Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dokter Penyakit Dalam Sebut Pasien Long Covid Bisa Divaksinasi

Dokter Penyakit Dalam Sebut Pasien Long Covid Bisa Divaksinasi Vaksinasi Covid-19 di Depok. ©2021 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Staf medis divisi penyakit tropis dan infeksi penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Adityo Susilo mengatakan pasien long Covid bisa menjalani vaksinasi Covid-19.

"Pasien long Covid dapat divaksinasi selama mengikuti timetable (jadwal) yang telah ditetapkan," katanya saat Webinar TIM Mitigasi IDI, Minggu (17/10).

Adityo menjelaskan, long Covid-19 bukan penyakit, melainkan gejala sisa atau gejala yang baru muncul setelah pasien sembuh dari Covid-19. Gejala tersering dari long Covid adalah kelelahan disertai sesak napas, batuk-batuk hingga sakit kepala. Sementara gejala long Covid yang terkadang muncul ialah demam, diare, kesemutan, nyeri sendi, gangguan memori dan konsentrasi.

Wakil Sekjen PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) ini menambahkan sebetulnya pihaknya menganjurkan vaksinasi bagi penyintas Covid-19 dilakukan tiga bulan setelah dinyatakan sembuh. Namun, anjuran ini sedikit berbeda dengan keputusan Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan melalui Surat Edaran HK.02.02/I/2524/2021 mengizinkan penyintas Covid-19 dengan derajat keparahan sakit ringan hingga sedang mengikuti vaksinasi dengan jarak waktu minimal satu bulan setelah dinyatakan sembuh. Sementara untuk penyintas Covid-19 dengan derajat keparahan sakit berat dapat melakukan vaksinasi dengan jarak waktu minimal tiga bulan setelah dinyatakan sembuh.

Menurut Adityo, tenaga kesehatan harus bijak memberikan informasi vaksinasi kepada penyintas dengan long Covid. Jika penyintas masih mengalami hiperkoagulasi atau sindrom kekentalan darah, maka jenis vaksin yang dianjurkan tidak memberatkan kondisi pasien.

"Hiperkoagulasi mungkin saat itu pernah disinggungkan dengan vaksin AstraZeneca, nah ada risiko hiperkoagulasi. Jadi kita mungkin harus bisa wise juga ke pasien, kalau misalnya pasien kita masih mengalami hiperkoagulasi dan dia juga khawatir, mungkin kita juga nggak bisa maksa," ujarnya.

"Mungkin kita bisa mengambilkan vaksin-vaksin lain yang relatif mungkin dia bisa lebih menerima secara keyakinan," tandas Adityo.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Usai Libur Akhir Tahun, Kasus Covid-19 di Depok Naik 200 Persen
Usai Libur Akhir Tahun, Kasus Covid-19 di Depok Naik 200 Persen

Saat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya