa Tangani Gagal Ginjal Akut
Sekitar 27 Menit yang laluMau Beli Rokok Tak Punya Duit, Pemuda di NTT Ngamuk Ancam Pemilik Warung Pakai Parang
Sekitar 3 Jam yang laluBawa Sajam Seusai Tarawih, 8 Remaja di Tangsel Diamankan
Sekitar 4 Jam yang laluTunggu Putusan FIFA soal Piala Dunia U-20, Gibran: Persiapan Penutupan Jalan Terus
Sekitar 4 Jam yang laluKAI Daop 6 Yogyakarta Buka Pendaftaran Angkut Motor Gratis saat Mudik, Ini Caranya
Sekitar 4 Jam yang laluImbas Fluktuasi Harga Sembako, Kapolri Salurkan 50 Ton Beras untuk Masyarakat NTT
Sekitar 5 Jam yang laluRidwan Kamil Soroti Kenaikan Tidak Wajar Harga Komoditas Pangan di Tiga Daerah
Sekitar 5 Jam yang laluJumlah Tenaga Kerja Asing di Bali Capai 3.600, Banyak Bekerja di Sektor Pariwisata
Sekitar 5 Jam yang laluPamor DPD RI Anjlok, Sultan: Keterbatasan Wewenang Tak Membuat Semangat Kami Surut
Sekitar 5 Jam yang laluViral Video Perampok Rampas Uang Rp100 Juta di Cilacap, Dua Korban Ditembak
Sekitar 5 Jam yang laluJual Bubuk Mercon, Tiga Pria Ditangkap di Malang
Sekitar 5 Jam yang laluRatusan Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh Timur, Jejak Kapal Pengangkut Hilang
Sekitar 5 Jam yang laluGaleri Rasulullah di Masjid Al-Jabbar Resmi Dibuka, Saat Ini Bisa Dikunjungi Gratis
Sekitar 6 Jam yang laluKomisi II DPR Khawatir Putusan Gugatan Partai Prima Berujung Penundaan Pemilu
Sekitar 6 Jam yang laluSederet Kasus Polisi Nyambi jadi Calo Penerimaan Bintara Polri
Sekitar 11 Jam yang laluKasatlantas Polres Malang Diperiksa Usai Viral Pamer Barang Mewah
Sekitar 13 Jam yang laluKepercayaan Publik Meningkat, Polri Janji Terus Evaluasi Kinerja
Sekitar 14 Jam yang lalu5 Fakta Terbaru Kasus Kematian Bripka Arfan Saragih, Temukan Satu Orang Saksi
Sekitar 16 Jam yang laluCEK FAKTA: Hoaks Penemuan Tulang Manusia dan Bom di Ruang Rahasia Rumah Ferdy Sambo
Sekitar 9 Jam yang laluVIDEO: "Papa Kangen" Isi Surat Sambo & Putri Candrawathi ke Anak Tercinta
Sekitar 3 Hari yang laluSepucuk Surat Ferdy Sambo & Putri untuk Si Bungsu yang Ultah, Ada Pesan Haru
Sekitar 3 Hari yang laluPutra Bungsunya Ulang Tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tulis Pesan Haru
Sekitar 4 Hari yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 2 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 2 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 2 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 4 Minggu yang laluBRI Liga 1: Setelah Taisei Marukawa, PSIS Resmi Perpanjang Kontrak Carlos Fortes dan Vitinho
Sekitar 1 Jam yang laluBRI Liga 1: Catat 8 Laga Tanpa Kemenangan, PSIS Didesak Petik 3 Poin pada Pekan Selanjutnya
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami