Dr Tirta Diperiksa Polisi Sebagai Saksi Ahli Terkait Kasus dr Louis Owien
Merdeka.com - Dokter Tirta Mandira Hudi diperiksa penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus dr. Louis Owien. Dokter Tirta diperiksa polisi untuk menjadi saksi ahli dalam kasus tersebut.
"Saya jadi saksi ahlinya," kata Tirta saat dihubungi merdeka.com, Senin (12/7).
Saksi ahli yang dimintai keterangan polisi tak hanya dokter Tirta. Pihak Kemenkes termasuk ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M Faqih turut dimintai keterangan polisi.
"Banyak, ada saya dari Kemenkes, saya kan Tenaga Ahli Kemenkes, ada Ketua IDI Pak Daeng, ada Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pusat Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) Pukovisa Prawiroharjo, Guru Besar Farmakologi Prof Riyanto, Ketua IDI Jaksel, Ketua Mitigasi IDI," ujar dia.
Tirta mengaku diperiksa polisi kurang lebih enam jam. Pemeriksaan berlangsung di Mapolda Metro Jaya, Minggu (11/7) kemarin.
"Kemarin, saya dari jam 8 (malam) sampai jam 2 pagi. (Setelah penangkapan) Ya langsung, jadi Lois ditangkap, saya dipanggil, BAP. Semua saksi dipanggil, running dari malam," kata dia.
Dia mengaku sebelum diperiksa polisi sudah berencana melaporkan Louis Owein. Tirta berencana melaporkan Louis terkait pernyataannya yang sempat viral di media sosial lantaran menyebut bahwa kasus kematian Covid-19 tidak disebabkan virus melainkan efek dari interaksi obat yang dikonsumsi pasien.
"Jadi saya sempat mau melaporkan hari Senin, hari ini. Saya ngasih bukti tapi ternyata Polda malah telpon duluan. Enggak usah dilaporin dok, orang sudah di sini. Kalau siapa yang ngelaporin, kan paling kenanya ITE kan atau penyebaran hoaks berita bohong. Nah ini kenanya itu Karantina Wabah dulu, ITE nanti belakangan saja. Oh ya sudah, soalnya kan kalau ITE delik aduan, tapi kalau yang karantina bisa tipe A kan.
Polisi Tangkap dr Louis Owein
Polisi menangkap dokter Louis Owien. Louis mendadak viral di sosial media lantaran menyebut bahwa kasus kematian Covid-19 tidak disebabkan oleh virus melainkan efek dari interaksi obat yang dikonsumsi pasien.
Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, kasus tersebut diambil alih penanganannya oleh Mabes Polri.
"Kemarin minggu diamankan Polda Metro dan dilimpahkan ke Mabes Polri," tutur Argo saat dikonfirmasi, Senin (12/7).
Sebelumnya, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan membenarkan adanya penangkapan tersebut.
"Iya ditangkap," tutut Ahmad saat dikonfirmasi sebelumnya.
Ahmad belum merinci terkait penangkapan dokter Louis. Dia hanya menjelaskan bahwa petugas membawa Louis ke Polda Metro Jaya.
"Yang jelas kemarin, hari Minggu jam 16.00 WIB, ditangkap sama Unit Siber Krimsus PMJ," kata Ahmad.
Dokter Louis sempat hadir dalam sebuah acara yang ditayangkan oleh salah satu stasiun tv swasta. Sempat ada pertanyaan dari host terkait kasus kematian Covid-19.
Louis berpendapat bahwa kematian para pasien terkonfirmasi Covid-19 bukan akibat virus mainkan interaksi obat yang diminum selama penanganan medis.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaTernyata usia kepala 7 tak menghalangi pria kelahiran 30 Oktober 1952 ini untuk terus menambah ilmu.
Baca SelengkapnyaTofan menyebutkan alasan penangguhan penahanan karena kliennya sedang sakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kedua rekannya pun segera membawa korban ke klinik terdekat RSJC Kemang.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami kecelakaan setelah menghindari pengendara lainnya.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Jenderal polisi 'bersahaja' lulus S3.
Baca SelengkapnyaPolisi belum menetapkan tersangka dugaan pelecehan seksual terhadap istri pasien yang tengah hamil, TA (22), dengan terlapor dokter spesialis ortopedi MY.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan terhadap WN Korsel terkait laporan dugaan perzinahan dilakukan pedangdut Tisya Erni terhadap suaminya.
Baca SelengkapnyaTiga perwira TNI AD bergelar doktor dan cumlaude itu ialah Mayjen TNI Heri Wiranto, Kolonel Inf Dwi Tjahjo Harsono dan Letnan Kolonel Arh Syarief Syah Banjar.
Baca Selengkapnya