Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Eks Pentolan NII Rekrut Mahasiswa Cuma Butuh 20 Menit

Cerita Eks Pentolan NII Rekrut Mahasiswa Cuma Butuh 20 Menit Eks Pendiri NII Ingatkan Mahasiswa Waspada Paham Radikal di Riau. ©2019 Merdeka.com/Abdullah Sani

Merdeka.com - Pendiri kelompok radikalisme Negara Islam Indonesia yang sempat tenar dan mengkhawatirkan Ken Setiawan, mengingatkan agar para mahasiswa di Riau untuk mewaspadai perekrutan paham radikal. Ken menyebutkan, seseorang yang masuk ke paham radikal hingga melakukan aksi terorisme hingga merugikan keluarga sendiri.

‎"Dulu, saya hanya butuh 20 menit maksimal 2 jam untuk merekrut anggota NII yang baru. Saya memengaruhi target, terutama mahasiswa untuk menerima paham radikal NII," ujar Ken menceritakan pengalamannya menyebarkan paham radikal.

Itu disampaikan Ken dalam Diskusi Indonesia Damai Tanpa Hoax, Intoleransi, dan Ekstremisme yang diselenggarakan Mabes Polri, Kamis (24/1).

Ken mengaku pernah mendapat penghargaan perekrut terbaik saat masih menjadi anggota NII sekitar tahun 2000 silam. Di hadapan seratusan mahasiswa di Kota Pekanbaru, Ken menceritakan pengalamannya menjadi salah satu perekrut aktif NII pada tahun 2000 hingga 2003 itu mengatakan mahasiswa dan kalangan pelajar merupakan target utama kelompok radikal.

Selain Ken, sosialisasi pencegahan paham radikalisme itu juga diikuti Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) Riau, Saifunnajar dan Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau, Zulhusni Domo menjadi pemateri kegiatan tersebut.

Menurut Ken, pergerakan NII pada dua dekade lalu menyasar kalangan muda, terutama mahasiswa yang jauh dari pengawasan orang tua. Bahkan jika mahasiswa yang memiliki pengetahuan agama ‎hanya sekedarnya saja, Ken menyebutkan itu sasaran target paling empuk untuk dipengaruhi.

"‎Saya dulunya juga tukang 'cuci otak', atau sebutan umum praktik perekrutan tersebut memanfaatkan kelemahan pemahaman mahasiswa tentang Islam serta sikap tidak kritis. Mahasiswa yang tidak kritis akan sangat mudah untuk dipengaruhi dan menelan mentah-mentah paham radikal," ucap Ken.

Seorang mahasiswa yang sudah terpengaruh paham radikal akan mudah untuk dikendalikan. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan mahasiswa dengan mudahnya membohongi orangtua. Itu dilakukan agar mendapatkan dana dari orangtua untuk memuluskan aksi radikal yang sedang dijalaninya.

Ken mencontohkan, ada seorang mahasiswa yang sudah terpengaruh akan meminta uang kuliah, padahal mereka sudah drop out.

"Ada juga mahasiswa yang meminta uang hingga Rp300 juta pada orang tua untuk mengganti alat laboratorium, padahal dia sudah DO. Ibunya sampai datang ke kampus untuk menanyakan perbuatan anaknya kok disuruh ganti hingga ratusan juta. Akhirnya si dosen menceritakan bahwa anak ibu itu sudah dikeluarkan dari kampus," kata Ken.

‎Ken mengatakan perekrutan kelompok radikal terus berubah dari masa ke masa. Berbeda pada awal tahun 2000 an, saat ini pergerakan kelompok radikal lebih fleksibel. Mereka menyamar agar diterima di tengah-tengah masyarakat.

"Kalau dulu saya merampok dan mencuri untuk dapat uang, tapi sekarang mereka yang menyebarkan paham radikal itu membuat yayasan‎ lalu memungut uang dengan berpura-pura untuk pembangunan. Mereka punya tanda pengenal yayasan, minta sumbangan. Ini yang merusak nama baik kelompok tertentu," kata Ken.

Jika sebelumnya dilakukan di kampus untuk merekrut anggota baru, kini mereka melakukannya di tempat kumpul anak-anak muda. Bahkan, mereka juga memanfaatkan alumni kampus sebagai jembatan perekrutan mahasiswa. Hal itu yang sebelumnya terjadi di Universitas Riau, saat Densus 88 menangkap tiga terduga teroris pada 2018 lalu.

"Bersama-sama kita harus mewaspadai. Peduli dengan lingkungan dan perbanyak kegiatan positif," ujar Ken.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya
Pesan Tegas Kasal M. Ali ke Ratusan Perwira TNI Nakes usai 7 Bulan Digembleng di Lembah Tidar

Pesan Tegas Kasal M. Ali ke Ratusan Perwira TNI Nakes usai 7 Bulan Digembleng di Lembah Tidar

Sebanyak 134 prajurit jalani pelatihan selama 7 bulan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.

Baca Selengkapnya
Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian

Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian

Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian

Baca Selengkapnya
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.

Baca Selengkapnya
Gelar Diskusi Beasiswa Bersama Mahasiswa se-Riau, Raja Juli: Kuliah Adalah Tiket Kehidupan

Gelar Diskusi Beasiswa Bersama Mahasiswa se-Riau, Raja Juli: Kuliah Adalah Tiket Kehidupan

Dia berharap anak muda Riau semakin banyak termotivasi untuk bisa berkuliah ke luar negeri.

Baca Selengkapnya
Satu KKB Tewas Ditembak saat Serang Pos TNI di Intan Jaya

Satu KKB Tewas Ditembak saat Serang Pos TNI di Intan Jaya

KKB melakukan penyerangan dari arah pemukiman warga.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen

Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen

Usahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.

Baca Selengkapnya