Ciut nyali melaut sang ahli pembuat pinisi
Merdeka.com - Lengkingan suara mesin potong kayu, kerasnya pukulan martil, menyambut saat berkunjung ke kampung pembuatan kapal pinisi di Tana Lemo, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Puluhan kerangka perahu pinisi berjejer. Pembuatannya dilakukan persis di pinggir pantai berpasir putih.
Kampung ini tidak terlalu luas. Namun, namanya sudah mendunia. Terutama bagi para pecinta kapal. Orang dari belahan Eropa, Asia hingga Amerika, kerap bolak-balik memesan kapal pinisi di sini. Lokasinya lebih kurang 200 kilometer dari Kota Makassar, atau ditempuh selama enam jam menggunakan kendaraan.
Rusdi Mulyadi, salah seorang pembuat kapal pinisi, mengaku keahliannya didapat turun menurun. Dirinya merupakan generasi ke-3. Orang tuanya dahulu merupakan ahli pembuat kapal pinisi.
Haji Ully, begitu biasanya dia dipanggil. Sudah 20 tahun lebih membuat perahu pinisi. Mulai dari desain kapal hingga interior, dikuasai di luar kepala. Meski ahli pinisi, namun nyalinya ternyata ciut bila diajak melaut.
"Kalau jiwa pembuat kapal boleh, tapi kalau buat jiwa pelautnya tidak ada, ciut," kata Ully kepada merdeka.com, Rabu pekan ini.
Ada sejarah panjang hingga warga di kampung itu dikenal sebagai pembuat kapal. Cerita bermula dari karamnya kapal Sawerigading. Di mana rangka kapal ditemukan di Pantai Ara dan layarnya berada di Pantai Bira. Dari sejarah itu akhirnya ada dua kelompok di kampung itu yakni para pembuat kapal dan pelaut. Para pembuat kapal disebut Ara. Sedangkan para pelaut disebut Bira. Para pelaut Bira kerap mengarungi pelbagai samudera di dunia untuk mengantarkan kapal pesanan dibuat orang Ara.
Walau takut melaut, pria 46 tahun itu tetap percaya diri bahwa pinisi buatannya mampu mengarungi kerasnya samudera dunia. Ini terbukti dari banyaknya kapal hasil buah tangannya terparkir di beberapa dermaga dunia. Salah satunya berada di Catalonia, Spanyol. Rasa bangganya itu dia ceritakan kepada para Risers dari Datsun Risers Expedition 2, beberapa waktu lalu.
Kapal buatannya itu dia lihat ketika gelaran ajang balap jet darat F1 tengah berada di Catalonia. Sorotan kamera dari udara kala itu menyorot kapal buatannya. Tentu ini menjadi kebanggaan luar biasa bagi dirinya.
"Saya nonton F1 di televisi, disorot dari kamera ada kapal yang saya buat. Itu sudah dua tahun lalu," ujar Ully.
Harga satu pinisi memang mahal. Itu memperhatikan kualitas, waktu pengerjaan dan bahan dipakai. Rata-rata pengerjaan satu pinisi biasanya memakan waktu hingga satu tahun. Sementara material dipakai biasanya Ully lebih memilih kayu besi dan jati. Jenis kayu itu dipercaya mampu bertahan lama. Paling murah, satu pinisi dibanderol lebih kurang Rp 750 juta. Sejauh ini, harga pinisi termahal buatannya sudah tembus belasan miliar Rupiah. Harga sebesar itu tentu di luar ongkos kirim.
Dalam setahun Ully mampu membuat lima kapal pinisi. Para pemesannya lebih banyak pengusaha. Biasanya mereka memesan pinisi untuk menunjang bisnis pariwisata. Namun, ada juga pemesan untuk keperluan pribadi.
Tersohornya pembuatan kapal pinisi membuat Serkan dari Istanbul, Turki, kepincut memesan. Pengusaha di bidang pariwisata itu mengaku banyak mendapat informasi dari para rekannya untuk memesan kapal di kampung pinisi.
Sudah 10 bulan kapal pesanan Sarken digarap. Dia memesan kapal berukuran panjang 40 meter dan lebar 9 meter. Di dalam kapal akan diisi kamar hingga restoran. Diperkirakan empat bulan ke depan kapal pesanannya bakal rampung. Sejauh ini Serkan sudah merogoh kocek lebih kurang Rp 6 miliar. Angka itu belum keseluruhan hingga pinisi pesanannya benar-benar beres dan telah dikirim. Apalagi bahan dipesan Serkan benar-benar kualitas nomor wahid.
"Saya tahu di sini pembuat pinisi sangat baik. Seseorang kasih tahu saya dan saya cari di internet, dan pembuat kapal lain juga rekomendasikan saya ke sini," cerita Serkan kepada merdeka.com.
Nantinya pinisi pesanannya bakal dipakai untuk wisata di Raja Ampat, Papua. Sebab, di sana dia memiliki sebuah penginapan bernama Papua Explorers Dive Resort.
Selama menjalani usaha pembuatan kapal pinisi, tawar-menawar masalah harga sudah biasa. Kepuasan konsumen tentu tetap jadi utama baginya. Maka itu mempertahankan kualitas menjadi kunci penting dalam menjalani usahanya ini.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
60 Pantun Jawa Lucu yang Kocak, Cocok untuk Hiburan Sehari-hari
Merdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaAnies Ingatkan TNI-Polri dan ASN soal Netralitas: Sumpah Itu di Atas Instruksi Atasan
Anies meyakini, TNI-Polri hingga ASN bakal bersikap netral sesuai sumpah dan UUD 1945 untuk tidak memihak
Baca SelengkapnyaTak Kalah Megah dengan Pendahulunya, Ini Potret KRI Bima Suci Kapal Layar Kebanggaan TNI AL
Kapal ini merupakan pengganti KRI Dewaruci, kapal layar yang sudah dua kali mengelilingi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selamat! 19 Perwira TNI AD Pecah Bintang, ini Daftar Namanya Kini Bintang 1 di Pundak
Berikut daftar nama 19 perwira TNI AD yang kini pecah Bintang 1 di pundak.
Baca SelengkapnyaTidak Dibuang ke Laut, Pria Ini Tunjukkan Ruang Penyimpanan Jenazah di Kapal Pesiar
Bukan dibuang ke laut, ini potret ruangan khusus untuk menyimpan jenazah di dalam kapal pesiar.
Baca SelengkapnyaPotret Kamar Pensiunan Jenderal Menantu Eks Panglima ABRI, di Dalamnya Ada Lemari Unik Bikin Melongo
Potret Kamar Pensiunan Jenderal Menantu Eks Panglima ABRI, di Dalamnya Ada Lemari Unik Bikin Melongo
Baca Selengkapnya35 Pantun Perkenalan Nama Lucu dan Unik, Ampuh Bikin Orang Terkesan
Merdeka.com merangkum informasi tentang pantun perkenalan nama lucu dan unik yang ampuh untuk bikin orang terkesan.
Baca SelengkapnyaLima Cara Ampuh Hindari Mabuk Perjalanan saat Mudik Naik Kapal Laut
Maka, sebaiknya pilih posisi tempat duduk di bagian tengah kapal untuk menghindari mabuk laut saat melakukan perjalanan mudik.
Baca SelengkapnyaSuaminya Kapten Istrinya Lettu, Potret Pasutri Sama-sama Perwira TNI AU ini Begitu Serasi 'Istri Ku Adik Letting Ku'
Sama-sama perwira TNI AU, sang suami diketahui berpangkat kapten. Sementara sang istri mengabdi di satuan dengan pangkat Letnan Satu atau Lettu.
Baca Selengkapnya