Djoko Susilo minta 'upeti' Rp 12 M ke perusahaan percetakan
Merdeka.com - Dua petinggi PT Pura Baru Utama (PBU), Yoyo Subagyo dan Yohannes Mulyono, mengaku pernah memberikan uang sebesar Rp 5,5 miliar untuk terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan simulator, Djoko Susilo .
Menurut mereka, awalnya Djoko meminta Rp 12 miliar usai mereka memenangkan proyek pengadaan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pada 2009 dengan nilai kontrak sebesar Rp 129 miliar.
Yoyo Subagyo merupakan Direktur PT Pura Baru Utama. Sementara Yohanes Mulyono adalah Direksi PT Pura Baru Utama.
Sementara itu mantan Direktur Pemasaran PT Pura Baru Utama, Maryadi, juga turut bersaksi hari ini. Dia mengaku pernah dipanggil oleh Djoko Susilo dan diminta menyumbang buat Korlantas Polri sebesar Rp 12 miliar.
Meski begitu, mereka berdalih permintaan itu bukan pemerasan, tapi hanya sumbangan operasional buat Korlantas Polri.
"Pertengahan 2008, Pak Kakor (Djoko) panggil saya. Saya lalu berangkat ke Jakarta menemuinya. Dia minta Rp 12 miliar buat sumbangan operasional. Katanya nanti akan mengutus orang namanya Legimo. Lalu permintaan itu saya sampaikan ke direksi," kata Maryadi saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (18/6).
Saat dicecar majelis hakim, Yohanes mengakui laporan dari Maryadi itu. Tetapi menurut dia, perusahaannya hanya sanggup memberikan Rp 7 miliar.
"Pak Maryadi pernah menyampaikan ada permintaan sumbangan buat operasional Korlantas Polri. Permintaan awalnya sekitar Rp 12 miliar. Tapi kalau jumlah segitu terlalu besar. Kami enggak sanggup. Kami batasi Rp 7 miliar," kata Yohanes.
Menurut saksi Yoyo, PT Pura Baru Utama adalah perusahaan pabrik kertas, percetakan offset, unit converting, unit hologram, bengkel, bangunan, transportasi, dan lainnya. Mereka menjadi rekanan Korlantas Polri sejak 2001, buat mencetak STNK dan BPKB.
Namun, menurut Maryadi, akhirnya PT PBU cuma sanggup memberikan 'upeti' sebesar Rp 5,5 miliar. Duit itu diberikan dalam empat kali penyerahan. Yang menerima penyerahan itu adalah Bendahara Korlantas Polri, Kompol Legimo Pudjo Sumarto.
"Duit itu dibungkus kardus bekas makanan dan minuman. Yang ambil pak Legimo sebagai utusan pak Djoko," ujar Maryadi.
Pada persidangan yang lalu, Legimo pun mengakui pernah mengambil uang di PT Pura Baru Utama di Kudus, Jawa Tengah. Dia mengaku mengambil uang itu atas perintah atasannya, Djoko Susilo .
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI Jakarta menerima 149 aduan terkait pembayaran THR di perusahaan swasta.
Baca SelengkapnyaPerusahaan berkomitmen memenuhi tambahan ketersediaan pupuk subsidi untuk para petani.
Baca SelengkapnyaSBY meminta Prabowo memprioritaskan kenaikan gaji prajurit jika terpilih menjadi presiden.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukungnya memenangkan kontestasi pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaOTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaPrabowo menilai Meutya sebagai pimpinan Komisi I DPR sangat paham dengan isu-isu pertahanan ketimbang pihak lain.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSikap Budiman Sudjatmiko yang menolak mundur dari PDIP seusai mendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto dinilai sebagai perilaku pengecut.
Baca Selengkapnya