Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Eks Warga Binaan Lapas Narkotika Yogyakarta Ungkap Cerita Penyiksaan di Dalam Lapas

Eks Warga Binaan Lapas Narkotika Yogyakarta Ungkap Cerita Penyiksaan di Dalam Lapas Ilustrasi penjara. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejumlah mantan warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta, Pakem, Kabupaten Sleman melaporkan kasus dugaan kekerasan yang dialaminya di Lapas tersebut ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan DIY, Senin (1/11).

Para mantan warga binaan ini mengadu ke ORI perwakilan DIY perihal dugaan penyiksaan yang dialaminya selama di Lapas Pakem.

Salah satu mantan warga binaan berinisial VTGH (35) mengatakan bahwa dirinya mendapatkan penyiksaan selama menghuni Lapas Pakem. Penyiksaan ini dialaminya sejak 26 April hingga 19 Oktober 2021.

VTGH menceritakan penyiksaan dialaminya sejak pertama masuk ke Lapas Pakem. VTGH mengaku setibanya di Lapas Pakem dirinya dihajar oleh sipir dengan potongan kayu dan potongan selang air yang diisi cor-coran semen. Akibatnya dirinya beserta sejumlah rekan warga binaan mengalami memar dan luka.

Selain itu karena luka-luka tersebut, dirinya dan rekan warga binaan lainnya tak bisa berjalan kembali ke sel. Luka-luka itu, kata VTGH, tidak diobati oleh sipir. Setelahnya mereka justru disuruh menceburkan diri ke kolam lele yang ada di Lapas Pakem.

"Itu (penyiksaan) selama tiga hari pertama. Ya luka-luka sampai ada yang enggak bisa jalan. Lukanya enggak diobati terus disuruh nyemplung kolam lele. Malah jadi infeksi," kata VTGH.

VTGH menceritakan penyiksaan dilakukan oleh semua regu pengamanan dari pagi hingga malam bergiliran. VTGH menuturkan penyiksaan ini diklaim sipir sebagai bentuk hukuman terhadap warga binaan, hanya saja kesalahan apa yang dilakukan warga binaan tidak pernah jelas.

"Contohnya setiap jam 10 kan kita mendengarkan lagu Indonesia Raya. Kita berdiri dan hormat tapi ada yang ikut nyanyi terus ditarik, dipukuli dan dimasukkan sel kering selama 2 bulan," kata VGTH.

"Teman saya ada yang dihukum karena enggak pakai baju di dalam sel. Disuruh ngguling-ngguling 100 meter bolak-balik. Dia pusing terus muntah. Muntahannya itu disuruh ambil pakai tangan terus disuruh dimakan," imbuh VTGH.

VTGH menuturkan ada lagi seorang warga binaan yang ketahuan memakai manik-manik di kelaminnya saat digeledah. Kemudian disuruh dikeluarkan paksa hingga menimbulkan luka di kelamin.

VTGH membeberkan ada juga warga binaan yang disuruh minum air kencing petugas sipir. Selain itu ada pula sipir yang menyiksa dengan alat kelamin sapi jantan yang dikeringkan. Alat itu dipukulkan ke warga binaan yang dihukum.

VTGH menuturkan saat ibunya meninggal dirinya tak diberikan kabar oleh petugas Lapas. VTGH menduga kondisi ini karena dirinya sedang mendapatkan luka di sekujur tubuh sehingga tak boleh keluar Lapas Pakem.

"Hak saya mengantar mama saya waktu meninggal gak dikasih. Saya malah disel kering selama lima bulan," ungkap VTGH.

Mantan warga binaan lainnya, YA mengaku pernah disel isolasi dengan 17 orang padahal kapasitas sel isolasi hanya untuk 5 orang. Akibatnya kakinya sulit digerakkan karena terlalu lama berada di tempat sempit.

"2 bulan saya ga bisa jalan," ungkap YA.

Sementara itu pendamping mantan warga bunaan yang mendapatkan penyiksaan di Lapas Pakem, Anggara Adiyaksa mengatakan ada 40an orang mantan warga binaan yang mengaku menjadi korban penyiksaan.

"Kita melaporkan ke ORI harapannya penyiksaan di Lapas Pakem kepada warga binaan bisa dihentikan. Kita sepakat dengan pemberantasan narkoba tapi tidak berarti penyiksaan pada warga binaan diperbolehkan. Mereka tak mendapatkan perlakuan yang manusiawi," ungkap Anggara.

Anggara mengaku sebelum melaporkan ke ORI perwakilan DIY dirinya telah melakukan aduan pada 7 September 2020, 9 Juli 2021, 10 September 2021 dan 23 Oktober 2021 ke Ditjen PAS. Hanya saja tidak ada tindaklanjutnya.

Sementara Ketua ORI perwakilan DIY Budhi Masturi menuturkan bahwa laporan ini diminta dilakukan dengan format laporan resmi dan akan dilakukan tindaklanjut oleh ORI.

Budhi menjabarkan bukan kali ini saja mendapatkan laporan penyiksaan di dalam lapas. Dalam kurun 3 bulan terakhir ada 3 laporan dugaan kekerasan di Lapas yang ada di DIY.

"Kita tangani dan satu kasus sedang dalam proses finalisasi hasil pemeriksaan," ucap Budhi.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ombudsman Temukan Penyimpangan dan Pelanggaran Penggunaan Lahan di IKN Nusantara
Ombudsman Temukan Penyimpangan dan Pelanggaran Penggunaan Lahan di IKN Nusantara

Ombudsman belum melakukan perhitungan nilai kerugian yang dialami masyarakat akibat maladministrasi dalam hal penggunaan lahan.

Baca Selengkapnya
Dalang Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe Ditangkap, Tersangka Ternyata Warga Jakarta
Dalang Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe Ditangkap, Tersangka Ternyata Warga Jakarta

Bareskrim Polri menangkap seorang laki-laki inisial AB (30) diduga menjadi dalang kerusuhan pemakaman Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya
Terpidana Perkara  Makar di Papua Meninggal, Ini Penjelasan Kalapas Takalar
Terpidana Perkara Makar di Papua Meninggal, Ini Penjelasan Kalapas Takalar

Seorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Takalar, Yoran Pahabol meninggal dunia di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, Kamis (21

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.

Baca Selengkapnya
Warga Cimanggis Ditemukan Tewas Membusuk dalam Kamar Kos di Pondok Cina Depok
Warga Cimanggis Ditemukan Tewas Membusuk dalam Kamar Kos di Pondok Cina Depok

Sesosok mayat pria ditemukan dalam kondisi membusuk dalam kamar kos di Jalan Jambu, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok, Kamis (8/2).

Baca Selengkapnya
Kakek Buat Laporan Usai Cucunya Alami Kekerasan di TK Internasional Serpong, Polisi Selidiki & Cek Lokasi
Kakek Buat Laporan Usai Cucunya Alami Kekerasan di TK Internasional Serpong, Polisi Selidiki & Cek Lokasi

Rena menegaskan, laporan itu dia dibuat agar pihak sekolah bertanggungjawab atas permasalahan yang terjadi.

Baca Selengkapnya
Kelakuan Bejat Pembunuh Mahasiswi di Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil dan 1 Dibunuh
Kelakuan Bejat Pembunuh Mahasiswi di Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil dan 1 Dibunuh

Wira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.

Baca Selengkapnya
Ledakan di Pabrik Semen Padang Indarung V, Begini Kondisi Korban
Ledakan di Pabrik Semen Padang Indarung V, Begini Kondisi Korban

Ledakan terjadi di pabrik Semen Padang Indarung V, Sumbar, Selasa (20/2) sekitar pukul 11.00 WIB. Empat pekerja mengalami luka bakar akibat peristiwa itu.

Baca Selengkapnya
Perkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan
Perkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan

Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).

Baca Selengkapnya