Diperiksa 10 Jam, Korlap Aksi Asrama Papua di Surabaya Dicecar 28 Pertanyaan
Merdeka.com - Diperiksa selama 10 jam, koordinator lapangan (Korlap) aksi organisasi massa (Ormas) di Asrama Mahasiswa Papua (AMP), Surabaya, Tri Susanti atau dikenal juga sebagai Mak Susi, dicecar 28 pertanyaan oleh penyidik Polda Jatim. Ia pun dicecar seputar kasus perusakan tiang berbendera merah putih dan ujaran kebencian saat insiden di AMP beberapa waktu lalu.
Kuasa hukum Mak Susi, Sahid mengatakan, ia datang ke Polda Jatim pada Senin (26/8) sekitar pukul 13.00 WIB, namun baru diperiksa sekitar pukul 15.00 WIB. Ia pun baru keluar dari ruang penyidik, pada Selasa (27/8) dini hari atau sekitar pukul 01.00 WIB.
Sahid mengatakan, kliennya diperiksa seputar kejadian pada tanggal 14, 15, 16 dan 17 Agustus. Saat itu, Mak Susi mengakui mengundang teman-temannya untuk datang ke muspika kelurahan dan kecamatan.
"Intinya untuk minta dipasang bendera di asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, pada tanggal 14 (Agustus)," ujarnya, Selasa (27/8).
Ia menambahkan, pada saat itu kliennya berkoordinasi dengan muspika kelurahan, kecamatan, dan koramil, untuk memasang bendera. Setelah bendera terpasang pada tanggal 15 Agustus, ternyata bendera tersebut bergeser. Hingga akhirnya, dilakukan pemasangan lagi.
"Setelah itu lah ada insiden yang disebut perusakan bendera. Tapi penyidik bilang, tiang tidak patah, tapi bengkok. Bengkok jadi tiga," ujarnya.
Demikian juga soal bendera yang sobek, ternyata tidak ada sobekan, yang ada bendera itu masuk ke selokan. "Tapi ujung-ujungnya kan sama, pengerusakan. Karena posisinya (tiang bendera) sudah tidak sama. Tiangnya dari besi bengkok jadi tiga," tambahnya.
Terkait dengan kalimat ujaran kebencian, Sahid memastikan jika kliennya tidak pernah mengucapkan kalimat yang bernada provokasi, atau menyebarkan kebencian. Ia menyebut, bahasa yang digunakan oleh kliennya sebagai bahasa standart.
"Gak ada (ujaran kebencian) kita yakin gak ada, bahasanya juga standart aja. Undangan yang dikirimkan pun, juga hanya minta untuk audiensi, untuk diminta pasangkan bendera di asrama, gak ada yang provokatif," tegasnya.
Dikonfirmasi mengenai status Mak Susi, Sahid mengatakan hingga kini ia masih berstatus sebagai saksi. "Masih saksi," tegasnya.
Sebelumnya, Susi sempat meminta maaf kepada masyarakat Papua. Namun Susi menegaskan tindakannya dengan Ormas Surabaya mendatangi AMP untuk meluruskan isu pembuangan dan perusakan tiang berbendera merah putih.
Susi juga menegaskan pihaknya tidak melontarkan kalimat rasis hingga melakukan pengusiran kepada mahasiswa Papua di AMP di Jalan Kalasan Surabaya.
Nama Susi sendiri sempat menjadi sorotan pada perhelatan pemilihan presiden lalu, karena ia menjadi salah satu saksi dari Partai Gerindra di persidangan Mahkamah Konstitusi. Ia sendiri, diketahui merupakan salah satu caleg dari Partai Gerindra di Surabaya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaCerita haru datang dari sosok casis disabilitas yang berhasil lolos dalam seleksi SIPSS tahun 2024. Sosoknya adalah Damara Prisma Suganda.
Baca SelengkapnyaPolisi Tak Tahan Sopir Primajasa, Berstatus Saksi Kecelakaan Maut KM 58 Tol Jakarta Cikampek
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaSiskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaTernyata, ia pernah mengalami ujian hidup yang begitu hebat. Pria itu mengaku bahwa istri dan anaknya sampai pindah keyakinan.
Baca SelengkapnyaPenetapan penahanan terdakwa saat ini berada di bawah wewenang majelis hakim
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap pihaknya.
Baca SelengkapnyaSaat itu, Gus Aab dalam perjalanan dari Jember menuju Yogyakarta untuk menghadiri Konbes NU.
Baca Selengkapnya