Dampak Corona, Penjual Jamu Tradisional Raup Untung Sampai Rp30 Juta Perbulan
Merdeka.com - Akibat wabah Virus Corona (Covid-19) yang semakin meluas berdampak terhadap pendapatan pekerja maupun pelaku usaha. Namun hal itu tidak berlaku bagi salah satu penjual jamu tradisional di Jakarta.
Koko (41) menjelaskan, usaha jamunya baru dijalani sejak dua bulan lalu. Dia mengaku mendapatkan keuntungan yang tinggi di tengah wabah Covid-19.
"Iseng-iseng aja awalnya alhamdulillah laku ternyata. Kalau pemasukan dari awal semakin naik dan langganan makin nambah," katanya di Jalan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (2/4).
Warga Jakarta ini mengungkapkan, dirinya mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp30 juta dari hasil penjualan jamu tradisionalnya, seperti kunyit, kencur, temulawak, jahe, sereh, dan gula aren ini.
"Dari satu gelas besar kan 8 ribu bisa campur gula aren atau susu. Dari itu, sehari kotornya bisa capai 1 juta, ya bersihnya sekitar 700 ribu. Lumayan lah sebulan bisa buat nyicil mobil kali ya," candanya.
Jamu Traditional Jadi Obat Virus Corona?
Sebagai penjual jamu, Koko tidak meyakini atas klaim khasiat jamu tradisional yang jadi obat penyembuh Corona.
"Jamu buat penyembuh Corona, saya jawabnya, ini buat ningkatin imun aja. Karena sampai sekarang belum ada obatnya juga kan," terangnya.
Menurutnya khasiat jamu herbal sangat baik meningkatkan daya tahan tubuh dengan efek samping yang lebih kecil.
"Ada istilah barang siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan, maka ia bersiap-siap. Nah persiapan itu dengan menjaga daya tahan tubuh," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaUMKM di Indonesia baru saja bangkit dari pandemi dan memiliki peran penting dalam perekonominan nasional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaBisnis ini dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk membantu masyarakat memperoleh makanan yang layak konsumsi dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaDiselenggarakannya pameran ini bertujuan untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan entrepreneur baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDi Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaSemua berawal dari melihat Cana (ikan gabus hias) sebagai salah satu ikan hias yang daya tahannya kuat dan memiliki banyak peminat.
Baca Selengkapnya